Bersinar Lagi, Emas Berada di Jalur Pekan Terbaik Sejak Agustus
Friday, December 07, 2018       15:31 WIB

Ipotnews - Harga emas bergerak lebih tinggi, Jumat petang, dan berada di jalur untuk mencatatkan minggu terbaik dalam 15 pekan, setelah dolar melemah karena spekulasi perlambatan dalam siklus pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve.
Pasar saat ini menantikan data penggajian non-pertanian Amerika, untuk petunjuk tentang kesehatan ekonomi terbesar dunia itu yang dapat mempengaruhi kebijakan moneter The Fed.
Data pengangguran dan upah Amerika Serikat juga akan dirilis Jumat waktu setempat atau Sabtu dini hari WIB.
"Investor emas akan mencermati data penggajian (non-pertanian AS) untuk indikasi pada kebijakan moneter The Fed," kata Brian Lan, Managing Director GoldSilver Central, Singapura, sambil menambahkan investor akan mengambil posisi spekulatif menjelang rilis data tersebut.
Harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD1.238,37 per ounce pada pukul 14.17 WIB, setelah menembus level tertinggi hampir lima bulan USD1.244,32 per ounce di sesi sebelumnya, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Jumat (7/12). Dengan penguatan hampir 1,5 persen sepanjang minggu ini, emas tampaknya akan mencatatkan kenaikan terbaik pekan 24 Agustus.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat juga sedikit lebih tinggi pada posisi USD1.243,8 per ounce.
Investor emas penuh harapan setelah  Wall Street Journal  melaporkan pejabat Federal Reserve sedang mempertimbangkan apakah akan mengisyaratkan sikap  wait and see  yang baru setelah kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan pertengahan Desember.
"Emas sangat sensitif terhadap perubahan kebijakan moneter," kata Mark To, Kepala Riset Wing Fung Precious Metals di Hong Kong. "Jika ada perlambatan dalam kenaikan suku bunga, saya pikir pada akhir tahun ini level USD1.250 hingga USD1.260 seharusnya mudah dijangkau untuk emas."
Suku bunga yang lebih tinggi membuat emas kurang menarik karena tidak memberikan bunga.
"Emas diperdagangkan  sideways  selama beberapa hari terakhir dan mencari sejumlah kejelasan," ujar seorang pedagang yang berbasis di Hong Kong dengan konteks sikap kebijakan moneter The Fed. "Kami mentransaksikan di level USD1.240 dengan resisten USD1.245 dan support stabil."
Sementara itu, indeks dolar berjuang, tertekan oleh kekhawatiran tentang imbal hasil US Treasury jangka panjang yang lebih rendah, dengan inversi kurva imbal hasil tersebut menandakan perlambatan ekonomi cukup tajam, bahkan mengarah ke resesi.
Saham Asia berjuang untuk mempertahankan pemulihan seiring penangkapan petinggi Huawei yang dinilai bisa merusak hubungan China-Amerika.
Logam mulia lainnya, perak tidak berubah pada posisi USD14,47 per ounce, palladium tergelincir satu persen menjadi USD1.197,76 per ounce.
Platinum naik menjadi USD787,30 per ounce, memperpanjang kerugian menjadi lima pekan berturut-turut. Platinum anjlok sekitar 1,3 persen minggu ini. (ef)

Sumber : Admin