BYD Masuk ke Kawasan Subang Smartpolitan, Begini Prospek SSIA
Saturday, June 21, 2025       13:56 WIB

IDXC hannel -PTSurya Semesta InternusaTbk () mendapat angin segar dengan masuknya raksasa otomotif listrik asal China,BYD, ke kawasan industriSubangSmartpolitan.
Kehadiran BYD yang telah resmi membeli lahan seluas 108 hektare milik ini menjadi katalis penting bagi pertumbuhan industrikendaraan listrik(EV) di Indonesia.
Dalam riset terbaru Samuel Sekuritas, langkah strategis BYD tersebut bukan hanya memperkuat posisi di sektor kawasan industri, tetapi juga membuka peluang efek domino yang signifikan.
Sejumlah perusahaan dari rantai pasok industri EV mulai dari produsen baterai, komponen otomotif, hingga pabrikan global lainnya juga diprediksi masuk. Ini akan menjadikan Subang sebagai pusat gravitasi industri kendaraan listrik nasional.
Hal ini berpotensi mendongkrak nilai strategis kawasan sekaligus menaikkan harga lahan secara keseluruhan.
"Permintaan lahan industri di Subang Smartpolitan melonjak tajam pasca masuknya BYD," tulis riset Samuel Sekuritas, Jumat (20/6/2025).
Bisnis perhotelan masih menjanjikan
Tak hanya dari sektor industri, juga memiliki andalan di lini bisnis perhotelan, yang diproyeksikan menjadi penyumbang laba kotor terbesar kedua setelah kawasan industri.
Pada 2025, bisnis hotel diperkirakan menyumbang 21,6 persen terhadap laba kotor perusahaan. Sementara kawasan industri tetap menjadi kontributor utama sebesar 48,8 persen.
Meski pertumbuhan laba kotor dari bisnis hotel sempat melonjak 58 persen pada 2023, laju pertumbuhannya menurun menjadi 5,8 persen di 2024. Kontribusi segmen ini diperkirakan melambat pada 2025 akibat renovasi hotel Melia Bali.
Renovasi akan berdampak pada penurunan kontribusi pendapatan hotel tersebut menjadi hanya 4,4 persen di 2025. Namun, setelah renovasi selesai pada akhir 2025, kontribusi Melia Bali diproyeksikan melesat menjadi 72 persen pada 2026, mencerminkan CAGR 42 persen hingga 2027.
Penjualan lahan stabil, patimban jadi daya tarik baru
Prospek jangka panjang juga diperkuat oleh proyeksi penjualan lahan yang stabil, yakni sekitar 60-70 hektare per tahun.
Di mana pengembangan Pelabuhan Patimban akan menjadi faktor pendukung penting dengan meningkatkan konektivitas kawasan Subang, sekaligus menarik lebih banyak investor.
Namun demikian, investor tetap perlu mewaspadai beberapa risiko seperti tantangan eksekusi proyek, potensi keterlambatan pembangunan infrastruktur, dan perubahan kebijakan investasi asing langsung (FDI) yang bisa memengaruhi daya tarik kawasan industri.
Dengan mempertimbangkan potensi dari dua pilar bisnis utama kawasan industri dan perhotelan serta valuasi yang menarik, Samuel Sekuritas merekomendasikan BUY untuk saham , dengan target harga Rp2.000 per saham.
"Melihat prospek cerah dari dua lini bisnis utama kawasan industri dan perhotelan, kami merekomendasikan BUY untuk saham , dengan target harga di Rp2.000 per saham," tulis riset tersebut.
Ini mencerminkan potensi kenaikan sebesar 36 persen dari harga saat ini, dan menegaskan bahwa saham diperdagangkan dengan diskon sekitar 60 persen terhadap nilai aset bersih (NAV).

Sumber : idxchannel.com