Baja Impor, Hantam Produksi Dan Para Pekerja KRAS
Tuesday, January 28, 2020       12:05 WIB

Ipotnews - Serbuan baja impor telah berdampak serius terhadap PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (). Apalagi selain berdampak pada lini produksi baja, juga berdampak pada sektor tenaga kerja.
Dalam dokumen 2020: Penguatan Industri Baja Domestik, seperti dikutip CNBC Indonesia, perseroan menyampaikan telah menghentikan lini produksi  wire rod  pada akhir 2018.
Selain itu, perseroan juga menurunkan produksi  section and bar mill  sampai 50%. Dampaknya, terjadi pengurangan tenaga kerja 3.500 orang.
Dokumen itu menyebutkan, impor baja di Indonesia setiap tahun dalam tren meningkat. Pada 2015 impor baja masih 5,2 juta ton, lalu pada 2019 menembus 6,9 juta ton. Kondisi ini perlahan membunuh industri baja domestik. Dari nilai impor itu 90% berasal dari 5 negara utama, antara lain China, Jepang, Taiwan, Vietnam, dan Korea.
Banjir baja impor menyebabkan utilisasi pabrik hanya ada yang mencapai 35% dari kapasitas seharusnya 2,4 juta ton terutama di industri baja yang memproduksi jenis CRC.
Utilisasi pabrik baja jenis  wire rod, bar,  dan  section  juga rendah hanya 38% dari kapasitas terpasang 12,4 juta ton.
Nasib yang sama pada produsen baja jenis HRC, utulisasi mereka hanya 52% dari kapasitas 7,7 juta ton. Juga utilisasi pabrik baja jenis GIS/GAL hanya 56% dari kapasitas 2,2 juta ton
Secara keseluruhan industri baja domestik hanya hidup memanfaatkan utilisasi sebesar 43% rata-rata dari total kapasitas 24,6 juta ton semestinya.
"Industri hilir baja sudah tutup tujuh pabrik, kemudian kita kehilangan demand," kata Presiden Direktur , Silmy Karim di Jakarta, Jumat (13/12).
Jumlah pabrik tutup yang diklaim Silmy lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Silmy juga menuturkan tekanan yang ada saat ini bisa mengancam ke depan. Sebab perseroan memproduksi produk baja untuk industri.
Catatan Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA), sedikitnya ada 7 produsen baja dari 218 anggota IISIA di dalam negeri yang menghentikan produksi atau memangkas produksi, yaitu:
  • Sarana Central menghentikan lini produksi zinc steel
  • Bluescope menurunkan produksi zinc alumunium plywood sampai 50% dari produksi normal
  • Tata Metal Lestari, Essar, dan satu pabrik lainnya menurunkan produksi zinc steel sampai 40-50%
  • Satu produsen menghentikan beberapa lini produksi wire rod
  • Krakatau Steel menghentikan lini produksi wire rod pada akhir 2018. Juga menurunkan produksi section and bar mill sampai 50%. (winardi)


Sumber : Admin