Bursa Pagi: Global-Regional Melemah, IHSG Bullish Menuju Jenuh Beli
Friday, February 21, 2020       08:37 WIB

Ipotnews - Jelang akhir pekan, Jumat (21/2), bursa saham Asia dibuka cenderung melemah, berusaha bertahan dari tekanan penurunan indeks di bursa saham utama Eropa dan Wall Street, yang kembali tertekan oleh kekhawatiran terhadap penyebaran virus korona baru (Covid-19). WHO memperingatkan, rendahnya kasus Covid-19 di luar China "kemungkinan tidak akan tetap sama dalam jangka panjang". Indeks MSCI Asia ex-Jepang turun 0,29%.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan penurunan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,13%. Saham Wesfarmer anjlok 2%. Indeks berlanjut melemah 0,20% (-14,60 poin) menjadi 7.147,90 pada pukul 8:20 WIB. Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang turun tipis 0,04% (-9,48 poin) menjadi 23.469,67, setelah dibuka menguat 0,17% dan Topix naik 0,39%, di tengah lonjakan harga saham Softbank Group sebesar 1,25%.
Indeks Kospi, Korea Selatan anjlok 1,02% seiring dengan jatuhnya korban jiwa pertama akibat Covid-19 di negara itu. Saham SK Hynix merosot 1% setelah mengumumkan karantina terhadap 800 pekerjanya setelah sorang pekerja magang melakukan kontak dengan pasien virus korona. Indeks berlanjut merosot 0,75% ke level 2.178,93.
Mengikuti tren pelemahan global, indeks Hang Seng, Hongkong dibuka melorot 0,57% (-158,70 poin) ke posisi 27.450,46 pada pukul 8:35 WIB.Indeks Shanghai Composite, China menyusut 0,26% menjadi 3.022,25.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pagi ini dihadapkan pada pergerakan indeks saham acuan global dan regional yang cenderung melemah, setelah berhaasil mempertahankan manuvernya di zona hijau pada sesi perdagangan kemarin, dan ditutup menguat 0,23% menjadi 5.942.Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange anjlok 1,60% menjadi USD24,00.
Sejumlah analis memperkirakan, pergerakan IHSG di akhir pekan ini akan berusaha menguji target psikologis 6.000 didukung kenaikan harga beberapa komoditas penting. Secara teknikal beberapa indikator pergerakan indeks memperlihatkan adanya pergerakan  bullish  ke area jenuh beli.
Tim Riset Indo Premier berpendapat, keputusan Bank Indonesia untuk menurunkan 7 DRRR dan menguatnya nilai tukar rupiah, serta naiknya sebagian besar harga komoditas seperti minyak mentah, CPO, timah, emas, batu bara diprediksi akan menjadi sentimen positif di pasar. Di sisi lain,meningkatnya jumlah orang terinfeksi virus korona di luar China, khususnya Korea Selatan, sebanyak 22 orang menjadi 104 kasus akan menjadi sentimen negatif di pasar.
IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan  support  di level 5.910 dan  resistance  di level 5.975.Beberapa ekuitas yang direkomendasikan, antara lain;
  • Saham: BBRI (Buy, Support: Rp4.510, Resist: Rp4.610), UNVR (Buy, Support: Rp7.500, Resist: Rp7.825), INCO (Buy, Support: Rp3.040, Resist: Rp3.190), ICBP (Buy, Support: Rp11.025, Resist: Rp11.425).
  • ETF: XISI (Buy, Support: Rp312, Resist: Rp316), XIPI (Buy, Support: Rp172, Resist: Rp174), XIHD (Buy, Support: Rp483, Resist: Rp491).

Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street pagi tadi berakhir melemah, setelah aksi jual mengejutkan di tengah sesi perdagangan. Sejumlah pelaku pasar menuding faktor teknikal dan sentimen  risk-off  akibat kekhawatiran virus korona baru (Covid-19) sebagai penyebab penurunan. Laporan  Global Times,  media yang dikelola pemerintah China menyebutkan ada peningkatan tajam dalam kasus Covid-19 di sebuah rumah sakit di Beijing. Komisi Kesehatan Nasional China, melaporkan bahwa 74.576 kasus Covid-19 telah dikonfirmasi, dengan 2.118 kematian negara itu. Kasus virus korona juga meningkat di Korea Selatan, menjadi 82 korban, lebih dari dua kali lipat jumlah kasus sebelumnya.
S&P Global Ratings memperingatkan, perbankan China bisa terpukul kredit macet sebanyaknya USD1,1 triliun karena virus korona menekan ekonomi China. Goldman Sachs mengatakan pasar meremehkan potensi dampak dari wabah tersebut, dan "risiko koreksi sangat tinggi." Saham Goldman Sachs anjlok 2%, Intel terperosok 2,5%, dan Apple merosot 1%.
  • Dow Jones Industrial Average turun 0,44% (-128,05 poin) menjadi 29.219,98.
  • S&P 500 berkurang 0,38% (-12,92 poin) ke posisi 3.373,23.
  • Nasdaq Composite melorot 0,67% (-66,21 poin) ke level 9.7560,96.

