Bursa Pagi: Global-Regional Rontok, IHSG Berpotensi Terseret ke Zona Merah
Thursday, October 11, 2018       08:39 WIB

Ipotnews - Bursa saham Asia pagi ini, Kamis (11/10) dibuka berguguran, melanjutkan tren kejatuhan indeks di bursa saham utama Eropa dan Wall Street yang rontok lebih dari dua persen, dihantam kekhawatiran overheating  ekonomi AS akibat lonjakan imbal hasil obligasi AS yang berpotensi memicu kenaikan suku bunga.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan kejatuhan indeks ASX 200, Australia sebesar 1,9% pada sesi awal perdagangan ke bawah level 6.000, dihantam kejatuhan harga saham sektor energi, pertambangan dan keuangan masing-masing sebesar 2,75%, 2,02% dan 1,78%. Penurunan indeks berlanjut 1,76% (-106,40 poin) ke posisi 5.943,40 pada pukul 8:25 WIB.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang meluncur deras 3,08% (-724,36 poin) ke level 22.781,68, setelah dibuka terpuruk 3,25% terseret kejatuhan harga saham hampir di semua sektor, di tengah penguatan yen. Indeks Kospi, Korea Selatan juga dibuka tersungkur 2,2%, dan berlanjut terpuruk 2,49% menjadi 2.173,08.
Terseret tren kejatuhan global, indeks Hang Seng, Hongkong dibuka terjungkal 3,05% (-800,17 poin) ke level 25.392,90 pada pukul 8:35 WIB. Indeks Shanghai Composite, China juga rontok 3,04% (-82,76 poin) ke posisi 2.643,07.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) dihadapkan pada tren kejatuhan harga saha global dan regional, setelah mengakhiri sesi perdagangan kemarin dengan menguat 0,41% menjadi 5.820,67. Sejumllah analis memperkirakan pergerakan IHSG hari ini masih berkutat di rentang konsolidasi berusaha melanjutkan kenaikan. Secara teknikal, beberapa indikator memperlihatkan adanya potensi koreksi wajar dengan momentum yang cukupp lambat di area jenuh jual.
Tim Riset Indo Premier berpendapat, melemahnya indeks bursa global dan regional serta beberapa komoditas utama seperti minyak mentah, CPO, batu bara, nikel, timah diprediksi akan menjadi katalis negatif untuk indeks harga saham gabungan. IHSG diprediksi akan bergerak melemah dengan rentang  support  di level 5.790 dan  resistance  di 5.850.
Beberapa ekuitas yang perlu dicermati, antara lain;
  • Saham : (BUY, Support: Rp1.740, Resist: Rp1.820), (BUY, Support: Rp6.400, Resist: Rp6.575), (BUY, Support: Rp1.380, Resist: Rp1.420), (BUY, Support: Rp3.830, Resist: Rp3.950).
  • ETF : (BUY, Support: Rp319, Resist: Rp325), (BUY, Support: Rp646, Resist: Rp652), (BUY, Support: Rp590, Resist: Rp596).

Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street pagi tadi berakhir brutal, rontok lebih dari tiga persen dihantam aksi jual yang didorong oleh kekhawatiran akan kenaikan suku bunga. Lonjakan imbal hasil US Treasury 10 tahun menjadi lebih dari 3% menimbulkan kekhawatiran  overheating   dalam perekonomian , mempercepat laju inflasi, sehingga mendorong Federal Reserve untuk lebih agresif menaikkan suku bunga. Rilis indeks harga produsen AS periode September, salah satu indikator inflasi, memperlihatkan kenaikan 0,2%, atau melompat 2,8% dibanding tahun lalu.
Harga saham teknologi berguguran; Amazon dan Microsoft longsor 6,2% dan 5,4%. Saham Apple, Boeing, Nike, Visa, Caterpillar dan 3M semuanya jatuh di kisaran 4%. Emiten pemilik merek barang mewah Tiffany rontok 10,2%, dan Michael Kors Holdings terpuruk 7,1%. American Airlines terperosok 5,8% dan Southwest Airlines menyusut 3,6% karena adanya badai besar yang menyebabkan pembatalan sejumlah penerbangan di Florida.
  • Dow Jones Industrial Average terpenggal 3,15% (-831,83 poin) menjadi 25.498,74.
  • Standard&Poor's 500 terjungkal 3,29% (-94,66 poin) ke posisi 2.785,68.
  • Nasdaq Composite tersungkur 4,08% (-315,97 poin) ke level 7.422,05.

Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange anjlok 2,05% menjadi USD21,05.
Bursa saham utama Eropa tadi malamjuga berakhir dengan membukukan penurunan tajam, tertekan aksi jual saham global. Sentimen investor terpukul setelah IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini dan 2019. Kekhawatiran bahwa Federal Reserve siap untuk menaikkan suku bunga ikut menekan indeks. Indeks Stoxx 600 anjlok 1,61% menjadi 366,93, dipimpin kejatuhan sektor teknologi dan pertambangan, serta barang mewah. Luis Vitton MH anjlok 7,14% Moncler longsor 10,85%, dan Kering amblas 9,62%. Morgan Stanley memangkas peringkat merek barang mewah Uni Eropa. PDB Inggris kuartal tiga naik 0,7% dibanding kuartal sebelumnya.
  • FTSE 100 London merosot 1,27% (-91,85 poin) menjadi 7.145,74.
  • DAX 30 Frankfurt terperosok 2,21% (-264,72 poin) ke level 11.712,50.
  • CAC 40 Paris tergelincir 2,1% (-112,33 poin) ke posisi 5.206,22.

Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York pagi tadi ditutup melemah, tertekan oleh kenaikan tajam euro dan pounsterling yang didudukung oleh isu Brexit. Para perunding Brexit mengisyaratkan kemajuan sejumlah persyaratan bagi Inggris untuk meninggalkan zona euro, jelang pertemuan puncak 28 pemimpin Uni Eropa, pekan depan, yang memberikan investor harapan untuk perpisahan yang mulus. Indeks dolar, yang mengukur kurs  greenback    terhadap enam mata uang negara maju, turun 0,17% menjadi 95,508.
Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot

Currency

Value

Change

% Change

Time (ET)

Euro (EUR-USD)

1.1531

0.0011

+0.10%

7:28 PM

Poundsterling (GBP-USD)

1.3203

0.0007

+0.05%

7:28 PM

Yen (USD-JPY)

112.27

0.00

0.00%

7:28 PM

Yuan (USD-CNY)

6.9242

0.0015

+0.02%

11:29 AM

Rupiah (USD-IDR)

15,200.00

-37.50

-0.25%

4:59 AM

Sumber : Bloomberg.com, 10/10/2018 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges hingga pagi bergerak turun lebih dari 2%, terseret kejatuhan harga saham di bursa Wall Srteet dan Eropa. Para  trader   meng khawatirkan penyusutan pasokan Iran dan dampak Badai Michael, yang mengganggu produksi di Teluk Meksiko. Produsen minyak di Teluk Meksiko, AS, memangkas produksi minyak harian sekitar 42 persen, atau sekitar 718.877 bph, akibat badai tersebut.
Harga minyak melanjutkan pelemahan setelah American Petroleum Institute melaporkan persediaan minyak mentah pada akhir pekan lalu, naik 9,7 juta barel menjadi 410,7 juta barel, lebih dari 4 kali lipat prediksi analis sebesar 2,6 juta barel. Badan Informasi Energi memperkirakan produksi minyak mentah AS pada tahun ini naik 1,39 juta bph ke rekor 10,74 juta bph. IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk 2018 dan 2019, meningkatkan kekhawatiran bahwa permintaan minyak juga akan merosot.
  • Harga minyak mentah berjangka Brent turun USD1,91 (-2,3%) menjadi USD83,09 per barel.
  • Harga minyak mentah berjangka WTI, anjlok USD1,79 (-2,4%) menjadi USD73,17 per barel.

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange pagi tadi ditutup menguat di tengah pelemahan dolar dan indeks saham Wall Street, yang tertekan oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS. Namun kenaikan imbal hasil surat utang juga mengurangi daya tarik emas. Indeks harga produsen AS periode September menunjukkan kenaikan, yang memperkuat ekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga dengan laju yang lebih cepat. Para analis mengatakan kenaikan emas juga bisa dibatasi oleh berkurangnya permintaan karena depresiasi mata uang domestik di negara-negara konsumen utama emas, seperti India.
  • Harga emas di pasar spot naik 0,2% menjadi USD1.191,84 per ounce.
  • Harga emas berjangka naik USD1,9 (0,16%) menjadi USD1.193,4 per ounce.

(AFP, CNBC , Reuters)