Anggarkan Capex Rp1,3 Triliun, AALI Tak Pasang Target Muluk Tahun Ini
Wednesday, February 19, 2020       14:16 WIB

Ipotnews - PT Astra Agro Lestari Tbk () tahun ini tidak memasang target muluk atas volume produksi lantaran musim kemarau yang panjang di tahun lalu diperkirakan masih berdampak pada produksi.
Menurut Direktur Utama , Santosa, produksi pada tahun ini akan sama dengan tahun lalu. Adapun, sampai kuartal III tahun lalu, volume penjualan naik 10% secara tahunan menjadi 1,7 juta ton.
Apalagi usia tanaman sudah banyak yang mature di atas usia 15 tahun. "Profil memang berbeda dengan industri CPO. Jika produsen CPO lain sedang sangat tinggi produksinya kami tidak seperti itu," ujar Santosa seperti dikutip Kontan, Selasa (18/2).
Saat ini, total lahan seluas 285.000 hektar (ha). Terdiri dari 220.000 ha lahan inti sedangkan sisanya milik plasma.
Untuk itu, perusahaan perkebunan milik grup Astra ini setiap tahun melakukan penanaman kembali, yakni replanting sekitar 5.000 sampai 6.000 hektar.
Kondisi ini pula yang membuat perusahaan ini sangat tergantung akan harga jual. "Kami berharap harga jual tahun ini jauh lebih baik dibanding tahun lalu. Apalagi menengok harga jual di Januari 2020 bisa sampai ke RM 3.000," kata Santosa.
Sebab, jika harganya anjlok lagi seperti tahun lalu, laba bersih perusahaan ini bisa saja berubah status menjadi rugi. "Idealnya harga jual CPO untuk kami agar minimal stagnan seperti tahun lalu, harga harus naik Rp400 per kilogram," jelas Santosa. Tahun lalu, harga jual rata-rata CPO hingga kuartal III 2019 adalah Rp6.700 per kg.
Hingga kuartal III tahun lalu, laba bersih sebesar Rp111,18 miliar, turun 90,1% secara year on year. Sementara pendapatan perusahaan ini turun 9,95% menjadi Rp12,39 triliun.
Lantaran Tahun 2020 masih akan menjadi tahun yang berat bagi , perseroan hanya akan menganggarkan belanja modal alias  capital expenditure  (capex) senilai Rp1,3 triliun.
Anggaran tersebut jauh lebih kecil dibandingkan anggaran tahun lalu sebesar Rp 1,5 triliun. Santosa menjelaskan, separuh dari anggaran belanja modal akan digunakan untuk menanam kembali alias  replanting . "Karena ini program kami jangka panjang dan tidak boleh berhenti," ujarnya.
Kemudian 30% akan digunakan untuk biaya infrastruktur dan biaya perawatan pabrik. (winardi)

Sumber : Admin