BPS : Neraca Perdagangan Februari 2019 Surplus
Friday, March 15, 2019       10:16 WIB

Ipotnews - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan nasional pada Februari 2019 tercatat surplus sebesar USD0,33 miliar. Sementara angka perdagangan kumulatif Januari - Februari 2019 masih terjadi defisit sebesar USD0,73 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, mengatakan nilai ekspor pada periode Februari 2019 sebesar USD12,53 miliar. Sementara nilai impor sebesar USD12,20 miliar. Sedangkan nilai ekspor kumulatif tahun 2019 sebesar USD26,46 miliar dan nilai ekspor kumulatif sebesar USD27,19 miliar.
"Neraca perdagangan surplus USD0,33 miliar, sesudah 4 bulan kita defisit alhamdulillah kita sekarang (Februari 2019) surplus. Kita harap ke depan alami surplus," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (15/3).
Untuk nilai ekspor pada Februari 2019 sebesar USD12,53 miliar tersebut tercatat mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya (month to month / MtoM) sebesar 10,03 persen sebesar USD13,92 miliar. Sedangkan dibandingkan periode yang sama tahun 2018 (year on year/YoY) turun lebih tajam yaitu 11,33 persen sebesar USD14,13 miliar.
Sementara nilai ekspor kumulatif tahun 2019 yang sebesar USD26,46 miliar terjadi penurunan 7,76 persen YoY sebesar USD28,69 miliar. Share ekspor terbesar sektor non migas pada tahun 2019 ini didominasi oleh bahan bakar mineral sebesar 14,90 persen atau setara USD3,60 miliar.
Lebih lanjut, untuk angka impor pada Februari 2019 sebesar USD12,20 miliar mengalami penurunan MtoM sebesar 18,61 persen dari sebelumnya sebesar USD14,99 miliar. Sementara secara YoY terjadi penurunan sebesar 13,98 persen yang tercatat senilai USD14,18 miliar. Impor migas maupun nonmigas secara tahunan juga tercatat mengalami penurunan.
Kemudian secara kumulatif, nilai impor tahun 2019 yang sebesar USD27,19 miliar mengalami penurunan sebesar 7,80 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar USD29,49 miliar. Angka impor kumulatif tersebut dinominasi oleh mesin-mesin atau pesawat mekanik dengan share sebesar USD4,34 miliar.
"Januari - Februari masih defisit USD0,73 miliar dimana non migasnya sebetulnya surplus. Masih banyak PR yang harus kita pikirkan untuk memacu ekspor untuk diversifikasi pasar dan produk lalu kita juga perlu kendalikan impor," pungkas Suhariyanto.
(Marjudin)

Sumber : admin