Bursa Pagi: Asia Bergerak Naik, Potensi Rebound IHSG Dibayangi Tren Bearish
Monday, April 15, 2019       08:29 WIB

Ipotnews - Awali pekan ini, (Senin 15/4), bursa saham Asia dibuka cenderung menguat, melanjutkan tren kenaikan indeks acuan di bursa saham utama Eropa dan Wall Street akhir pekan lalu. Kepercayaan investor meningkat didukung rilis data perdagangan China akhir pekan lalu yang lebih baik dari perkiraan. Indeks dolar melorot pada pembukaan pasar Asia.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan kenaikan tipis indeks ASX 200, Australia sebesar 0,1% yang ditopang oleh kenaikan indeks saham perbankan, meskipun sebagian besar sektor dibuka melemah. Indeks berlanjut sedikit melemah 0,06% (-4,00 poin) di posisi 6.247,30 pada pukul 8:15 WIB.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang bergerak melesat 1,22% (266,81 poin) ke level 22.137,37, dibuka melompat 1,13%, di tengah pelemahan yen terhadap dolar AS di pasar Asia. Topix dibuka melonjak 1,46%. Indeks Kospi, Korea Selatan, dibuka naik 0,3%, ditopang kenaikan tajam harga saham sektor penerbangan, dan berlanjut melaju 0,50% menjadi 2.244,64.
Melanjutkan tren kenaikan, indeks Hang Seng, Hongkong dibuka melaju 0,70% (210,09 poin) ke posisi 30.119,85 pada pukul 8:35 WIB. Indeks Shanghai Composite, China melonjak 1,41% ke level 3.233,46.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pagi ini dihadapkan pada tren kenaikan indeks acuan di bursa saham global dan regional, setelah gagal berlabuh di teritori positif pada sesi perdagangan akhir pekan lalu. IHSG ditutup melemah 0,07% ke level 6.405, tertekan oleh  net sell  asing sebesar Rp1,05 triliun.
Sejumlah analis memperkirakan, jelang pemilihan presiden dan legislatif Rabu (17/4), IHSG masih berkutat di rentang konsolidasi. Indeks berpotensi menguat dengan dukungan rilis data perdagangan yang positif oleh BPS hari ini. Secara teknikal, beberapa indikator menunjukkan adanya peluang  rebound , namun masih dibayangi tren  bearish. 
Tim Riset Indo Premier berpendapat, menguatnya indeks bursa global yang didorong oleh optimisme investor terkait solidnya kinerja keuangan emiten perbankan pada kuartal pertama serta naiknya beberapa harga komoditas seperti minyak mentah, nikel, dan timah diprediksi akan menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan. Sementara itu investor juga akan mencermati data neraca perdagangan di bulan Maret yang menurut konsensus pasar akan mengalami defisit sebesar $-0,18 miliar. IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan rentang  support  di level 6.375 dan  resistance  di 6.435.
Beberapa ekuitas yang direkomendasikan, antara lain;
  • Saham : (Buy, Support: Rp2.560, Resist: Rp2.900), (Buy, Support: Rp3.560, Resist: Rp3.690), (Buy, Support: Rp700, Resist: Rp760), (Buy, Support: Rp270, Resist :Rp286).
  • ETF : (Buy on Weakness, Support: Rp171, Resist: Rp173),(Buy on Weakness, Support: Rp1.040, Resist: Rp1.050), (Buy on Weakness, Support: Rp502, Resist: Rp507).

Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street akhir pekan lalu ditutup melaju ke zona hijau diwarnai rilis kinerja emiten yang kuat, termasuk kinerja laba emiten perbankan. Pasar juga merespon positif kenaikan data ekspor China sebesar 14,2% jauh dari perkiraan analis. JP Morgan mengawali periode rilis kinerja sektor keuangan dengan melesat 4,7%, setela merilis kinerja yang melampaui estimasi. Wells Fargo juga melaporkan kinerja yang lebih baik dari perkiraan, namun melemah kembali setela sempat menguat karena mengumumkan  outlook  pendapatan bunga bersih yang lemah.
Sentimen pasar juga didukung kesepakatan akuisisi saham Anadarko Petroleum oleh Chevron senilai USD 33 miliar. Saham Anadarko melambung 32%, Chevron terpangkas 5%. Sementara itu, saham Disney melejit 11% karena merilis layanan i dengan tarif lebih murah dibanding Netflix. Sebaliknya Netflix rontok 4,5%.
  • Dow Jones Industral Average melonjak 1,03% (269,25 poin) ke level 26.412,30.
  • S&P 500 melaju 0,66% (36,81 poin) ke posisi 2.907,41.
  • Nasdaq Composite naik 0,46% (19,09 poin) menjadi 7.984,16.

Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange naik 0,23% menjadi USD$25,82.
Bursa saham utama Eropa juga mengakhiri pekan lalu dengan menguat, didukung kinerja laba JP Morgan dan katalis positif sinyal perekonomian China yang stabil. Data Uni Eropa menunjukkan output industri zone euro pada Februari lalu turun lebih rendah dari ekspektasi. Meskipun data di Jerman turun, namun output industri Prancis dan Italia meningkat. Indeks STOXX 600 naik 0,16% menjadi 387,53, dipimpin kenaikan harga saham sektor perbankan dan otomotif, namun melemah secara mingguan setelah menguat dalam 2 pekan terakhir.
Bursa saham Italia menjadi lokomotif penguatan Eropa, indeks MIB melaju 0,8%. Harga saham sektor saham perbankan naik 1,9%. StanChart, Deutsche Bank, BNP Paribas, Credit Suisse membukukan kenaikan. Saham BMW, Daimler dan Fiat Chrysler menguat masing-masing 2,2%, di tengah ancaman tambahan tarif impor oleh AS.Sektor industri dasar, Rio Tinto dan Glencore, juga menguat seiring kenaikan harga bijih besi dan tembaga. Saham Rolls Royce naik lebih dari 1%.
  • DAX 30 Frankfurt naik 0,54% (64,73 poin) ke level 11.999,93.
  • FTSE 100 London menguat 0,26% (19,11 poin) menjadi 7.437,06.
  • CAC 40 Paris bertambah 0,31% (16,98 poin) ke posisi 5.502,70.

Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York mengakhiri pekan lalu dengan melemah ke level terendah terhadap euro. Para trader mengaitkan penguatan euro dengan antipasi meningkatnya permintaan mata uang zona euro itu dari perbankan Jepang yang berencana membeli perusahaan Jerman. Mitsubishi UFJ Financial Group berencana masuk ke bisnis pembiayaan pesawat terbang Jerman dengan masuk ke DZ Bank. Pertumbuhan ekonomi Jerman diekspektasi melemah.
Stabilitas ekonomi China dan penguatan kinerja emiten Wall Street ikut mendorong investor ke bursa saham. Animo pemodal terhadap mata uang lebih berisiko juga terdorong setelah data China menunjukkan ekspor menguat di periode Maret, mengimbangi impor yang masih melemah. Indeks Dolar AS turun 0,21% menjadi USD96,972.
Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot

Currency

Value

Change

% Change

Euro (EUR-USD)

1.1299

0.0046

+0.41%

Poundsterling (GBP-USD)

1.3074

0.0016

+0.12%

Yen (USD-JPY)

112.02

0.36

+0.32%

Yuan (USD-CNY)

6.7036

-0.0158

-0.24%

Rupiah (USD-IDR)

14,120.00

-19.50

-0.14%

Sumber : Bloomberg.com, 12/4/2019 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges pekan lalu berakhir denggan menguat seiring pemangkasan paksa suplai Iran dan Venezuela, serta konflik di Libya. Pimpinan Libya's National Oil Corporation memperingatkan, konflik baru dapat memangkas produksi minyak Libya. Sementara data perekonomian China mengendurkan kekhawatiran terhadap prospek permintaan minyak. Secara mingguan harga minyak WTI naik 1,3% , dan Brent melaju 1,7%. Pelemahan dolar ikut mendongkrak harga minyak.
  • Harga minyak mentah berjangka WTI naik 31 sen menjadi USD 63,89 per barel.
  • Harga minyak mentah berjangka Brent naik 72 sen menjadi USD 71,55 per barel.

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange akhir pekan lalu ditutup menguat didukung pelemahan indeks dolar AS. Namun, reli saham Wall Street membatasi kenaikan emas. Sehari sebelumnya, harga emas berjangka mengalami penurunan terbesar sepanjang bulan ini, anjlok USD20,60 atau 1,57%, ke bawah USD1.300 per ounce. Tetapi harga emas masih naik 0,3% sepanjang pekan lalu, didukung aksi beli emas oleh bank-bank sentral pada awal pekan ini. Harga perak naik 1% menjadi USD15,10 per ounce, platinum melaju 1.3% menjadi USD899,08, dan paladium menguat 0,8% menjadi USD1.376,88.
  • Harga emas di pasar spot naik 0,2% menjadi USD1.294,36 per ounce.
  • Harga emas untuk pengiriman Juni naik USD1,90 (0,15%) menjadi USD1.295,20 per ounce.

(AFP, CNBC , Reuters)