Bursa Pagi: Global-Regional Berguguran, Ancam Peluang Laju IHSG
Tuesday, December 03, 2019       08:35 WIB

Ipotnews - Bursa saham Asia pagi ini, Selasa (3/11), dibuka melemah, melanjutkan tren kejatuhan indeks acuan di bursa saham utama Eropa dan AS. Rilis data sektor manufaktur dan konstruksi AS memperlihatkan penurunan, dan Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana penerapan kembali tarif impor baja dan alumunium dari Brazil dan Argentina. Indeks MSCI Asia ex-Jepang melorot 0,42%.
Mengawali perdagangan saham hari ini, indeks ASX 200, Australia dibuka anjlok hingga 1,8% menjelang rilis keputusan suku bunga Reserve Bank of Australia hari ini. Indeks berlanjut meluncur turun 1,77% (121,50 poin) ke level 6.740,80 pada pukul 8:15 WIB.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang bergerak melorot 0,87% (-203,94 poin) menjadi 23.325,56, setelah dibuka merosot 0,81% dan Topix turun 0,67%. Indeks Kospi, Korea Selatan dibuka tergerus lebih dari 2%, dan berlanjut menyusut 1% ke level 2.071,02.
Melanjutkan tren penurunan global, indeks Hang Seng, Hongkong dibuka turun 0,49% (-128,75 poin) ke posisi 26.315,97 pada pukul 8:35 WIB. Indeks Shanghai Composite, China melemah 0,21% menjadi 2.869,88.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pagi ini dihadapkan pada tren penurunan tajam indeks saham acuan di bursa saham global dan regional, setelah berhasil melanjutkan tren kenaikan indeks pada sesi perdagangan kemarin dan ditutup melonjak 1,97% ke level 6.130. Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange juga melompat 1,96% menjadi USD24,50.
Sejumlah analis memperkirakan, pergerakan IHSG hari ini berpeluang melanjutkan kenaikan. Secara teknikal beberapa indikator pergerakan indeks memperlihatkan adanya potensi  bullish continuation  di area jenuh jual menuju area jenuh beli.
Tim Riset Indo Premier berpendapat, inflasi bulan November yang cukup rendahdi level 3% vs Nov18 3,23%membuka ruang untuk Bank Indonesia melanjutkan kebijakan moneter yang longgarsehingga diprediksi masih akan menjadi sentimen positif di pasar. Sementara itu menguatnya nilai tukar rupiah serta sejumlah harga komoditas seperti minyak mentah, nikel, dan timah akan menjadi tambahan sentimen positif di pasar.
Di sisi lain melemahnya indeks bursa global seiring dengan mengecewakannya data manufaktur AS, ketidakpastian kesepakatan dagang AS-China, dan meningkatnya ketegangan dagang antara AS dengan Brazil dan Argentina diprediksi akan menjadi katalis negatif di pasar. IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan  support  di level 6.050 dan  resistance  di level 6.200.
Beberapa ekuitas yang direkomendasikan, antara lain;
  • Saham: (Buy, Support: Rp6.500, Resist: Rp6.800), (Buy, Support: Rp41.800, Resist: Rp43.825), (Buy, Support: Rp2.460, Resist: Rp2.600), (Buy, Support: Rp6.800, Resist: Rp7.850).
  • ETF: (Buy, Support: Rp479, Resist: Rp500), (Buy, Support: Rp385, Resist: Rp402), (Buy, Support: Rp1.059, Resist: Rp1.106).

Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street pagi tadi berakhir dengan membukukan penurunan tajam setelah rilis data manufaktir AS menunjukkan tanda pelemahan, serta pernyataan Presiden AS Donald Trump yang akan mengenakan tarif baru terhadap Brasil dan Argentina. Trump mengatakan, akan mengembalikan tarif impor logam dari Brasil dan Argentina karena melakukan devaluasi besar-besaran atas mata uangnya sehingga merugikan petani AS. Data Institute for Supply Management menunjukkan aktivitas manufaktur AS berkontraksi pada periode November. Indeks PMI Manufaktur ISM merosot ke posisi 48,1, turun dari 48,3 pada Oktober, dan di bawah perkiraan 49,4.
Saham Facebook, Amazon dan Alphabet jatuh setidaknya 1%. Netflix terperosok hampir 1,5%. Roku, yang menjadi salah satu saham terpanas tahun ini, terpenggal lebih dari 15%. Kejatuhan harga saham memangkas kenaikan indeks sepanjang bulan lalu, S&P 500 melonjak 3,4%, Dow Jones melejit 3,7% dan Nasdaq melesat 4,5%, kenaikan terbesar sejak Juni. Sementara itu, perkembangan perundingan dagang AS-China tidak memberikan indikasi jelas kapan kedua negara akan menandatangani perjanjian. Trump mengatakan China masih ingin membuat kesepakatan perdagangan, "tetapi kita akan lihat apa yang terjadi." Sedangkan Beijing menginginkan pembatalan tarif untuk mencapai kesepakatan perdagangan fase pertama.
  • Dow Jones Industrial Average anjlok 0,9% (-268,37 poin) ke level 27.783,04.
  • S&P 500 merosot 0,86% (-27,11 poin) ke posisi 3.113,87.
  • Nasdaq Composite terjungkal 1,12% (-97,48 poin) menjadi 8.567,99.

