Bursa Pagi: Penurunan Global Berlanjut, IHSG Berpotensi Melemah
Thursday, December 06, 2018       08:36 WIB

Ipotnews - Bursa saham Asia, Kamis (6/12) dibuka melemah melanjutkan tren penurunan indeks acuan di bursa saham utama Eropa karena kekhawatiran akan pertumbuhan global. Bursa saham Wall Street, AS tutup, turut berkabung atas wafatnya mantan presiden George HW Bush. Pasar menunggu pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak ( OPEC ) di Wina, hari ini.
Mengawali perdagangan saham hari ini, bursa saham Australia dibuka menyusut, indeks ASX 200 turun lebih dari 0,6% seiring melorotnya harga saham sektor energi sebesar 0,7%. Penurunan indeks berlanjut 0,61% (-34,60 poin) menjadi 5.633,80 pada pukul 8:20 WIB.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang merosot 1,46% (-320,68 poin) ke level 21.598,65, setelah dibuka anjlok 1,7%. Indeks Kospi, Korea Selatan juga dibuka turun 0,47%, terseret kejatuhan harga saham Samsung Electronic sebesar 1,3%, dan berlanjut melorot 0,53% menjadi 2.090,08.
Melanjutkkan tren penurunaan global, indeks Hang Seng, Hongkong dibuka terperosok 1,75% (-470,26 poin) ke level 26.349,42. Indeks Shanghai Composite, China merosot 0,75% menjadi 2.629,82.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pagi ini dihadapkan pada tren penurunan indeks acuan di bursa saham global dan regional, setelah gagal mempertahankan manuvernya di zona hijau pada sesi perdagangan kemarin, dan ditutup turun 0,32% ke level 6133.120. Sejumlah analis memperkirakan, pergerakan IHSG hari ini meski terindikasi melemah, masih berpeluang menguat jelang rilis data kepercayaan konsumen. Secara teknikal, beberapa indikator pergerakan indeks memperlihatkan adanya potensi melanjutkan penurunan di are jenuh beli.
Tim Riset Indo Premier berpendapat, kekhawatiran investor terhadap perlambatan ekonomi Amerika khususnya dan global pada umumnya diprediksi masih akan menjadi sentimen negatif di pasar. Di sisi lain proyeksi penerimaan negara yang lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya, akan menjadi sentimen positif bagi indeks harga saham gabungan. IHSG diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat dengan rentang  support  di level 6.100 dan  resistance  di 6.160.
Beberapa ekuitas yang direkomendasikan, antara lain;
  • Saham : (Buy, Support: Rp79.675, Resist: Rp81.925), (Buy, Support: Rp11.525, Resist: Rp12.000), (Buy, Support: Rp1.330, Resist: Rp1.505), (Buy, Support: Rp9.650, Resist: Rp9.850)
  • ETF : (Buy on Weakness, Support: Rp488, Resist: Rp494), (Buy on Weakness, Support: Rp485, Resist: Rp493), XMTS (Buy on Weakness, Support: Rp519, Resist: Rp525).

Eropa
Bursa saham utama Eropa tadi malam berakhir di zona merah dengan membukukan penurunan tajam, terpukul oleh kesangsian pasar akan kelanjutan perundiangan dagang AS-China setelah "gencatan senjata" 90 hari, dan kekhawatiran terhadap pertumbuhan global. Indeks Stoxx 600 anjlok 1,16 menjadi 354,27, dipimpin penurunan harga saham sektor konstruksi dan sektor asuransi lebih dari 1,75% Volume perdagangan relatif rendah.
Saham Saint-Gobain, Prancis tenggelam lebih dari 3%, Hargreaves Lansdown, Inggris longsor lebih 4%, Di sisi lain, produsen obat Shire melonjak di atas 2,5%, setelah pemegang saham Takeda Pharmaceutical Jepang setuju untuk menyelesaikan pengambilalihan perusahaan senilai USD59 miliar. Rilis data penjualan ritel zona euro periode Oktober naik 0,3% (mtm) atau 1,7% (yoy), lebih besar dari ekspektasi.
  • FTSE 100 London terperosok 1,44% (-100,92 poin) ke level 6.921,84.
  • DAX 30 Frankfurt melorot 1,19% (-135,08 poin) menjadi 11.200,24.
  • CAC 40 Paris tergelincir 1,36% (-68,29 poin) ke posisi 4.944,37.

Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang Eropa, tadi malam berakhir menguat, seiring memudarnya dorongan penguatan euro dan yen melemah, karena kekhawatiran kemungkinan resesi AS setelah inversi pada kurva imbal hasil US Treasury. Laporan bahwa Bank Sentral Eropa sedang menjajaki cara-cara untuk menarik stimulus pada 2019, menekan euro. Dolar AS menguat 0,35 persen terhadap yen dan euro. Ketidakpastian baru kelanjutan perundingan dagang AS-China, mendukung kenaikan dolar AS.
Pasar obligasi AS mengirimkan tanda-tanda mengkhawatirkan tentang pertumbuhan ekonomi. Penyempitan  spread   imbal hasil US Treasury jangka pendek dan jangka panjang menimbulkan kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi AS.  Para   trader  memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga pada rapat kebijakan 18-19 Desember, tetapi menurunkan ekspektasi dua kali kenaikan suku bunga pada 2019. Indeks dolar menguat 0,11% menjadi USD97,07.
Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot

Currency

Value

Change

% Change

Time (ET)

Euro (EUR-USD)

1.1347

0.0003

+0.03%

6:26 PM

Poundsterling (GBP-USD)

1.2732

-0.0002

-0.02%

6:27 PM

Yen (USD-JPY)

113.0700

-0.1200

-0.11%

6:27 PM

Yuan (USD-CNY)

6.8568

0.0208

+0.30%

10:29 AM

Rupiah (USD-IDR)

14,402.5000

111.0000

+0.78%

3:55 AM

Sumber : Bloomberg.com, 5/11/2018 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges hingga pagi bergerak turun, menjelang pertemuan OPEC di Wina, hari ini. Komite monitorng OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, dikabarkan menyepakati kebutuhan untuk memangkas produksi pada 2019, namun merekaa masih memperdebatkan besarannya. OPEC ingin menghindari terjadinya penimbunan persediaan global, seperti akhir 2014 lalu yang mengakibatkan kejatuhan harga Brent secara berkepanjangan, hingga di bawah USD39 per barel pada awal 2016. Analis mengatakan, pasar minyak membutuhkan pemangkasan produksi yang cukup besar, untuk mencagah volatilitas.
  • Harga minyak mentah berjangka Brent turun 24 sen menjadi USD61,84 per barel.
  • Harga minyak mentah berjangka WTI turun 36 sen menjadi USD52,89 per barel.

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange pagi tadi ditutup melemah tipis, tertekan kenaikan indeks dolar. Harga paladium yang kemarin melambung, mencatatkan rekor harga baru, berakhir sedikit melemah 0,04% menjadi USD1.243 per ounce. Indeks RSI yang mengukur kekuatan relatif harga logam, selama 14 hari terakhir berada di kisaran 77, sementara RSI di atas 70 merupakan indikasi bahwa harga komoditas dalam kondisi jenuh beli, sehingga berisiko  profit taking. 
  • Harga emas di pasar spot berkurang 0,02% menjadi USD1.237,27.
  • Harga emas berjangka bertahan di kisaran USD1,242,60 per ounce.

(AFP, CNBC , Reuters)