Bursa Siang: IHSG Dan Rupiah Kompak Bergerak Rebound
Friday, October 12, 2018       12:40 WIB

Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) rebound setelah terseret aksi jual masif pasar global pada perdagangan kemarin. IHSG pada akhir sesi pagi, hari Jumat (12/10) menguat +0,97 persen (+55 poin) ke level 5.758.
Indeks LQ45 +0,67% ke leavel 899 poin. IDX30 +0,72% ke level 493 poin. Indeks JII +0,62% ke level 631. Indeks Kompas100 +0,57% ke level 1.154. Indeks Sri Kehati +1,19% ke posisi 336. Indeks Sinfra18 +0,25% ke level 298.
Saham-saham teraktif yang diperdagangkan adalah , , , , FINN , dan .
Saham-saham top gainer LQ45: , , , , , dan .
Saham-saham top loser LQ45: , , , , dan .
Nilai transaksi yang terjadi mencapai Rp2,87 triliun dengan volume trading sebanyak 42,82 juta lot saham. Pemodal asing aksi jual bersih (net sell) senilai -Rp95,41 miliar
Sektor aneka industri dan infrastruktur menjadi penopang utama laju IHSG . Kedua sektor tersebut menguat masing-masing +1,99 persen dan +1,98 persen.
Nilai tukar rupiah +0,26 persen ke level Rp15.196 (pukul 11:30 am)
Bursa Asia
Market saham Asia bergerak stabil pada sesi pagi perdagangan hari Jumat (12/10) setelah 9 hari melemah beruntun. Namun sentimen market telah melemah setelah bursa saham Wall Street tumbang serta ekspektasi volatilitas pasar melonjak ke level tertinggi dalam 8 bulan.
Indeks MSCI Asia Pasifik menguat 0,2 persen setelah pada perdagangan kemarin turun 3,6 persen ke level terendah dalam 1,5 tahun terakhir.
Indeks Hang Seng di bursa Hong Kong rebound. Namun tekanan terhadap Indeks Shanghai dan Indeks Shenzhen di bursa China masih berlanjut. Indeks Shenzhen turun 0,56 persen.
Di bursa Jepang, Indeks Nikkei 225 juga berada di zona negatif. Indeks Topix melemah 0,6 persen seiring sebagian besar sektor saham melanjutkan trend pelemahan. Sementara Indeks Kospi (Korsel) naik 1 persen.
"Masih terlihat risiko pelemahan market di tengah kekhawatiran perang dagang antara USA dan China yang mungkin mengakibatkan pertumbuhan global melambat," kata Masahiro Ichikawa, analis pada Sumitomo Mitsui Asset Management (Tokyo).
Sejauh pada pekan ini, pasar saham China dan USA di antara yang terburuk pelemahannya sebagai sinyal para investor cemas tentang perang dagang yang sedang berlangsung akan merugikan.
Yield surat utang pemerintah USA tenor 10 tahun turun ke posisi 3,146 persen atau lebih rendah dari posisi tertinggi dalam 7 tahun di posisi 3,261 persen yang ditorehkan pada hari Selasa pekan ini. Kenaikan yield tersebut seiring ketakutan investor terhadap laju inflasi USA. Pelemahan yield tersebut menekan kurs dolar AS karena merusak daya tarik investasi dalam obligasi dolar AS.
Indeks dolar AS ke posisi 95,020 (9:51 am HK/SIN) setelah tumbang tadi malam. Nilai tukar yen menguat di posisi 112,29 terhadap USD. Sedangkan dolar Ausie melemah di $0,7116 setelah kemarin berhasil menguat.
Indeks Nikkei 225 (Jepang) -0,25% ke posisi level 22.534 (11.30 am).
Indeks Hang Seng (Hong +1,18% ke level 25.563.
Indeks Shanghai (China) -0,12% ke posisi 2.580.
Indeks Straits Times (Singapura) +0,19% ke level 3.053. (11.30 am).
Oil
Harga minyak berlanjut drop pada perdagangan hari Jumat (12/10) pagi di pasar Asia. Hal ini seiring tekanan pada pasar saham global disertai kejatuhan harga minyak terkait data persediaan minyak mingguan di USA yang telah meningkat lebih dari perkiraan.
Minyak Brent drop 66 sen ke harga USD82,43 per barel (pukul 00:24 GMT). Harga minyak WTI melemah 57 sen ke harga USD72,60 per barel.
(cnbc/awsj/reuters/mk)

Sumber : admin