Bursa saham utama Eropa tadi malam juga ditutup lebih rendah, membalik tren penguatan indeks di bursa saham Asia, karena laporan keuangan yang mengecewakan membebani sentimen investor, meski terjadi perlambatan penyebaran Covid-19 di daratan China. Rilis data penjualan ritel Inggris pada Januari  rebound  0,9%, setelah melorot 0,5% pada Desember. Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan tambahan 114 kematian akibat Covid-19, dan 394 kasus baru yang dikonfirmasi. Jumlah kasus baru secara drastis lebih rendah ketimbang 1.749 yang dilaporkan sehari setelah Beijing mengubah protokol diagnosis sebelumnya.
Indeks STOXX 600 anjlok 0,86% (-3,71 poin) menjadi 430,19, dipimpin kejatuhan harga saham sub-sektor asuransi sebesar 1,7%. Harga saham otomotif menjadi satu-satunya yang menguat, melaju 0,7%. Saham Elekta Swedia anjlok 7% karena gagal memenuhi ekspektasi laba kuartal ketiga. Air France KLM merosot lebih dari 3%, karena melaporkan penurunan laba tahun 2019. Saham Telefonica anjlok hampir 4% dan Swiss Re terpangkas lebih dari 7%. Namun Tomra dan Moneysupermarket melambung 19% setelah melaporkan laba yang kuat.
  • FTSE 100 London menyusut 0,27% (-20,38 poin) menjadi 7.436,64.
  • DAX 30 Frankfurt merosot 0,91% (-125 poin) ke level 13.664,00.
  • CAC 40 Paris melorot 0,80% (-48,94 poin) ke posisi 6.062,30.

Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York pagi tadi ditutup menguat, di tengah kejatuhan yen ke level terendah 10-bulan terhadap dolar AS. Investor mengkhawatirkan resisi Jepang karena tantangan domestik yang berat dan ancaman paparan virus korona baru. China melaporkan penurunan infeksi Covid-19, tetapi para ilmuwan memperingatkan patogen itu dapat menyebar lebih mudah ketimbang yang diyakini sebelumnya.
Pasar keuangan sedikit tergerak oleh aktivitas pabrik di kawasan Atlantik yang melaju ke level tertinggi tiga tahun pada Februari. Ekonomi Amerika tidak menunjukkan tanda-tanda kehilangan tenaga, ungkap Vice Chairman Federal Reserve, Richard Clarida. Indeks dolar, ukuran kurs dolar terhadap enam mata uang negara maju menguat 0,16% menjadi 99,865.
Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot

Currency

Value

Change

% Change

Time (ET)

Euro (EUR-USD)

1.0789

0.0004

+0.04%

6:41 PM

Poundsterling (GBP-USD)

1.2883

0.0001

+0.01%

6:41 PM

Yen (USD-JPY)

112.03

-0.07

-0.06%

6:41 PM

Yuan (USD-CNY)

7.023

0.0247

+0.35%

10:29 AM

Rupiah (USD-IDR)

13,750.00

55.00

+0.40%

--

Sumber : Bloomberg.com, 20/2/2020 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges hingga pagi tadi bergerak menguat. Data Badan Informasi Energi (EIA) menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik hanya 414.000 barel pekan lalu, jauh lebih sedikit dari ekspektasi kenaikan 2,5 juta barel. Stok bensin AS hingga akhir pekan lalu turun sekitar 2 juta barel, sementara analis memperkirakan kenaikan 435.000 barel. Tingkat pemanfaatan kilang Pantai Timur AS pekan lalu juga turun minggu lalu menjadi 59,2%, terendah sejak November 2012. Namun tingkat pemanfaatan kilang AS secara keseluruhan naik 1,4%.
Langkah China untuk memangkas suku bunga acuan mengurangi kekhawatiran perlambatan permintaan impor minyak mentah terbesar global itu. Namun, sejumlah kasus baru Covid-19 dan kematian pertama di Korea Selatan memicu ketakutan akan pandemi global, setelah penelitian menunjukkan bahwa penularannya bisa lebih buruk ketimbang yang diperkirakan sebelumnya.
  • Minyak mentah berjangka Brent, naik 19 sen (0,32%), menjadi USD59,31 per barel.
  • Minyak mentah berjangka WTI, naik 49 sen (0,9%), menjadi USD53,78 per barel

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange pagi tadi ditutup melesat ke level tertinggi tujuh tahun. Harga emas terdorong oleh kenaikan dalam jumlah kasus Covid-19 di Korea Selatan yang memicu kekhawatiran akan dampak ekonomi yang lebih luas akibat wabah tersebut. Penelitian baru menunjukkan virus itu lebih menular daripada yang diperkirakan sebelumnya.
IMFmemperingatkan, epidemi virus korona baru mengganggu pertumbuhan ekonomi China dan penyebarannya ke negara lain dapat menggagalkan pemulihan ekonomi global tahun ada 2020 yang diproyeksikan "sangat rapuh". Kepemilikan ETF emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, naik 0,2% menjadi 931,60 ton pada sesi Rabu, tertinggi sejak November 2016. Harga logam mulai lainnya, palladium turun 0,7% menjadi USD2.694,08 per ounce, perak melemah 0,3% menjadi USD18,34, dan platinum tergelincir 3% menjadi USD975,36.
  • Harga emas di pasar spot naik 0,44% menjadi USD1.618,38 per ounce.
  • Harga emas berjangka naik 0,5% menjadi USD1.620,50 per ounce.

(AFP, CNBC , Reuters)