Analis Perkirakan The Fed akan Membiarkan Gejolak di Pasar Obligasi
Monday, September 20, 2021       17:04 WIB

Ipotnews - Gejolak besar ( tantrum ) di pasar obligasi yang mendorong imbal hasil bisa menjadi prospek yang menakutkan bagi bank sentral, namun Federal Reserve AS diperkirakan akan membiarkan aksi jual yang mengangkat imbal hasil US Treasury ke tingkat yang lebih timggi sehingga mencerminkan kondisi ekonomi yang kuat.
Imbal hasil yang terus-menerus rendah, adalah ciri pasar obligasi di seluruh negara maju. Kebanyakan bank sentral tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga dan tabungan global yang melimpah yang membuat permintaan surat utang tetap konstan.
Tetapi di Amerika Serikat kontradiksi antara pemulihan ekonomi dan imbal hasil obligasi paling mencolok.
Bahkan dengan pertumbuhan diperkirakan akan melampaui 6% tahun ini dan kemungkinan "tapering" untuk program pembelian obligasi Fed pada akhir tahun ini, imbal hasil US Treasury 10-tahun masih tertahan di atas 1,3%.
Menurut Padhraic Garvey, kepala penelitian untuk Amerika di ING Bank, The Fed mungkin menyambut baik imbal hasil yang rendah pada tahap awal pemulihan ekonomi, tetapi sekarang The Fed membutuhkan obligasi untuk merespon akhir dari resesi terkait pandemi,
Harga saat ini, kata para analis, terlihat lebih konsisten dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi, sedangkan imbal hasil yang lebih tinggi akan lebih menyelaraskan pasar dengan sinyal yang datang dari bank sentral.
"Untuk memfasilitasi itu, kami berpendapat bahwa perlu ada adanya  tantrum . Jika The Fed mengumumkan  tapering  ... dan tidak ada  tantrum  sama sekali, itu sebenarnya masalah bagi The Fed," ujar Garvey, seperti dikutip Reuters, Senin (20/9).
Analis mengatakan  tantrum  pasar obligasi akan mendorong kenaikan imbal hasil 75-100 basis poin (bps) dalam beberapa bulan.
"Taper tantrum" pada tahun 2013 mendorong imbal hasil AS lebih dari 100 bps dalam empat bulan setelah bos The Fed Ben Bernanke mengisyaratkan pelonggaran langkah-langkah stimulus.
Tetapi lonjakan imbal hasil yang mendadak seperti itu tampaknya tidak mungkin saat ini, mengingat The Fed telah sangat jelas menyebutkan rencananya untuk mengurangi pembelian obligasi. Dan seperti yang ditunjukkan pada tahun 2013, gejolak pasar obligasi membawa efek samping yang buruk termasuk penjualan ekuitas dan biaya pinjaman yang lebih tinggi di seluruh dunia.
Akan cukup menggembirakan, kata para analis, jika  benchmark  imbal hasil naik 30-40 bps menjadi 1,6%-1,8%.
The Fed dan bank membutuhkan amunisi
Selain menginginkan imbal hasil yang lebih tinggi agar lebih mencerminkan laju pertumbuhan ekonomi, The Fed juga perlu mendapatkan kembali beberapa amunisi untuk melawan pembalikan ekonomi di masa depan.
The Fed  funds rate  - suku bunga  overnight  yang menjadi panduan biaya pinjaman AS - berada pada posisi nol hingga 0,25%, dan para pembuat kebijakan AS - tidak seperti Bank of Japan dan Bank Sentral Eropa - enggan menerapkan suku bunga negatif.
The Fed tidak ingin berada di posisi ECB dan BOJ, yang opsi stimulusnya saat ini terbatas pada pemotongan suku bunga lebih jauh ke wilayah negatif, atau membeli lebih banyak obligasi untuk menanggung pengeluaran pemerintah.
Jim Leaviss, kepala investasi di M&G Investments untuk surat utang publik berpendapatan tetap, mengatakan bahwa para pembuat kebijakan mungkin ingin suku bunga dana Fed berada di level 2%, "Jadi, ketika kita berakhir pada penurunan berikutnya, Fed akan memiliki ruang untuk memangkas suku bunga tanpa mencapai batas bawah nol dengan cepat," ujarnya.
Alasan lain untuk menyambut imbal hasil yang lebih tinggi adalah karena bank menginginkan kurva imbal hasil yang lebih curam demi meningkatkan daya tarik yang membuat pinjaman jangka panjang dapat didanai pinjaman jangka pendek dari deposan atau pasar.
Thomas Costerg, ekonom senior di Pictet Wealth Management, mencatat bahwa kesenjangan antara The Fed  funds rate  dan imbal hasil US treasury 10-tahun yang sekarang sekitar 125 bps, jauh di bawah rata-rata 200 bps yang terlihat selama puncak ekspansi ekonomi sebelumnya.
Ia percaya The Fed akan mendukung kemiringan imbal hasil 200 bps, "bukan hanya karena akan memvalidasi pandangan mereka bahwa siklus ekonomi baik-baik saja, tetapi juga karena kemiringan 200 bps sehat untuk transformasi maturitas sektor perbankan." (Reuters)

Sumber : Admin

berita terbaru
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:51 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TBIG
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:45 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of APIC
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:42 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ABDA
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:38 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of HOKI
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:35 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BMSR
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:31 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBSS
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:28 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBLD
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:24 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ASSA