Bank Sentral Internasional Peringatkan Potensi Kepanikan Global karena Dolar
Tuesday, May 20, 2025       14:35 WIB

Ipotnews - Bank sentral internasional, Bank for International Settlements (BIS), memperingatkan potensi terjadinya kepanikan global dalam permintaan dolar AS. Kondisi ini bisa terjadi apabila investor yang mengalami gejolak pasar mulai membongkar posisi mereka di pasar  swap  valuta asing ( FX swap ) senilai USD113 triliun di tengah volatilitas di Amerika Serikat.
BIS baru-baru ini memperkirakan bahwa dana investasi dan lembaga keuangan non-bank lainnya memiliki lebih dari USD80 triliun dalam bentuk FX swap. FX swap adalah pinjaman dalam dolar AS yang disertai janji untuk membayarnya kembali pada nilai tukar tertentu di masa mendatang. Swap pada dasarnya merupakan bentuk utang jangka pendek, namun biasanya dicatat di luar neraca keuangan dan tidak diperhitungkan dalam persyaratan permodalan.
Kepala Departemen Moneter dan Ekonomi BIS, Hyun-Song Shin, mengatakan masalah bisa muncul jika para investor tiba-tiba beramai-ramai membatalkan posisi swap tersebut. Para investor yang melakukan lindung nilai ( hedging ) biasanya memegang aset dalam euro atau yen, namun tetap memiliki kewajiban pembayaran kembali dalam dolar AS.
 "Jika Anda harus memperpanjang swap itu, maka Anda harus ikut berebut dolar,"    ujar Shin, dalam kuliah umum di London School of Economic. Situasi seperti itu dapat menyebabkan lonjakan tajam dalam nilai tukar dolar AS, imbuhnya seperti dikutip Reuters, Selasa (20/5).
Gejolak pasar valas terjadi pada April lalu, ketika Presiden Donald Trump memulai perang dagang besar-besaran dan menyebabkan dolar melemah ke titik terendah dalam lebih dari 35 tahun sejak awal tahun.
Pada Jumat lalu, lembaga pemeringkat Moody's juga mencabut peringkat kredit triple-A yang dimiliki AS, memperkuat kekhawatiran terhadap lonjakan utang pemerintah AS yang sangat besar dalam 15 tahun terakhir.
Shin juga menyinggung soal apakah fenomena "eksepsionalisme AS"- kecenderungan dan insentif kuat investor untuk membeli aset-aset AS- telah terkikis akibat turbulensi pasar tahun ini.
Ia mencatat fenomena yang sangat tidak biasa, dimana harga saham AS, obligasi, dan dolar yang mengalami penurunan secara bersamaan. Namun, ia menilai masih terlalu dini untuk memastikan apakah investor besar akan benar-benar menjual aset-aset AS mereka, atau hanya sedang melakukan lindung nilai.
Meski demikian, menurut Shin, mereka kemungkinan besar mulai mempertimbangkan apakah perubahan strategi jangka panjang kini menjadi hal yang perlu dipikirkan. (Reuters)

Sumber : admin