Bursa saham utama Eropa tadi malam ditutup dengan membukukan pelemahan tajam, setelah Trump mengancam akan mengenakan tarif impor baja dan aluminium dari Brasil dan Argentina dan menuduh kedua negara itu mendevaluasi mata uang mereka. Trum juga menyatakan bahwa Teh Fed harus menurunkan suku bunga dan melonggarkan kebijakan moneternya. Sementara itu, aktivitas manufaktur zona euro periode November menyusut selama 10 bulan berturut-turut. Namun, IHS Markit melaporkan, kondisi terburuk di pabrik-pabrik di kawasan zona euro itu mungkin sekarang sudah berakhir.
IndeksSTOXX 600 anjlok 1,58% menjadi 401,01 dipimpin kejatuhan harga saham Ocado Inggris sebesar 7%, setelah menerbitkan  convertible bond  untuk membantu mendanai pembangunan gudang robotik bagi mitranya di luar negeri. Sedangkan Tullow Oil melejit hampir 4% setelah pemerintah Uganda mengatakan telah menyelesaikan sengketa pajak dengan perusahaan-perusahaan minyak internasional.
  • DAX 30 Frankfurt terjungkal 2,05% (-271,70 poin) ke level 12.964,68.
  • FTSE 100 London anjlok 0,80% (-60,59 poin) menjadi 7.285,94.
  • CAC 40 Paris terperosok 2,01% (-118,43 poin) ke posisi 5.786,74.

Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York pagi tadi berakhir di posisi terendah dua pekan. Data sektor manufaktur AS menunjukkan penyusutan selama empat bulan beruntun pada November. Di luar dugaan belanja konstruksi pada Oktober juga turun 0,8% karena investasi dalam proyek-proyek swasta jatuh ke level terendah dalam tiga tahun, sehingga memicu kekhawatiran akan menarik ekonomi AS ke ke jurang resesi.
Sebelum rilis data tersebut, dolar sudah melemah setelah pernyataan Trump untuk mengembalikan tarif impor baja dan aluminium dari Brasil dan Argentina. Sementara itu, data yang positif dari sektor manufaktur Eropa memicu optimisme pada prospek kawasan tersebut. Angka manufaktur dari Inggris, Jerman, Spanyol dan Prancis semuanya mengalahkan ekspektasi. Indeks dolar, ukuran kurs  greenback  terhadap enam mata uang negara maju, turun 0,42% menjadi 97,856.
Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot

Currency

Value

Change

% Change

Time (ET)

Euro (EUR-USD)

1.1076

-0.0003

-0.03%

6:23 PM

Poundsterling (GBP-USD)

1.2940

0.0001

+0.01%

6:23 PM

Yen (USD-JPY)

109.03

0.05

+0.05%

6:22 PM

Yuan (USD-CNY)

7.0393

0.0068

+0.10%

10:29 AM

Rupiah (USD-IDR)

14,125.00

17.00

+0.12%

3:58 AM

Sumber : Bloomberg.com, 3/12/2019 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges hingga pagi bergerak naik, di tengah isyarat OPEC + akan memperdalam pemangkasan produksi sebanyak 400.000 barel dari kesepakatan 1,2 juta barel, pada pertemuan pekan ini.
Sementara itu, pertumbuhan aktivitas manufaktur China sepanjang November lalu mengindikasikan permintaan minyak yang lebih kuat. Namun laju penguatan harga minyak tertahan, setelah rilis data aktivitas pabrik AS merosot pada November dan Trump secara tak terduga mengumumkan rencana untuk memberlakukan kembali tarif impor baja dan aluminium dari Argentina dan Brasil.
  • Harga Brent untuk pengiriman Februari, 43 sen (0,7%) menjadi USD60,92 per barel.
  • Harga minyak mentah berjangka WTI melambung 1,4% menjadi USD55,96 per barel.

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange hingga pagi tadi bergerak relatif stabil, setelah memangkas kerugian karena data manufaktur AS yang lemah. Kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi kembali menghantui investor setelah data menunjukkan penurunan tak terduga pada belanja konstruksi untuk periode Oktober karena investasi dalam proyek-proyek swasta jatuh ke level terendah tiga tahun.
Harga emas sempat terjatuh ke level terendah USD1.453,60 per ounce karena apresiasi dolar dan data manufaktur China yang lebih baik dari perkiraan. Namun, pasar berbalik arah menyusul pernyataan Trump untuk menerapkan kembali tarif impor baja dan aluminium dari Brasil dan Argentina. Harga logam lainnya; palladium menguat 0,6% menjadi USD1.852,49 per ounce, perak turun 0,6% menjadi USD16,92 dan platinum 0,1% lebih rendah menjadi USD898,85.
  • Harga emas di pasar spot mendatar di posisi USD1.463,96 per ounce.
  • Harga emas berjangka turun 0,32% menjadi USD1.469,20 per ounce.

(AFP, CNBC , Reuters)