Biden ataupun Trump, Dolar AS Tetap Rentan `Terdepresiasi Signifikan`: Standard Chartered
Thursday, October 22, 2020       09:45 WIB

Ipotnews - Seorang analis Standard Chartered Bank memperingatkan bahwa  greenback tetap rentan terhadap "depresiasi signifikan", siapapun presiden Amerika Serikat yang bakal terpilih pada November nanti,karena fundamental ekonomi AS terlihat "mengarah ke selatan".
"AS memiliki defisit kembar yang semakin buruk, dan memiliki neraca perdagangan yang terburuk dalam 15 tahun," kata Eric Robertsen, kepala penelitian global di Standard Chartered Bank.
Pemilu AS tinggal dua pekan lagi yang hasilnya akan menentukan "jalan menuju hasil akhir," kata Robertson, seperti dikutip CNBC , Kamis (22/10).
Kemenangan mantan Wakil Presiden Joe Biden, menurut Robertson, bisa berarti depresiasi dolar akan menjadi "sangat jelas dan semakin jelas."
Tapi jika Presiden petahana Donald Trump terpilih kembali, akan "sedikit lebih berantakan dalam jangka pendek," Robertson menambahkan.
Pagi ini, di pasar Singapura, indeks dolar yang melacak kurs  greenback  terhadap sekeranjang mata uang enam negara maju bertengger di 92,743, turun lebih dari 3% sepanjang tahun ini.
Robertsen memperkirakan "tren depresiasi dolar yang cukup bagus" selama beberapa tahun mendatang. Kinerja yang lebih baik dari aset AS menjadi "pendorong besar" apresiasi dolar selama 10 tahun terakhir. Dalam kurun waktu tersebut, indeks S&P 500 mengungguli indeks ekuitas MSCI Emerging Markets dengan 100 poin persentase.
"Jika terjadi pembalikan dari [tren] itu - baik karena perdagangan global atau perubahan dalam agenda ekonomi domestik Amerika Serikat - dan dikombinasikan dengan fakta bahwa AS tidak lagi memiliki keunggulan suku bunga atas negara-negara G-10, saya pikir kita bisa membuat kasus yang sangat menarik untuk depresiasi dolar multi-tahun, "kata Robertsen.
Pada Selasa lalu, ekonom terkemuka Stephen Roach mengatakan bahwa kondisi saat ini sudah matang untuk mendorong pelemahan tajam dalam dolar AS di tahun mendatang. Ia memperkirakan penurunan dolar AS hingga 35% pada akhir 2021. ( CNBC )

Sumber : Admin