Poin-poin utama dari Rapat Dewan Gubernur BI:
BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global yang lebih tinggi sebesar 3,0% (sebelumnya 2,9%), terutama disebabkan oleh kesepakatan tarif antara AS dan China. Di AS, BI melihat tren inflasi yang lebih rendah akibat tercapainya kesepakatan tarif lebih cepat dari perkiraan. BI menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global masih menjadi perhatian dan harus direspons melalui kebijakan moneter. Hal ini mengisyaratkan adanya ruang untuk penurunan suku bunga BI lebih lanjut di tahun fiskal 2025.
Untuk ekonomi domestik, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah di kisaran 4,6-5,4% pada FY25 (sebelumnya 4,7-5,5%). Sementara itu, BI mempertahankan target inflasi di kisaran sekitar 1,5-3,5% pada FY25. Selain itu, BI menyatakan bahwa defisit transaksi berjalan (CAD) pada 1Q25 akan rendah dan mempertahankan proyeksi CAD di kisaran sekitar -0,5% hingga -1,3% dari PDB pada FY25. Untuk Rupiah, BI akan tetap melakukan intervensi menggunakan seluruh instrumen operasi moneter, termasuk intervensi di pasar luar negeri.
Sistem perbankan domestik tetap tangguh, tercermin dari rasio AL/DPK yang cukup pada level 25,2% di Apr25 (26,2% pada Mar25). Sementara itu, rasio CAR tercatat sebesar 25,3%, dengan NPL masing-masing sebesar 2,2% bruto dan 0,8% neto pada Mar25. Selain itu, pertumbuhan kredit swasta melambat menjadi 8,9% yoy pada Apr25 (+9,2%/+10,3% yoy pada Mar/Feb25). (BI menurunkan target pertumbuhan kredit swasta menjadi 8-11% dari sebelumnya 11-13% yoy pada FY25).
Pandangan kami:
Kami melihat pemangkasan suku bunga ini sebagai langkah yang mendukung peningkatan aktivitas ekonomi, mengingat kondisi ekonomi saat ini menunjukkan lemahnya permintaan domestik dibandingkan ekspektasi. Namun demikian, risiko terhadap Rupiah bisa meningkat, terutama jika FFR tetap tidak berubah pada pertemuan Juni 2025. Kami melihat masih adanya ruang untuk penurunan suku bunga BI lebih lanjut, namun untuk saat ini kami memperkirakan suku bunga BI akan tetap di level 5,5% hingga paruh pertama 2025. (Riset IndoPremier)



Sumber : IPS