BRPT dan BREN Simpan Laba, Grup Barito Fokus Dua Pilar Bisnis
Friday, June 20, 2025       14:50 WIB

JAKARTA, investor.id -PT Barito Pacific Tbk () dan PT Barito Renewables Energy Tbk () - dua emiten Grup Barito milik konglomerat Prajogo Pangestu - kompak menyimpan laba dengan total yang cukup jumbo dari hasil kinerja tahun buku 2024.
Berdasarkan hasil keputusan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang berlangsung pekan ini, memutuskan menahan sebesar US$ 55,9 juta atau setara Rp 916,14 miliar (asumsi kurs Rp 16.390 per US$), mencerminkan 99% dari laba bersih 2024 sebagai laba ditahan untuk membiayai kegiatan usaha.
Sisanya sebesar US$ 560 ribu atau ekuivalen Rp 9,17 miliar (1%) dari laba disisihkan sebagai cadangan sesuai ketentuan pasal 70 ayat 1 UUPT . Pada tahun buku 2024, mengoleksi laba bersih sejumlah US$ 56,48 juta. Angka ini melesat 116% daripada tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp 26,11 juta.
Sama seperti , pemegang saham dalam RUPST juga menyepakati untuk tidak membagikan tambahan dividen alias dividen final. Atau dengan kata lain, hanya membayarkan dividen interim sebesar US$ 31,75 juta, setara Rp 3,8 per saham pada 20 Desember 2024
Sementara sebesar US$ 89,13 juta atau ekuivalen Rp 1,46 triliun (asumsi kurs Rp 16.390 per US$), mencerminkan 73% dari laba tahun buku 2024 diputuskan sebagai laba ditahan untuk membiayai kegiatan usaha perseroan.
Tidak ketinggalan, emiten yang bergerak di bidang energi baru terbarukan (EBT) ini juga menyisihkan sebesar US$ 1,22 juta atau setara 1% dari laba sebagai cadangan. Pada tahun buku 2024, berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$ 121,24 juta, tumbuh 13,6% dibanding tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp 106,71 juta.
Artinya, jika laba yang ditahan dan itu dijumlahkan, maka kedua emiten Grup Barito tersebut menyimpan laba dari perolehan tahun buku 2024 total mencapai US$ 145 juta atau setara Rp 2,37 triliun.
Di luar itu, bahkan masih menyimpan sisa dana hasil penawaran umum berkelanjutan (PUB) Tahap I Tahun 2023 per 31 Desember 2024 sebesar Rp 87 miliar di salah satu Bank di Indonesia.
Kemudian, juga masih memiliki sebesar Rp 720,8 miliar dari sisa dana hasil PUB Tahap II Tahun 2023 dan sebesar Rp 991,1 miliar yang belum digunakan dari hasil PUB III Tahap II Tahun 2024 per 31 Desember 2024.
Dua Pilar Bisnis
Merujuk pada laporan tahunan yang dipublikasi, tahun ini Grup barito fokus pada dua pilar bisnis utama yaitu kimia dan infrastruktur & energi yang terintegrasi dalam ekosistem industri nasional untuk mencetak pertumbuhan berkelanjutan.
Perseroan menargetkan, pendapatan konsolidasi stabil seiring dengan potensi pemulihan permintaan global dan stabilisasi harga komoditas. "Namun, tentu saja hal ini perlu disikapi dengan kehati-hatian terutama karena adanya kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat (AS) yang dicanangkan pada 2025," tulis manajemen dikutip, Jumar (20/5/2025).
Stabilitas juga diharapkan tercermin dari sisi Ebitda berkat dorongan margin yang lebih baik dari sektor kimia dan infrastruktur serta kontribusi dari penambahan kapasitas di segmen energi. Laba bersih diharapkan tumbuh secara berkelanjutan seiring dengan efisiensi biaya dan stabilitas kontribusi dari sektor panas bumi.
Perseroan, lanjut manajemen , akan menjaga struktur permodalan yang solid, dengan rasio utang yang tetap terkendali dan strategi pembiayaan yang selektif. Rencana belanja modal akan difokuskan pada penyelesaian proyek pengembangan di sektor petrokimia dan ekspansi energi terbarukan.
"Di 2025, perseroan memprioritaskan penyelesaian integrasi dan optimalisasi unit-unit baru di sektor kimia dan infrastruktur serta energi milik PT Chandra Asri Pacific Tbk () terutama dengan proyeksi selesainya proses akuisisi kompleks petrokimia di Singapura," papar manajemen.
Masih melalui , Barito Pacific juga akan melanjutkan diversifikasi pendapatan dari lini bisnis logistik dan pelabuhan yang mendukung rantai pasok industri. Fokus lainnya mencakup peningkatan kontribusi dari aset panas bumi melalui penambahan kapasitas serta ekspansi.
Karena itu, melalui , Grup barito fokus menggenjot kapasitas pembangkit berbasis panas bumi dan tenaga angin secara organik, dengan target mencapai kapasitas terpasang sebesar 2.300MW pada 2032.
"Kami optimistis, posisi kami saat ini sangat mendukung kontribusi terhadap agenda transisi energi nasional. Kami melihat, adanya potensi besar untuk pengembangan proyek-proyek greenfield di sektor energi terbarukan dalam pasar ketenagalistrikan domestik," jelas manajemen.
Pada saat bersamaan, melalui dukungan struktur permodalan yang sehat, Grup Barito juga secara aktif mengevaluasi peluang ekspansi anorganik baik di dalam maupun luar negeri.
"Dengan keunggulan operasional dan skala usaha yang solid, kami yakin dapat mempertahankan posisi strategis kami sebagai pemimpin di sektor energi terbarukan Indonesia," tandas manajemen.

Sumber : investor.id