BCA raup laba bersih Rp 28,5 triliun sepanjang 2019
Thursday, February 20, 2020       16:53 WIB

JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk () masih mencatat kinerja yang mumpuni di tengah perlambatan kinerja industri perbankan. Tahun lalu, bank swasta terbesar di tanah air ini berhasil meraup laba bersih Rp 28,5 triliun, tumbuh 10,5% dari tahun sebelumnya.
"Kami berhasil, mencatat pertumbuhan kinerja yang baik tahun lalu, dengan kenaikan laba sebelum provisi dan pajak 15,5% ditopang pertumbuhan laba operasional 13,6%," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja saat paparan kinerja, Kamis (20/2).
Dari fungsi intermediasi, BCA berhasil mencatat pertumbuhan kredit yang masih mumpuni sebesar 9,5% dengan total nilai Rp 603,74 triliun. Pertumbuhan utamanya didukung oleh segmen bisnis, termasuk kredit korporasi yang tumbuh 11,1% menjadi Rp 236,9 triliun dan peningkatan kredit komersial & SME sebesar 12,0% menjadi Rp 202,9 triliun pada Desember 2019.
Sementara itu, kredit konsumer tumbuh 4,3% menjadi Rp 158,3 triliun, di mana segmen KPR tumbuh 6,5% menjadi Rp 93,7 triliun, KKB turun 1,1% menjadi Rp 47,6 triliun, dan  outstanding  kartu kredit tumbuh 9,4% menjadi Rp14,1 triliun.
Pada periode yang sama, pembiayaan syariah tumbuh 15,2% menjadi Rp5,6 triliun.
Pertumbuhan kredit BCA yang berkelanjutan dapat tercapai berkat kualitas kredit yang terjaga melalui penerapan prinsip kehati-hatian secara konsisten. NPL tercatat pada level 1,3% pada Desember 2019, dibandingkan 1,4% pada tahun sebelumnya.
"Kami berkomitmen untuk terus melakukan investasi jaringan dan menciptakan inovasi digital untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berkembang. Dengan upaya-upaya tersebut, BCA dapat mencapai pertumbuhan dana inti yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 9,9%, menjadi Rp 532,0 triliun dan berkontribusi sebesar 75,5% dari total dana pihak ketiga pada Desember 2019," sambung Jahja.
Jumlah rekening dana pihak ketiga juga menunjukkan tren peningkatan, sebesar 14,2% dan hampir mencapai 22 juta rekening pada akhir 2019 melalui layanan pembukaan rekening  online  maupun di cabang.
Sementara itu, deposito tumbuh 14,4%, mencapai Rp172,8 triliun. Pada akhir tahun, total dana pihak ketiga tumbuh sebesar 11,0% menjadi Rp704,8 triliun.
Peningkatan beban operasional juga diimbangi oleh pertumbuhan pendapatan operasional.
Di sisi pendapatan, BCA membukukan pertumbuhan pendapatan operasional sebesar 13,6% menjadi Rp 71,6 triliun, didukung oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 12,1% menjadi Rp 50,8 triliun dan pertumbuhan pendapatan operasional lainnya sebesar 17,5% menjadi Rp20,8 triliun.
Sedangkan di sisi biaya, beban operasional meningkat 11,2% menjadi Rp30,7 triliun, sehingga rasio  cost to income  (CIR) terkelola dengan baik dan tercatat sebesar 43,7%, turun dari tahun 2018 yang sebesar 44,3%.
Sementara rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) tercatat pada level yang sehat masing-masing sebesar 23,8% dan 80,5%. Rasio pengembalian terhadap aset (ROA) tercatat sebesar 4,0% sementara rasio pengembalian terhadap ekuitas (ROE) sebesar 18,0%.
Pada 2019 BCA mencatat suatu peristiwa penting yaitu penyelesaian akuisisi Bank Royal. Aksi korporasi tersebut sejalan dengan program konsolidasi perbankan nasional.
Memasuki tahun 2020, BCA tetap optimistis terhadap potensi ekonomi Indonesia dan soliditas sektor perbankan nasional.
"Kami akan mengkaji berbagai peluang bisnis dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian di tahun 2020. Komitmen dalam memahami kebutuhan nasabah dan beradaptasi terhadap dinamika lingkungan bisnis akan menjadi kunci dalam menangkap peluang-peluang bisnis ke depan. BCA akan kembali berinvestasi dalam memperkuat kapabilitas di bidang teknologi digital untuk terus meningkatkan keunggulan kompetitifnya," ujar Jahja.

Sumber : KONTAN.CO.ID

berita terbaru