Bursa Pagi: AS-Asia Melaju, IHSG Bullish Rawan Profit Taking
Friday, September 14, 2018       08:29 WIB

Ipotnews - Jelang akhir pekan, Jumat (14/9), bursa saham Asia dibuka di teritori positif, melanjutkan tren kenaikan indeks acuan di bursa saham AS yang diwarnai pelemahan indeks dolar dan harga minyak.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan kenaikan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,36% pada awal sesi, ditopang kenaikan harga saham sektor keuangan dan perbankan. Kenaikan indeks berlanjut 0,49% (29,80 poin) menjadi 6.158,50 pada pukul 8:15 WIB.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang bergerak melaju 0,93% (211,57 poin) ke level 23.032,89, setelah dibuka melompat 0,95% didukung kenaikan harga saham sektor-sektor utama dan lonjakan harga saham perkapalan sebesar 1,87%. Indeks Kospi, Korea Selatan dibuka melesat 1,25% didukung kenaikan harga saham sektor teknologi, dan berlanjut mendaki 1,32% ke posisi 2.316,31.
Melanjutkan tren kenaikan di bursa regional, indeks Hang Seng, Hongkong dibuka melompat 0,80% (215,30 poin) ke posisi 27.229,79 padap pukul 8:35 WIB. Indeks Shanghai Composite, China dibuka menguat 0,08% di level 2.688,78.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pagi ini dihadapkan pada tren kenaikan indeks di bursa Wall Street dan Asia, setelah kemarin berhasil bermanuver di zona hijau dan membukukan kenaikan signifikan sebesar 1,04% ke level 5.858,28 pada penutupan bursa. Sejumlah analis memperkirakan, pergerakan IHSG hari ini masih berpotensi melanjutkan kenaikan namun rawan terkena aksi ambil untung. Secara teknikal, beberapa indikator memperlihatkan adanya potensi penguatan indeks, mendekati level jenuh beli dengan momentum  bullish. 
Tim Riset Indo Premier berpendapat, menguatnya indeks bursa global dan regional dan naiknya beberapa komoditas seperti CPO, batu bara diprediksi akan menjadi sentimen positif di pasar. Tambahan sentimen positif juga datang dari nilai tukar rupiah yang pagi ini dibuka menguat. IHSG diprediksi akan melanjutkan penguatannya dengan rentang  support  di level 5.830 dan  resistance  di 5.890.
Beberapa ekuitas yang direkomendasikan, antara lain:
  • Saham : (Buy, Support: Rp3.380, Resist: Rp3.520), (Buy, Support: Rp2.110, Resist: Rp2.250), (Buy, Support: Rp13.550, Resist: Rp15.100), (Buy, Support: Rp1.370, Resist: Rp1.300)
  • ETF : (Buy, Support: Rp449, Resist: Rp461), R-LQ45X (Buy, Support: Rp958, Resist: Rp984), (Buy, Support: Rp458, Resist: Rp468).

Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street pagi tadi berakhir menguat, indeks Dow Jones berada di level tertinggi enam bulan didukung sentimen positif kemungkinan perundingan perdagangan AS-China dan laporan inflasi konsumen bulanan. Rilis indeks harga konsumen AS periode Agustus memperlihatkan kenaikan 0,2%, lebih rendah dari perkiraan sebesar 0,3%. Investor mengkhawatirkan meningkatnya inflasi akan mendorong pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve tahun ini. Menteri Keuangan Amerika, Steven Mnuchin, mengirimkan undangan kepada koleganya di China untuk memperbaharui proposal perundingan perdagangan. Presiden AS Donald Trump mengatakan, tidak ada tekanan bagi AS untuk menghasilkan kesepakatan perdagangan dengan China. Saham Apple melejit 2,4%, setelah sebelumnya jatuh karena kekecewaan investor terhadap produk baru iPhone. Qualcomm melonjak 4% setelah mengumumkan program  buyback  saham senilai USD16 miliar.
  • Dow Jones Industrial Average melaju 0,6% (147,07 poin) ke level 26.146,13.
  • Standard&Poor's 500 naik 0,53% (15,26 poin) menjadi 2.904,22.
  • Nasdaq melonjak 0,75% (59,48 poin) ke posisi 8.013,71.

Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange naik 1,47% menjadi USD22,79.
Bursa saham utama Eropa tadi malam ditutup cenderung melemah, setelah pelaku pasar mencerna berita terbaru seputar kebijakan moneter tiga bank sentral di Eropa. Bank of England (BoE) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di level 0,75%, dengan catatan, ada indikasi "ketidakpastian yang lebih besar mengenai perkembangan di masa mendatang dalam proses  withdrawal  (UE)". Bank Sentral Turki mengumumkan kenaikan suku bunga acuan menjadi 24%, naik 625 basis poin, yang mendorong kenaikan nilai tukar lira. Bank Sentral Eropa memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan dan menegaskan kembali keyakinannya pada kondisi ekonomi zona euro.
Indeks European-Stoxx 600 turun 0,15% menjadi 376,52. Harga saham sektor otomotif melonjak 1,04% didukung harapan bahwa China dan AS akan mencapai kompromi sengketa perdagangan. Saham teknologi juga melaju, terdorong kenaikan harga saham pemasok Apple Eropa, ams AG dan STMicroelectronics yang melonjak 1,5% setelah rilis produk iPhone terbaru. Saham BE Semiconductor Industries memimpin penguatan, melambung 5%.
  • FTSE 100 London turun 0,43% (-31,79 poin) menjadi 7.281,57.
  • CAC 40 Paris melemah 0,08% (-4,01 poin) di posisi 5.328,12.
  • DAX 30 Frankfurt menguat 0,19 persen (23,25 poin) di level 12.055,55.

Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York pagi berakhir melemah, mendekati level terendah satu setengah bulan, setelah rilis indeks harga konsumen AS periode Agustus yang meningkat 0,2% namun di bawah ekspektasi kenaikan 0,3%. Tanda-tanda berkurangnya ketegangan perdagangan AS-China menurunkan permintaan dolar AS sebagai  safe haven  sehingga menekan nilai tukar dolar. Euro dan poundsterling menguat, setelah Bank Sentral Eropa dan Bank of England mempertahankan suku bunga acuan, sesuai ekspektasi. Lira melambung 4% persen, setelah Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga acuan sebesar 625 basis poin menjadi 24%. Indeks dolar, yang mengukur kurs  greenback    terhadap enam mata uang negara maju turun 0,30% menjadi 94,518.
Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot

Currency

Value

Change

% Change

Time (ET)

Euro (EUR-USD)

1.1693

0.0003

+0.03%

7:19 PM

Poundsterling (GBP-USD)

1.3112

0.0004

+0.03%

7:18 PM

Yen (USD-JPY)

111.98

0.06

+0.05%

7:18 PM

Yuan (USD-CNY)

6.8448

-0.0069

-0.10%

11:28 AM

Rupiah (USD-IDR)

14,840.00

7.50

+0.05%

4:51 AM

Sumber : Bloomberg.com, 14/9/2018 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges hingga pagi bergerak melemah, dan ditutup anjlok lebih dari 2%. Harga minyak Brent jatuh dari level tertinggi empat bulan karena investor terfokus pada risiko krisis  emerging market  dan sengketa perdagangan bisa menekan permintaan bahkan ketika pasokan mengetat. Badan Energi Internasional memperingatkan, meski pasar minyak mengetat pada saat ini dan permintaan minyak dunia akan mencapai 100 juta barel per hari (bph) dalam tiga bulan ke depan. Depresiasi mata uang negara berkembang versus dolar AS, meningkatkan biaya energi sehingga berpotensi menekan permintaan. Harga minyak naik awal pekan ini, didukung penarikan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan, depresiasi dolar dan penurunan produksi AS. Produksi minyak mentah AS turun 100.000 bph menjadi 10,9 juta bph, pekan lalu, karena kendala kapasitas pipa.
  • Harga minyak mentah berjangka Brent turun USD1,56 (-2%) menjadi USD78,18 per barel.
  • Harga minyak mentah berjangka WTI turun USD1,78 (-2,5%) menjadi USD68,59 per barel.

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange pagi tadi juga turun, karena investor lebih memilih aset berisiko ketimbang membeli emas sebagai  safe haven,  didukung kemungkinan putaran baru perundingan perdagangan AS-China. Harga emas menguat 0,7 persen pada sesi sebelumnya, kenaikan harian terbesar sejak 24 Agustus.
Pelemahan indeks dolar dan rilis indeks harga konsumen AS yang lebih rendah dari ekspektasi, gagal mempertahankan kenaikan harga emas. Harga emas sudah jatuh hampir 12% sejak menembus level tertinggi, April lalu, di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global dan tekanan dari kenaikan suku bunga Amerika.
  • Harga emas di pasar spot turun 0,3% menjadi USD1.202,30 per ounce.
  • Harga emas untuk pengiriman Desember turun USD2,70 (-0,2%) menjadi USD1.208,20 per ounce.

(AFP, CNBC , Reuters)