Bursa Pagi: Pasar Utama Asia Terpeleset, Sejumlah Sentimen Beri Peluang IHSG Ikut Penguatan Wall Street
Friday, March 24, 2023       08:55 WIB

Ipotnews - Pasar saham utama di Asia-Pasifik terpeleset jatuh pada Jumat (24/3) pagi ini, karena investor mempertimbangkan pernyataan dari Menteri Keuangan AS Janet Yellen, yang mengatakan tindakan darurat federal untuk mendukung bank-bank regional yang gagal dapat digunakan lagi jika diperlukan.
Investor menilai pesan itu berbeda dibandingkan dengan komentar Yellen sehari sebelumnya, ketika dia berbicara di Senat bahwa Departemen Keuangan tidak mempertimbangkan rencana apa pun untuk mengasuransikan semua simpanan bank AS tanpa persetujuan Kongres.
Di Jepang, Nikkei 225 turun 0,38%, dan Topix mengalami penurunan yang lebih dalam yakni 0,46% karena inflasi inti negara itu mencapai 3,1% untuk Februari, menandai pertama kalinya dalam 14 bulan laju inflasi melambat.
Kospi Korea Selatan turun 0,23%, sedangkan Kosdaq diperdagangkan lebih tinggi pada 0,87%. Sedangkan S&P/ASX 200 Australia diperdagangkan 0,59% lebih rendah.
Selanjutnya, indeks Hang Seng di Hong Kong melorot sedalam 0,65% dan di mainland China, Indeks Shanghai Composite juga memulai perdagangan di zona merah dengan penurunan 0,44%.
Untuk IHSG , sejumlah analis memperkirakan akan bergerak bervariasi setelah pada perdagangan pralibur 2 hari, Selasa (21/3), Indeks ditutup perkasa dengan kenaikan 1,2% ke level 6.692. Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange naik 0,58% ke USD22,58.
Tim Riset Indo Premier menilai sejumlah sentimen positif akan mendorong IHSG menguat pada hari ini dengan  support  di level 6,650 dan  resistance  di level 6,730. Sentimen pendukung itu antara lain penguatan di bursa Wall Street dan harga sejumlah komoditas, juga musim bagi dividen dari emiten perbankan berkapitalisasi besar yang diprediksi masih akan menjadi katalis positif tambahan bagi IHSG .
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street pagi tadi berakhir di zona hijau. Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, memberi jaminan akan mengambil langkah untuk menjaga simpanan nasabah tetap aman.
Turunnya imbal hasil US Treasury, 18 basis poin untuk surat utang bertenor dua tahun, mendorong saham  growth, mendongkrak  Nasdaq. Komentar dari Bank of England bahwa inflasi mungkin akan cepat memudar juga membantu prospek segera berakhirnya era pengetatan kebijakan bank sentral.
Dari 11 sektor utama S&P 500, hanya jasa komunikasi dan teknologi menguat. Kekhawatiran di antara bank regional masih menghantui, dengan indeks KBW Regional Bank anjlok 3,0%. Indeks bank S&P 500 merosot 1,2% ke level terendah sejak November 2020. Saham First Republic Bank rontok 6,0%. Nvidia melonjak 2,7%. Block Inc longsor 14,8%. Emiten crypto exchange, Coinbase Global tersungkur 14,1%. Accenture melambung 7,3%.
Dow Jones Industrial Average menguat 0,23% (75,14 poin) menjadi 32.105,25.
S&P 500 naik 0,30% (11,75 poin) ke posisi 3.948,72.
Nasdaq Composite melaju 1,01% (117,44 poin) ke level 11.787,40.
Bursa saham utama Eropa tadi malam ditutup sedikit melemah. Saham perbankan memimpin pelemahan setelah Bank of England mengikuti Federal Reserve dan Swiss National Bank dengan menaikkan suku bunga di tengah kekhawatiran krisis perbankan. Bank sentral Swiss dan Norwegia menaikkan suku bunga acuan 50 bps dan 25 bps, sesuai ekspektasi. Bank of England juga menaikkan suku bunga 25 bps dan memperkirakan lonjakan inflasi Inggris akan mereda.
Citigroup menurunkan peringkat sektor perbankan, memperingatkan laju kenaikan suku bunga yang cepat akan semakin membebani ekonomi dan perbankan. Indeks STOXX 600 tergelincir 0,21% menjadi 446,22. Sanofi melejit 5,5%, investor teknologi Belanda, Prosus, melesat 6,4%. Indeks teknologi melonjak 2,2%. Bank Swedia, Svenska Handelsbanken, AB rontok 11,1%
FTSE 100 Inggris melorot 0,89% (-67,24 poin) ke level 7.499,60.
DAX 40 Jerman melemah tipis 0,04% (-5,80 poin) di posisi 15.210,39.
CAC 40 Prancis menguat 0,11% (8,13 poin) menjadi 7.139,25.

