Analis Optimistis Saham BCA Bisa Bergerak ke Rp 38.000/unit
Wednesday, February 10, 2021       11:47 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah merilis laporan keuangan awal pekan ini, Senin (9/2/2021), pelaku pasar tampaknya optimisitis harga saham PT Bank Central Asia Tbk (). Salah satu broker di Bursa Efek Indonesia, Panin Sekuritas, memasang target harga saham BCA ke level Rp 38.000/unit.
Dalam riset yang dipublikasi kemarin, Selasa (9/1/2021), Panin Sekuritas memberikan rekomendasi beli (buy) untuk saham BCA dengan target price Rp 38.000/unit.
"Kami positif untuk outlook perseroan, khususnya di segmen digital, dimana super app yang akan diluncurkan di 2Q21 akan menjadi katalis positif. Kami masih merekomendasikan BUY dengan target harga Rp38.000 (implied PB 4,0x di 2021)," tulisNico Laurens AnalisPanin Sekuritas tersebut.
Ada empat faktor yang menjadi katalis positif BCA:
  1. pertumbuhan yang positif,
  2. kualitas aset dan manajemen risiko yang baik,
  3. ekspansi digital yang agresif serta
  4. likuiditas yang lebih kuat dengan funding cost yang rendah.

Dalam riset ini diuraikan, pertumbuhan DPK (Dana Pihak Ketiga) BCA tumbuh sebesar19,3% YoYmenjadi Rp 840,7 triliun.Pendorongnya adalah rasio dana murah alias (Current Account Saving Account) meningkat 76,6% pada Desember 2020, naik 1,1% dibandingkan Desember 2019.
Ekspansi digital, terutama kerjasama BCA dengan fintech dan e-commerce, jadi faktor pendorong pertumbuhan .
Selain itu, produk yang muncul akibat kebijakan new normal saat pandemi Covid-19 menghantam, seperti fitur lifestyle di mBCA, pembayaran debit online, QRIS dan pembayaran nirsentuh (contactless payment) EDC membantu menopang pertumbuhan dana murah.
Pihak BCA mengindikasikan DPK masih akan tumbuh, meskipun lebih rendah di tahun depan. Likuiditas juga masih akan ditopang stimulus pemerintah, seperti subsidi gaji dan anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Dalam riset tersebut, PaninSekuritas juga menulis, ada indikasi dari manajemen DPK masih akan tumbuh,tapi lebih rendah di tahun depan, dimana likuiditas di perbankan masih akan didorong oleh dukungan pemerintah, seperti subsidi gaji dan anggaran PEN. Likuiditas tercatat masih kuat, dimana saat ini LDR di 65,8% di 2020 (2019: 80.5%).
Meskipun segmen kredit konsumer masih tercatat melemah dan turun 10,8% menjadi Rp158,3 triliun tapi bisa ditahan dari segmen kredit properti.
Tapi, nampaknya segmen konsumer masih relatif flat di tahun depan, akibat masih lesunya permintaan untuk properti dan otomotif.
Emiten dengan kapitalisasi pasar Rp853,06 triliun ini mematok target kredit bakal tumbuh 4%-6% di 2021. Faktor pendorongnya masih segmen korporasi, khususnya sektor CPO, perusahaan berbasis ekspor serta infrastruktur.
Selain itu, menurut analisis Panin pada Selasa (9/2/2021), NIM (net interest margin) diperkirakan akan merosot ke level 5,1-5,5% pada tahun ini, akibat terbatasnya ruang pemangkasan cost of fund.
Dari soal kualitas aset, saat ini sedang merestrukturisasi Rp108,5 triliun, dengan LAR (Loan at Risk) relatif flat sebesar 18,8%, dari posisi 18,5% pada September 2020.
Pada tahun ini, perseroan menargetkan LAR di angka 14-15. Sementara, 30-35% dari kredit direstrukturisasi diperkirakan akan kembali normal pada 2021. Selain itu, cost of credit diperkirakan turun menjadi 1,3-1,5& pada tahun ini, dari angka 1,7% pada 2020.
Pada pembukaan pasar Rabu, 10/2/2021, saham dibuka naik 1% ke 35.250 dari penutupan hari sebelumnya di angka 34.900.
Seperti diketahui, selama kuartal IV-2020 BCA membukukan laba bersih sebesar Rp 7,1 triliun turun 7,2% secara year-on-year (YoY). Sementara, sepanjang 2020 mencatatkan laba bersih sebesar Rp27,1 triliun, turun sebesar 5% (YoY).
Dalam paparan yang disampaikan Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn pada Senin (8/2/2021), disebutkan selama 2020 rata-rata kredit tumbuh 4,7% secara tahunan.
"Sejalan dengan komitmen itu, rata-rata kredit tumbuh 4,7% secara tahunan (YoY), sedangkan total fasilitas kredit untuk bisnis meningkat 5% YoY," kata Hera.
Pada perdagangan hari ini, harga saham BCA tercatat terkoreksi 1,15% ke level Rp 34.525/unit. Koreksi saham BCA membuat, Indeks Harga Saham Gabungan masuk zona merah.

Sumber : cnbcindonesia.com