Bursa Pagi: Asia Dibuka Menguat, IHSG Berpotensi Rebound
Monday, April 16, 2018       08:28 WIB

Ipotnews - Awali pekan ini, Senin (16/4), bursa saham Asia dibuka menguat, mengabaikan ketegangan geopolitik pasca serangan kilat AS dan sekutunya ke 'fasilitas senjata kimia' Suriah akhir pekan lalu, yang dipredikis akan melambungkan harga minyak dan sejumlah komoditas penting lainnya.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan kenaikan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,14% didukung kenaikan harga saham sektor pertambangan 1.04%, yang diimbangi dengan penurunan harga saham sektor keuangan. Pergerakan indeks melaju 0,66% (38,50 poin) ke level 5.867,60 pada pukul 8:20 WIB.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang bergerak naik 0,38% (83,68 poin) menjadi 21.862,42, setelah dibuka menguat 0,11% di tengah kenaikan harga saham-saham sub-sektor permesinan presisi tinggi sebesar 0,75%, yang juga diimbangi dengan pelemahan sektor keuangan. Indeks Kospi, Korea Selatam dibuka naik 0,17% didukung kenaikan harga saham teknologi dan berlanjut naik 0,19% di posisi 2.459,81.
Membalik arah penguatan Asia, indeks Hang Seng, Hongkong dibuka turun 0,27% menjadi 30.724,70 pada pukul 8:35 WIB. Indeks Shanghai Composite, China jua dibuka melemah 0,19% menjadi 3.147,82.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) dihadapkan pada tren kenaikan indeks di bursa saham regional, setelah menutup sesi perdagangan pekan lalu dengan melorot 0,64% ke level 6.270. Sejumlah analis memperkirakan, pergerakan IHSG hari ini berpotensi kembali ke zona hijau dengan mengharapkan dorongan sentimen positif kenaikan peringkat Moody's, dan rilis data perdagangan hari ini. Namun secara teknikal, beberapa indikator memperlihatkan adanya potensi pelemahan lanjutan pada pergerakan indeks dengan pola  dead-cross  yang terbentuk pada area jenuh beli.
Tim Riset Indo Premier berpendapat melemahnya indeks bursa global dan terkoreksinya harga komoditas CPO dan batubara serta ketegangan geopolitik di Suraiah diprediksi akan menjadi sentimen negatif untuk indeks harga saham gabungan. IHSG diprediksi akan bergerak melemah dengan rentang  support  di level 6.215 dan  resistance di 6.320.
Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain: (Spec Buy, Support: Rp8.700, Resist: Rp8.950), (Spec Buy, Support: Rp18.425, Resist: Rp19.250), ( SELL , Support: Rp1.225, Resist: Rp1.255), (Buy on Weakness, Support: Rp2.610, Resist: Rp2.720).
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street akhir pekan lalu ditutup melemah, tertekan oleh kejatuhan harga saham sektor keuangan sebesar 1,6%. Saham J.P. Morgan anjlok 2,7%. Pada pembukaan perdagangan, saham-saham Citigroup, Wells Fargo, dan J.P.Morgan Chase melaporkan kenaikan pendapatan pada kuartal pertama, melampaui ekspektasi para analis, dan sempat menguat pada sesi awal perdagangan. Berdasarkan perkiraan FacSet, Indeks S&P 500 diproyeksikan naik 17,1 persen di kuartal ini. Sementara itu sektor finansial diperkirakan naik 24 persen. Sepanjang pekan lau, indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing naik 1.8% dan 2 %, dan Nasdaq melaju 2,8 persen dibanding pekan sebelumnya.
Dow Jones Industrial Average, melorot 0,50% (-122,91 poin) ke level 24.360.14
Standard&Poor's 500 turun 0,29% (-7,69 poin) menjadi 2.565,30.
Nasdaq Composite merosot 0,47% (-33,60 poin) ke posisi 7.106,65.
Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange turun 1,19% menjadi USD27,32.
Bursa saham utama Eropa akhir pekan lalu ditutup menghujai kendati hanya menguat tipis, di tengah dinamika pasar yang relatif lesu. Indeks european-Stoxx 600 naik 0,10% menjadi 379,20, dipimpin kenaikan saham sektor berbasis sumber daya alam, sebesar 0,14% yang mencatatkan lonjakan harga saham Stora Enso 3,6% . Sedangkan sektor ritel menjadi sektor yang tampil terburuk, anjlok 0,8 %, dipimpin kejatuhan harga saham WH Smith asal Inggris sebesar 6,5%. Saham-saham teknologi bergerak lesu, melemah 0,17%. Menurut Reuters, para pemodal mulai mengabaikan kekhawatiran geopolitik dan sebaliknya fokus pada rilis kinerja laba emiten periode kuartal pertama tahun ini yang diperkirakan menopang pasar saham.
FTSE 100 London menguat 0,09% (6,22 poin) menjadi 7.264,56.
DAX 30 Frankfurt naik 0,22% (27,39 poin) menjadi 12.442,40.
CAC 40 Paris bertambah 0,11% )5,80 poin) ke level 5.315,02.
Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York akhir pekan lalu ditutup menguat, di tengah memudarnya kekhawatiran akan kemungkinan serangan negara-negara Barat ke Suriah, dan eskalasi perang dagang AS-China. Kendati demikian investor tetap bersikap waspada, karena tidak ada jaminan persoalan tersebut akan segera sirna. Yen melemah meskipun S&P Global Ratings merevisi outlook Jepang menjadi 'positif' dari 'stabil' berkat penguatan ekonomi yang dinilai akan memperbaiki kinerja fiskalnya. Rilis indeks sentimen konsumen periode April versi University of Michigan turun menjadi 97,8 dari 101,4 pada Maret lalu, dan di bawah konsensus 100,5. Indeks dolar yang mengukur kurs dolar terhadap enam mata uang negara maju naik 0,05% menjadi USD89,80.
Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot

