Bursa Asia Dibuka Menguat, Abaikan Kekhawatiran Hubungan AS-China
Monday, May 25, 2020       07:56 WIB

Ipotnews - Mengawali pekan terakhir Mei, Senin (25/5), bursa saham Asia dibuka lebih tinggi, sentimen investor tetap kuat meskipun ada kekhawatiran atas hubungan AS-China.
Laman CNBC melaporkan, indeks saham acuan Australia ASX 200 dibuka melonjak 1,46% ke level 5.577, dengan mencatatkan kenaikan hampir di semua sektor. Indeks belanjut melaju 1,58% ke level 5.583,70 pada pukul 8:40 WIB.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 juga meningkat 1,15% ke posisi 20.623,29, setelahdibuka melompat1,3% ke kisaran level 20.695, sedangkan indeks Topix naik 1,2%. Kospi Korea Selatan menguat 0,19%, dan berlanjut sedikit bertambah 0,03% menajdi 1.970,64.
Namun indeks Hang Seng, Hongkong dibuka melorot 0,89% (204,44 poin) ke level 22.725,70 pada pukul 8:40 WIB, dan indeks Shanghai Composite menguat tipis 0,09% di posisi 2.816,24.
Sejumlah bursa saham Asia; Singapura, India dan Indonesia tutup karena hari libur.
Bursa saham Asia Pasifik menutup pekan lalu dengan membukukan penurunan setelah setelah China mengumumkan undang-undang keamanan nasional baru. Jika diterapkan, UU ini akan memberi Beijing lebih banyak kontrol atas Hongkong sehingga dapat memicu protes pro-demokrasi lebih lanjut di kota itu. Rancangan tindakan diumumkan ketika Kongres Rakyat Nasional China (NPC) - parlemen negara itu - memulai sesi tahunannya dan akan berlangsung hingga 28 Mei nanti.
"Sentimen risiko terbukti tangguh, pada Jumat malam, menghadapi kekhawatiran tentang dampak undang-undang keamanan nasional di Hongkong yang diperkenalkan China. Kelemahan dalam ekuitas Asia memberi jalan mendatar ke sesi Eropa, dan positif ringan di AS," kata Hayden Dimes di ANZ Research dalam catatan Senin pagi yang dikutip CNBC .
Namun, pengumuman China menuai kritik dari pejabat AS. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Robert O'Brien mengatakan bahwa jika Beijing terus menerapkan hukum kontroversial. Pemerintah AS kemungkinan akan menjatuhkan sanksi terhadap China.
Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu bahwa beberapa kekuatan politik di Amerika Serikat mengambil hubungan bilateral "sandera" dan mendorong dua kekuatan ekonomi ke ambang "perang dingin baru".
Indeks Dolar AS, yang mengukur kurs dolar AS terhadap sekeranjang enam mata uang uang negara maju diperdagangkan di posisi 99,736 pada 8:14 HK/SIN, lebih rendah dari penutupan sebelumnya di 99,863.
Ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia mengatakan dalam catatan pagi bahwa dolar menghadapi risiko kenaikan pekan ini. "Ketegangan yang meningkat dapat menempatkan kesepakatan perdagangan Fase Satu AS-China dalam risiko. Meskipun bukan skenario utama kami, jika AS atau China menarik diri dari kesepakatan Fase Satu, (dolar) akan sangat menguat, "tulis mereka.
Yen Jepang berpindah tangan pada level 107,73 per dolar, menguat dari level dekat 108 pada pekan sebelumnya. Sementara itu, dolar Australia diperdagangkan naik 0,12% pada USD0,6543. ( CNBC )

Sumber : Admin