Bursa Pagi: `Gencatan Senjata` AS-China Lambungkan Asia
Monday, December 03, 2018       08:26 WIB

Ipotnews - Membuka pekan ini, di awal Desember, Senin (3/11) bursa saham Asia dibuka bersemangat dengan mencatatkan kenaikan signifikan, menyambut "gencatan senjata" perang dagang AS-China yang menunda pemberlakukan tarif tambahan. Harga minyak Brent dan WTI melambung 2,72% dan 3,26% pada pembukaan pasar Asia.
Gedung Putih menyatakan, "Presiden Trump sepakat bahwa pada 1 Januari 2019, akan membiarkan tarif 10% terhadap produk senilai USD200 miliar, dan tidak menaikkannya menjadi 25% pada saat ini," setelah pertemuan presiden kedua negara itu itu di KTT G20, Argentina.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan lonjakan indeks ASX 200, Australia sebesar 1,55%, didukung lompatan harga saham sektor pertambangan. Rio Tinto naik 2,13%, Fortescue Metals Group melambung 4,38%, dan BHP Biliton melesat 2,48%. Kenaikan indeks berlanjut 1,49% (84,70 poin) ke level 5,751,90 pada pukul 8:10 WIB.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225 bergerak melaju 1,22% (273,60 poin) ke posisi 22.624,66, setelah dibuka melompat 1,11%, dengan diwarnai pelemahan yen terhadap dolar AS. Indeks Kospi juga dibuka melaju 1,12%, dan berlanjut naik 1,37% ke level 2.125,50.
Melanjutkan lompatan Asia, indeks Hang Seng, Hongkong dibuka melesat 2,56% (678,91 poin) ke level 27.185,66 pada pukul pukul 8:35 WIB. Indeks Shanghai Composite, China melejit 2,28% ke posisi 2.647,13.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pagi ini dihadapkan pada tren kenaikan indesk di bursa saham global daan regional setelah ditutup melemah pada akhir sesi perdagangan pekan lalu, anjlok 0,84% ke level 6.056 dihantam aksi ambil untung. Sejumlah analis memperkirakan, pergerakan IHSG hari ini masih memperlihatkan potensi kenaikan, didukung rilis data inflasi yang terkendali, dan eforia "gencatan senjata" perang dagang AS-China. Secara teknikal beberapa indikator memperlihatkan adanya potensi pelemahan lanjutan dengan momentum  bearish reversal  jangka pendek di area jenuh beli.
Tim Riset Indo Premier berpendapat, tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika dan China untuk tidak mengenakan tarif baru selama tiga bulan diprediksi akan menjadi sentimen positif di pasar. Menguatnya harga CPO dan batu bara serta berlanjutnya tren penguatan rupiah juga akan menjadi tambahan sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan. IHSG diprediksi bergerak menguat dengan rentang  support  di level 6.005 dan  resistance  di 6.100.
  • Saham : (Buy, Support: Rp4.020, Resist: Rp4.250), (Buy, Support: Rp1.525, Resist: Rp1.590), (Buy, Support: Rp1.530, Resist: Rp1.660), (Buy, Support: Rp670, Resist: Rp735)
  • ETF : XPID (Buy, Support: Rp524, Resist: Rp534), (Buy, Support: Rp519, Resist: Rp531), XPLC (Buy, Support: Rp503, Resist: Rp512).

Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street akhir pekan lalu ditutup menguat, seiring menguatnya harapan kemajuan negosiasi perang dagang AS-China. Indeks S&P 500 menutup November dengan kenaikan 1,8% dibanding bulan sebelumnya, Dow Jones melaju 1,7%, dan Nasdaq Composite menguat 0,3%. Seorang pejabat China kepada  Reuters  mengatakan konsensus negosiasi perang dagang AS-China terus meningkat dalam KTT G20, Argentina. Pidato Chairman The Fed, Jerome Powell, yang akan menetapkan kenaikan suku bunga berdasarkan indikator data perekonomian dibanding faktor ideologi, dan dukungan Rusia untuk pembatasan produksi minyak menjadi pendorong kenaikan indeks jelang akhir pekan lalu.
Harga saham energi turun 0,2%, seiring pelemahan harga minyak yang mendorong kenaikan indeks saham maskapai penerbangan sebesar 2,8%. Caterpillar dan Boeing masing-masing naik 4,2% dan 1,2%. Saham Marriott International Inc. anjlok 5,6% karena ulah  hacker  yang mencuri sekitar 500 juta data dari sistem reservasi Starwood Hotels. General Electric Co melorot 5,5%, terseret pemberitaan bahwa para mantan pekerjanya dalam proses investigasi pemerintah federal terkait kegagalan akusisi divisi asuransinya.
  • Dow Jones Industrial Average naik 0,79% (199,62 poin) ke level 25.538,46.
  • S&P 500 melaju 0,82% (22,41 poin) menjadi 2.760,17.
  • Nasdaq Composite menguat 0,79% (57,45 poin) ke posisi 7.330,54.

Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange turun 1,71% menjadi USD24,72.
Bursa saham utama Eropa akhir pekan lalu juga ditutup di zona merah, terpengaruh rilis data pertumbuhan manufaktur China yang melorot 2% jelang negosiasi perang dagang Donald Trump dan Xi Jinping di KTT G20 akhir pekan lalu. Indeks Stoxx 600 turun 0,17% menjadi 357,49, memperbesar penurunan kumulatif selama November sebesar 1,2%. Pasar menunggu hasil negosiasi perang dagang China-AS yang diharapkan akan memicu efek "Reli Santa" Desember ini.
Saham sektor otomotif anjlok 1%, pertambangan melorot 0,9% tertekan kehawatiran terhadap perkembangan ekonomi China. Saham produsen barang mewah, Kering dan LVMH merosot 1,2% dan 1,5%. Saham Deutsche Bank berlanjut merosot 3,11% setelah polisi Jerman 'menyerbu' markas besarnya di Frankfurt karena diduga terlibat kasus pencuciab uang, Kamis lalu.
  • FTSE 100, London anjlok 0,83% ke level 6.980.
  • DAX 30 Frankfurt turun 0,36% menjadi 11.257.
  • CAC 40 Paris turun tipis 0,05% di posisi 5.003.

Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York akhir pekan lalu ditutup menguat. Pasar gamang menunggu hasil pertemuan Jinping dan Trump di forum G20. Perang dagang AS-China telah mendorong penguatan dolar dalam 5 tahun, meski bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi. Indeks dolar AS naik 0,51% menjadi 97,27, setelah mencapai level terendah mingguan di posisi 96,626 pada Kamis lalu. Data inflasi zona euro periode November melambat mendukung suku bunga acuan Eropa yang tidak berubah.
Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot

Currency

Value

Change

% Change

Time (ET)

Euro (EUR-USD)

1.1317

-0.0076

-0.67%

4:59 PM

Poundsterling (GBP-USD)

1.2749

-0.0042

-0.33%

4:59 PM

Yen (USD-JPY)

113.57

0.09

+0.08%

4:59 PM

Yuan (USD-CNY)

6.9605

0.0180

+0.26%

10:29 AM

Rupiah (USD-IDR)

14,301.50

-81.00

-0.56%

3:58 AM

Sumber : Bloomberg.com, 30/11/2018 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges akhir pekan lalu berlanjut melemah, tertekan oleh lonjakan persediaan minyak global, meskipun ada ekspektasi bahwa OPEC dan Rusia akan sepakat memotong produksi pada pekan depan. Harga minyak mentah Brent dan WTI berada di posisi terendah dalam 10 tahun terakhir, rontok 20% sepanjang November.
Pelemahan harga sempat tertahan setelah Bloomberg memberitakan bahwa Komite Penasehat OPEC menyarankan penurunan produksi 1,3 juta barel per hari dari level bulan lalu. OPEC dan Rusia akan menggelar pertemuan di Wina pada 6 dan 7 Desember untuk menyepakati strategi produksi. Sebelumnya, tiga negara besar produsen minyak yaitu USA, Rusia, dan Arab Saudi akan ambil bagian dalam KTT G20 di Argentina.
  • Harga minyak mentah berjangka WTI turun 52 sen (-1%) menjadi USD50,93 per barel.
  • Harga minyak mentah berjangka Brent drop 76 sen (-1,3%) menjadi USD58,75 per barel.

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange akhir pekan lalu ditutup melemah, terekan penguatan dolar, meskipun masih membukukan penguatan bulanan yang kedua secara beruntun, naik 0,6% dibanding bulan sebelumnya. Investor berhati-hati di tengah ketidakpastian arah perundingan dagang AS-China, dan memilih menyimpan dolar.
  • Harga emas di pasar spot melemah 0,11% menjadi USD1.222,31 per ounce.
  • Harga emas di bursa berjangka bergerak tipis di di kisaran USD1.226 per ounce.

(AFP, CNBC , Reuters)