Currency

Value

Change

% Change

Euro (EUR-USD)

1.2331

0.0004

+0.03%

Poundsterling (GBP-USD)

1.4238

0.001

+0.07%

Yen (USD-JPY)

107.35

0.02

+0.02%

Yuan (USD-CNY)

6.2750

-0.0165

-0.26%

Rupiah (USD-IDR)

13,754.50

-23.50

-0.17%

Sumber : Bloomberg.com, 13/4/2018 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges akhir pekan lalu ditutup menguat ke level tertinggi secara mingguan sejak Juli lalu, setelah Presiden AS Donald Trump memberikan pernyataan yang memperingatkan kemungkinan serangan rudal AS ke Suriah, selain faktor berkurangnya stok global. Suriah mempunyai risiko geopolitik terhadap stabilitas global karena hubungannya dengan Rusia maupun Iran. Badan Energi Internasional mensiyalir bahwa pasar bisa menjadi sangat ketat jika pasokan terus tertahan. Baker Hughes melaporkan jumlah anjungan minyak AS yang beroprasi hingga akhir pekan bertambah 7 rig menjadi 815, tertinggi sejak Maret 2015.
Harga minyak WTI untuk pengiriman Mei, naik 32 sen menjadi USD67,39 per barel.
Harga minyak Brent untuk pengiriman Juni, naik 58 sen menjadi USD72,60 per barel.
Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange akhir pekan lalu ditutup menguat, berada di jalur kenaikan pekan kedua didukung ketegangan di Suriah. Presiden AS Donald Trump dan pembantu keamanan nasionalnya, Kamis, membahas opsi serangan rudak AS ke Suriah, sebagai tanggapan terhadap serangan gas beracun di kawsan yang diperintah oleh rezim dukungan Rusia itu. Harga emas di pasar spot diperkirakan naik ke posisi USD1.348 per ounce, karena telah menemukan support di level USD1.334, kata analis teknikal Reuters, Wang Tao. Sejumlah analis mengatakan, situasi Suriah dapat memicu ketegangan Timur-Barat, kembali ke era perang dingin yang mudah berubah menjadi panas.
Harga emas di pasar spot naik 0,62% menjadi USD1.343,41 per ounce.
Harga emas untuk pengiriman Juni naik 0,34% menjadi USD1.346,50 per ounce.
(AFP, CNBC , Reuters)