Apakah Saham BBCA Bisa Tembus Rp 35.000, Kapan?
Monday, August 31, 2020       09:26 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank Central Asia Tbk(), bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni sebesar Rp 800,67 triliun, mulai naik dan berada pada jalur positif sertamendekati level harga yang dicapai pada awal tahun yakni di level Rp 34.000-an.
Level harga yang cukup tinggi itu dicatatkan bank milik Grup Djarum ini sebelum pandemi Covid-19 melanda Tanah Air yang menghantam hampir semua sektor dan menekan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ). Tapi setelah pandemimelanda sejak 2 Maret silam, kinerja saham-saham di BEImulai ambles dan kini perlahan membaik.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (28/8/2020), IHSG ditutup minus 0.46% di level 5.346 dansejak awal tahun hingga Jumat lalu (year to date) minus 15,35%.
Data BEImencatat, saham BCApada perdagangan pekan lalu juga ditutup minus 1,59% di posisi Rp 32.475/saham dengan nilai transaksi Rp 339,57 miliar dan volume perdagangan 10,46 juta saham.
Sepekan terakhir, saham BCAnaik 2,61% dan sebulan terakhir sahamnya naik 6,48%. Dalam 3 bulan terakhir saham bank yang dipimpin JahjaSetiaatmadjaini menguat 38,78% dan 6 bulan terakhir minus 4,49%. Sementara itu, secara year to date, saham minus 2,84%.
Saham BCApaling tinggi terjadi pada 17 Januari silam yakni Rp 34.375/saham dan terendah dialami pada 23 Maret yakni ambles hingga menjadi Rp 22.150/saham.
Bank investasi asal Amerika Serikat, Morgan Stanley, pun merilis riset terbaru mengenai perbankan kelas kakap di Indonesia, termasuk . Bahkan bank yang didirikan di New York pada 1931 ini pun memberikan target harga (target price) dari bank-bank papan atas RI.
Dalam riset bertajuk Indonesia Banks, M&A Higher Foreign Participation to Enhance Capital Base and Efficiency, Morgan Stanley memprediksi potensi kenaikan harga saham bank-bank BUKU IV (bank umum kelompok usaha), yang memiliki modal inti di atas Rp 30 triliun.
Salah satunya yakni BCA, hargasahamnya diperkirakan akan mencapai Rp 35.286 dari posisi saat ini di kisaran Rp 32.239/saham.
Beberapa katalis yang mendorong kenaikan saham antara lain, pertumbuhan kredit perseroan yang lebih terakselerasi dari yang diperkirakan, terutama di segmen bisnis dan perolehan margin laba bersih yang cukup  resilient .

Morgan StanleyFoto: Morgan Stanley
Morgan Stanley

Selama 6 bulan pertama tahun ini, BCAmencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 12,24 triliun, turun 4,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy) sebesar Rp 12,86 triliun.
"Pandemi berdampak pada perlambatan berbagai aktivitas bisnis di beragam industri, sehingga mengakibatkan lebih rendahnya permintaan kredit khususnya pada bulan Maret hingga Juni 2020," kata manajemen BCA.
Kredit tumbuh sebesar 5,3% YoY menjadi Rp 595,1 triliun pada Juni 2020 ditopang oleh pertumbuhan kredit korporasi. BCA membukukan kredit korporasi sebesar Rp 257,9 triliun, meningkat 17,7% YoY, sementara kredit komersial dan UKM turun 0,9% YoY menjadi Rp184,6 triliun.
Pada portofolio kredit konsumer, KPR tumbuh flat 0,3% YoY menjadi Rp 91,0 triliun dan KKB (kredit kendaraan bermotor) turun 11,9% YoY menjadi Rp 42,5 triliun.
Saldo outstanding kartu kredit turun 18,6% YoY menjadi Rp10,6 triliun akibat penurunan konsumsi domestik. Total portofolio kredit konsumer turun 5,1% YoY menjadi Rp146,9 triliun.
"BCA fokus mendukung nasabah untuk menghadapi kondisi perlambatan bisnis dengan memberikan restrukturisasi kredit secara selektif pada berbagai segmen," kata JahjaSetiaatmadja dalam pernyataan resminya.
Salah satu sentimen positif BCAke depan ialah rencana merger entitas anak yakni BCASyariah dengan PT RabobankIndonesia yang sudah diakuisisi sebelumnya.
Nantinya, merger ini akan memperkuat lini bisnis BCA Syariah, terutama di pengembangan layanan digital selain di segmen komersial dan UMKM .
Direktur BCA, Vera Eve Lim menyampaikan, potensi bisnis bank syariah punya pangsa pasar yang besar di tanah air. Oleh sebab itu, dengan merger dengan Rabobank, modal BCA Syariah diperkirakan akan mencapai Rp 2 triliun. Rencananya, aksi korporasi ini akan dilaksanakan mulai awal tahun depan.
"Modal BCA Syariah setelah merger bisa mendekati Rp 2 triliun, nanti kita sampaikan secara official. Kalau semua berjalan lancar, bisa dilakukan awal tahun depan," kata Vera, dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (28/8/2020).
Vera melanjutkan, saat ini BCA Syariah masuk kategori Bank Umum Kelompok Usaha ( BUKU ) II dan sedang fokus menyiapkan proses merger. Pada saat ini, BCA sedang meminta restu dari Otoritas Jasa Keuangan terkait peleburan BCA Syariah dengan Rabobank.
Seperti diketahui, pemegang saham BCA telah menyetujui akuisisi penuh saham PT Bank Rabobank International Indonesia (Rabobank) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan pada 30 Juli 2020.
BCA dan entitas anak PT BCA Finance membeli masing-masing 3.719.069 dan 1 saham dari para pemegang saham Rabobank yang mewakili 100% dari total saham yang telah ditempatkan dan disetor pada Rabobank.
"Total nilai rencana akuisisi akan mengacu kepada premium yang bersifat tetap sebesar US$ 20,5 juta ditambah dengan 1 x adjusted book value pada saat penyelesaian (closing) yang diperkirakan rampung di September 2020," demikian keterangan pers BCA.
(tas/tas)

Sumber : cnbcindonesia.com