BI Mulai Tapering Maret 2022, Ekonomi RI Diprediksi Tetap Tumbuh di Atas 5% 
Friday, January 21, 2022       14:17 WIB

Ipotnews - Bank Indonesia (BI) akan mulai mengurangi pelonggaran likuiditas (tapering off) di perbankan pada akhir Q1 2022. Kebijakan ini diprediksi tak menghambat pemulihan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022.
"Saya kira ini tak akan berpengaruh menghambat economic recovery. Perkiraan kami pertumbuhan ekonomi RI tahun ini tetap 5,1% yoy," kata Macroeconomic Analyst, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (), Irman Faiz saat dihubungi Ipotnews, Jumat (21/1).
Irman menambahkan pengetatan kebijakan BI ini akan mengurangi likuiditas rupiah yang beredar di pasar. Tujuannya agar perkembangan inflasi Indonesia pada 2022 tidak melebihi batas atas proyeksi BI. "Kami memperkirakan likuiditas rupiah akan terserap sampai Rp210 triliun," ujar Irman.
Walau demikian, Irman optimis bahwa kebijakan penaikan GWM perbankan oleh BI tidak akan memperlambat laju pemulihan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasalnya kondisi likuiditas perbankan saat ini dalam kondisi melimpah. Kebijakan BI ini diyakini tidak akan membuat likuiditas menjadi kering.
"Penyaluran kredit perbankan terhadap dunia usaha tidak akan terhambat karena kekurangan likuiditas. Jadi pemulihan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan terganggu pada tahun ini," tutup Irman.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, normalisasi likuiditas ini akan dilakukan dengan menaikkan secara bertahap Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah untuk Bank Umum Konvensional (BUK), GWM rupiah untuk Bank Umum Syariah (BUS), maupun Unit Usaha Syariah (UUS).
"Namun, normalisasi kebijakan likuiditas ini kami pastikan tidak mengurangi kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit pada dunia usaha dan partisipasi dalam pembelian SBN untuk pembiayaan APBN ," ujar Perry, Kamis (20/1).
Dalam hal peningkatan GWM rupiah untuk BUK yang saat ini 3,5%, Perry mengatakan, akan dimulai pada 1 Maret 2022 sebesar 150 bps menjadi 5,0% dengan pemenuhan secara harian sebesar 1,0% dan secara rata-rata sebesar 4,0%.
Kemudian mulai 1 Juni 2022, ada lagi kenaikan sebesar 100 bps pada GWM rupiah sehingga menjadi 6,0% dengan pemenuhan secara harian sebesar 1,0% dan secara rata-rata sebesar 5,0%.
BI akan kembali menaikkan GWM sebesar 50 bps menjadi 6,5% dengan pemenuhan secara harian sebesar 1,0% dan secara rata-rata sebesar 5,5% dan ini akan berlaku per 1 September 2022.
Sedangkan GWM rupiah untuk BUS dan UUS yang saat ini juga 3,5%, BI akan menaikkan sebesar 50 bps per 1 Maret 2022 menjadi 4,0% dengan pemenuhan secara harian sebesar 1,0% dan secara rata-rata sebesar 3,0%.
Kemudian, BI akan kembali mengerek sebesar 50 bps menjadi 4,5% dengan pemenuhan secara harian sebesar 1,0% dan secara rata-rata sebesar 3,5%, berlaku mulai 1 Juni 2022.
Akan ada lagi kenaikan 50 bps menjadi 5,0% per 1 September 2022, sehingga GWM rupiah menjadi 5,0% dengan pemenuhan secara harian sebesar 1,0% dan secara rata-rata sebesar 4,0%. Selain itu, BI akan memberikan jasa giro sebesar 1,5% kepada BUK, BUS, dan UUS yang memenuhi kewajiban GWM dalam rupiah secara rata-rata.
(Adhitya)

Sumber : Admin