Bursa Pagi: Global-Regional Menguat, Laju IHSG Dibayangi Tekanan Koreksi
Tuesday, January 08, 2019       08:24 WIB

Ipotnews - Bursa saham Asia pagi ini, Selasa (8/1) dibuka cenderung menguat, melanjutkan tren kenaikan indeks acuan di bursa saham Wall Street, setelah bergerak melemah pada penutupan bursa saham utama Eropa. Investor mengamati hari kedua perundingan dagang AS-China, yang diwarnai protes Beijing atas masuknya kapal perang AS di Laut China Selatan.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan kenaikan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,3% didukung kenaikan harga saham sektor keuangan sebesar 0,17% dan sebagian besar sektor lain. Indeks berlanjut menguat 0,37% (22,20 poin) menjadi 5.704,30 pada pukul 8:15 WIB.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang melaju0,91% (182,12 poin) ke level 20.221,09, setelah dibuka melompat lebih dari 0,93% ditopang oleh kenaikan harga saham di sebagian besar sektor. Saham Nissan turun 0,3% menjelang pengadilan Carlos Ghosn, bekas pemimpin perusahaan, karena dugaan kecurangan keuangan. Indeks Kospi, Korea Selatan dibuka sedikit melemah terseret kejatuhan harga saham Samsung sebesar 0,77%, dan berlanjut naik 0,25% ke posisi 2.042,21.
Indeks Hang Seng, Hongkong dibuka menguat tipis 0,07% (16,80 poin) di posisi 25.852,50 pada pukul 8:35 WIB. Indeks Shanghai Composite, China melemah 0,11% menjadi 2.530,30.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pagi ini dihadapkan pada pergerakan indeks acuan di bursa saham global dan regional yang bervariasi cenderung menguat, setelah berhasil melanjutkan tren kenaikan indeks pada sesi perdagangan kemarin dan ditutup menguat 0,2% di posisi 6.287,224. Sejumlah analis memperkirakan, pergerakan IHSG hari ini masih berpotensi melanjutkan penguatan didukung  capital inflow  dan meningkatnya indeks kepercayaaan konsumen terhadap ekonomi Indonesia. Secara teknikal, beberapa indikator pergerakan indeks memperlihatkan adanya potensi koreksi di area jenuh beli.
Tim Riset Indo Premier berpendapat, menguatnya indeks bursa global dan regional seiring dengan optimisme investor terkait pembicaraan dagang antara Amerika dan China, serta berlanjutnya penguatan rupiah diprediksi akan menjadi sentimen positif di pasar. Sementara itu posisi indeks harga saham gabungan yang sudah di area jenuh beli rawan mengalami aksi ambil untung. IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung melemah dengan rentang  support  di level 6.250 dan  resistance  di 6.320.
Beberapa ekuitas yang direkomendasikan, antara lain;
  • Saham : (Buy, Support: Rp156, Resist: Rp162), (Buy, Support: Rp258, Resist: Rp266), (Buy, Support: Rp125, Resist: Rp130), (Buy, Support: Rp328, Resist: Rp338).
  • ETF : XMTS (Sell on Strength, Support: Rp525, Resist: Rp535), (Sell on Strength, Support: Rp710, Resist: Rp724), (Sell on Strength, Support: Rp453, Resist: Rp461)

Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street pagi tadi berakhir dengan membukukan kenaikan, didukung perbaikan sentimen investor meski terjadi penutupan aktivitas pemerintah ( government shutdown ) AS dan tekanan ekonomi lainnya. Investor menyambut positif dimulainya perundingan perdagangan AS-China di Beijing yang melibatkan pejabat tingkat menengah. Institute for Supply Management menyebutkan, aktivitas sektor jasa Amerika melambat pada Desember, tetapi tetap jauh di atas level historis.
Saham sektor energi melompat 1,3% ditopang lonjakan harga minyak WTI sebesar 1,2%. Saham teknologi secara keseluruhan menguat; Netflix melambung 6,0% dan Amazon 3,4%. Namun saham Apple, Facebook, dan Alphabet cenderung mendatar atau turun tipis. Analis memperkirakan emiten S&P 500 akan melaporkan pertumbuhan pendapatan kuartal keempat sebesar 11,4%, turun dari 25% pada kuartal sebelumnya.
  • Dow Jones Industrial Average naik 0,42% (98,19 poin) menjadi 23.531,35.
  • S&P 500 melaju 0,70% (17,75 poin) ke level 2.549,69.
  • Nasdaq Composite melonjak 1,26% (84,61 poin) ke posisi 6.823,47.

Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange naik 0,54% menjadi USD26,10.
Bursa saham utama Eropa tadi malam ditutup melemah, menghapus kenaikan sesi sebelumnya diwarnai kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi, Brexit dan penutupan aktivitas pemerintah AS. Indeks Stoxx 600 menyusut 0,15% menjadi 342,88, dipimpin kenaikan harga saham sektor telnologi sebesar 1,5%, sementara harga saham sektor peralatan rumah tangga melorot 1,1%.
Investor memperkirakan dua pekan ke depan bursa London akan sangat fluktuatif karena parlemen bersiap untuk memberikan suara terhadap perjanjian penarikan Brexit. Di Prancis, Presiden Emmanuel Macron menghadapi demonstrasi lanjutan "rompi kuning", sementara data terbaru dari Jerman menunjukkan pesanan industri turun lebih dari perkiraan pada November.
  • FTSE 100 Inggris turun 0,39% (-26,54 poin) menjadi 6.810,88.
  • DAX 30 Jerman melemah 0,18% (-19,88 poin) di posisi 10.747,81.
  • CAC 40 Prancis menyusut 0,38% (-17,95 poin) di level 4.719,17.

Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York pagi tadi kembali berakhir melemah, tertekan oleh ekspektasi bahwa The Fed akan menghentikan siklus kenaikan suku bunga, bahkan setelah rilis data pekerjaan AS periode Desember yang kuat pada pekan lalu. Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic, mengatakan The Fed mungkin hanya perlu menaikkan suku bunga sekali pada tahun ini dengan memperhatikan kekhawatiran pebisnis tentang ekonomi dan perlambatan global.
Pasar keuangan optimistis menyambut pertemuan para pejabat AS dan China di Beijing, awal pekan ini. Indeks dolar AS, acuan kurs  greenback  terhadap enam mata uang negara maju turun 0,53% menjadi 95,671, di bawah level terendah dua setengah bulan di posisi 95,68, yang dicapai pekan lalu.
Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot

Currency

Value

Change

% Change

Time (ET)

Euro (EUR-USD)

1.1477

0.0003

+0.03%

6:03 PM

Poundsterling (GBP-USD)

1.2788

0.0011

+0.09%

6:03 PM

Yen (USD-JPY)

108.67

-0.05

-0.05%

6:03 PM

Yuan (USD-CNY)

6.851

-0.0182

-0.26%

10:29 AM

Rupiah (USD-IDR)

14,082.50

-187.50

-1.31%

3:53 AM

Sumber : Bloomberg.com, 7/1/2018 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges hingga pagi bergerak menguat,  rebound  dari posisi terendah satu setengah tahun yang dicapai bulan lalu. Harga minyak berjangka sudah melambung lebih dari 7% sejak Senin lalu, didukung pengurangan produksi OPEC dan menguatnya pasar ekuitas.  Wall Street Journal   mengabarkan,  Arab Saudi berencana memangkas ekspor minyak mentah menjadi sekitar 7,1 juta barel per hari (bph) pada akhir Januari.
Menurut survei  Reuters   pekan lalu, p asokan minyak OPEC turun pada Desember sebesar 460.000 bph menjadi 32,68 juta bph. Sementara itu Genscape menyebutkan, stok minyak mentah AS di Cushing, Oklahoma sepanjang pekan lalu, turun 565.000 barel. Goldman Sachs menurunkan proyeksi rata-rata harga minyak Brent untuk 2019 menjadi USD62,50 per barel dari USD70, dan Societe Generale memangkas prediksi harga minyak 2019 untuk Brent dan WTI sebesar USD9, menjadi USD64 dan USD57 per barel.
  • Harga minyak mentah berjangka Brent, naik 27 sen (0,47%) menjadi USD57,33 per barel.
  • Harga minyak mentah berjangka WTI, naik 56 sen (1,17%) menjadi USD48,52 per barel.

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange pagi tadi berkahir menguat, mendekati level tertinggi lebih dari 6 bulan didukung pelemahan dolar AS setelah komentar  dovish  Kepala Federal Reserve, Jerome Powell, Jumat lalu. Emas cenderung menguat ketika ekspektasi kenaikan suku bunga berkurang. Pasar juga mengekspektasikan, perundingan dagang AS dan China akan mencapai  settlement  yang baik seperti dituturkan Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross, Senin. Kepemilikan SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, naik menjadi 798,25 ton pada sesi Jumat, tertinggi sejak 31 Juli 2018.
  • Harga emas di pasar spot naik 0,3% menjadi USD1.288,14 per ounce.
  • Harga emas berjangka AS juga naik USD4,10 (0,3%) menjadi USD1.289,9 per ounce.

(AFP, CNBC , Reuters)