BEI Bantu Fasilitasi Jaringan Investor Perusahaan Start Up
Friday, January 12, 2018       19:12 WIB

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memfasilitasi perusahaan rintisan ( start up ) dalam IDX Incubator untuk mendapatkan investor. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat permodalan perusahaan rintisan tersebut, sehingga terjadi peningkatan skala bisnis.
Kepala Divisi Pengembangan Investor BEI Irmawati Amran mengatakan, pihaknya berupaya membantu strategi pendanaan perusahaan  para start up.  Selain itu, pihaknya akan membina dan mendukung untuk peningkatan bisnis maupun tata kelola perusahaan ( good corporate governance /GCG).
"Kami berharap mereka dapat menjadi investor untuk klasifikasi pendanaan  seed funding  bagi beberapa  start up  di IDX Incubator. Dalam hal pendanaan perusahaan  start up , biasanya dalam tahap awal itu disebut  pre seed  dengan nilai investasi Rp 200 juta,  seed funding  Rp 500 juta,  pre  seri A Rp 10 miliar, sampai akhirnya mungkin dapat memilih opsi penawaran umum perdana ( initial public offering /IPO)," ujar Irmawati di Jakarta, Kamis (11/1).
Terkait IPO saham perusahaan  start up , dia mengungkapkan, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan. Dari aspek  net tangible assets  (NTA) sebesar Rp 5 miliar, keberadaan direktur dan komisaris independen, komite audit sampai sekretaris perusahaan, maupun persoalan kesiapan mental dari manajemen  start up  yang akan IPO ke depan.
"Persoalan yang terkahir tidak hanya dialami para  start up , tapi perusahaan lainnya juga bisa menghadapi hal yang sama. Soalnya memang banyak hal ya g perlu diurus maupun dipahami jika ingin IPO dan menjadi perusahaan terbuka," tegas dia.
Sejauh ini, Irmawati mengakui, baru beberapa  start up  binaan IDX Incubator yang sudah memebuhi persyaratan NTA Rp 5 miliar. "Tipe investor  start up  itu bermacam-macam, antara lain  angel investor  dan  venture capital . Nah khusus  venture capital  biasanya masuk saat  start up  sudah level yang lebih tinggi lagi dan opsi exit-nya biasanya melalui IPO," papar dia.
Meski demikian tidak semua perusahaan  start up  perlu mendapat investasi dari perusahaan modal ventura, sebelum akhirnya memutuskan menggalang dana dari IPO. Sebab salah satu  start up  yang IPO pada 2017, yakni PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (), justru lebih memilih melantai di BEI.
PSAK
Berdasarkan pembicaraan dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Irmawati mengungkapkan, ada peluang bahwa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) baru untuk dapat menghitung kapitalisasi program. Padahal, sebelumnya PSAK tersebut cukup ditunggu beberapa kalangan, karena diharapkan membantu para start up untuk dapat memenuhi salah satu standar untuk IPO.
"Berdasarkan pembicaraan, ternyata bisa menghitung kapitalisasi program dengan PSAK yang ada. Dari AIA berniat mengadakan edukasi lebih lanjit untuk dapat menjelaskan hal tersebut," papar dia. (dka)

Sumber : INVESTOR DAILY