Nilai Tukar Dolar AS
Kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York pagi tadi menguat, setelah The Fed meminta waktu untuk menaikan suku bunga, sementara Swiss National Bank dan Bank of England mendorong kenaikan suku bunga lebih lanjut. The Fed menaikkan suku bunga acuannya 25 basis poin, Rabu, tetapi menghilangkan frasa "peningkatan yang sedang berlangsung" yang diperlukan untuk mendukung "beberapa kenaikan tambahan".
Pasar berspekulasi pada satu kenaikan seperempat poin lagi dari the Fed, berbeda dengan Eropa di mana pasar melihat pengetatan lebih lanjut sekitar 50 bps. Poundsterling menguat, BoE menaikkan suku bunga 25 bps, sejalan dengan ekspektasi, dan mengatakan pengetatan lebih lanjut akan diperlukan jika ada bukti tekanan harga yang terus berlanjut. Swiss National Bank menaikkan suku bunga 50 bps untuk menyeimbangkan penanganan inflasi dengan kekhawatiran gejolak pasar keuangan. Indeks Dolar (Indeks DXY) sedikit menguat 0,078% menjadi 102,510.
Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot

Currency

Value

Change

% Change

Time (ET)

Euro (EUR-USD)

1.0830

-0.0001

-0.01%

6:43 PM

Poundsterling (GBP-USD)

130.85

0.0000

0.00%

6:43 PM

Yen (USD-JPY)

1.2279

-0.0008

-0.07%

6:43 PM

Rupiah (USD-IDR)

15,345

-15.000

-0.10%

3/21/2023

Yuan (USD-CNY)

6.8232

-0.0582

-0.85%

2:59 PM

Sumber : Bloomberg.com, 23/3/2023 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea dini hari tadi berakhir turun. Minyak membalikkan kenaikan awal setelah Menteri Energi AS Jennifer Granholm mengatakan bahwa pengisian ulang Strategic Petroleum Reserve mungkin memakan waktu beberapa tahun. Komentar Granholm menimbulkan kekhawatiran tentang potensi kelebihan pasokan, karena AS berencana melanjutkan pelepasan tambahan 26 juta barel.
Patokan minyak itu melesat sekitar 1% sebelum komentar Granholm, didukung depresiasi dolar dan harga bensin yang lebih tinggi. Mendukung harga minyak mentah, harga bensin berjangka mencapai level tertinggi 10 hari setelah Badan Informasi Energi AS mengatakan stok produk minggu lalu turun tajam. Goldman Sachs mengatakan permintaan komoditas melonjak di China, dengan permintaan minyak mencapai 16 juta bph.
Harga Brent berjangka turun 78 sen (-1%) menjadi USD75,91 per barel.
Harga WTI berjangka turun 94 sen (-1,3%) menjadi USD69,96 per barel.
Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange dini hari tadi berakhir menguat, didukung penurunan imbal hasil US Treasury. The Fed menaikkan suku bunga 25 bps, Rabu kemarin, tetapi mengisyaratkan berakhirnya siklus pengetatan moneter. Goldman Sachs, menaikkan target harga emas 12 bulan menjadi USD2.050 per ounce dari USD1.950, menggambarkan emas sebagai lindung nilai terbaik terhadap risiko keuangan.
Pelemahan dolar AS dan imbal hasil US Treasury 10 tahun meningkatkan daya pikat emas. Harga logam berharga lainnya; perak spot turun 0,3% menjadi USD22,95 per ounce, platinum naik 0,3% di level USD980,67, dan paladium merosot 1,6% ke USD1.427,17.
Harga emas di pasar spot melonjak 1,2% menjadi USD1.993,09 per ounce.
Harga emas berjangka AS melesat 2,4% menjadi USD1.995,90 per ounce.
(AFP, CNBC , Reuters)