CORE: Pandemi Covid-19 Pukul Konsumsi Rumah Tangga Kelas Menengah Ke Bawah
Tuesday, August 04, 2020       17:10 WIB

Ipotnews - Center of Reform for Economic ( CORE ) menyatakan pandemi covid-19 benar-benar memukul telak konsumsi rumah tangga khususnya golongan masyarakat kelas menengah ke bawah.
Hal ini patut diwaspadai agar kedepan tekanan terhadap kelompok tersebut tidak semakin besar sehingga kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal - kuartal berikutnya juga bisa rebond.
Ekonom dari CORE , Muhammad Faisal, menyatakan Indeks Penjualan Riil (IPR) tumbuh negatif 20,6 persen year on year (yoy) pada Mei 2020. Sementara penjualan kendaraan bermotor roda dua selama lima bulan pertama tahun ini tumbuh -39,6 persen (yoy) kemudian untuk kendaraan bermotor roda empat tumbuh -41,1 persen (yoy).
Besarnya tekanan masyarakat berpendapatan menengah bawah di masa pandemi ini juga terlihat pada simpanan di bank dengan nilai kurang dari 100 juta yang hanya tumbuh 2,2 persen. Angka ini jauh di bawah pertumbuhan bulan-bulan sebelumnya yang rata-rata 5 persen.
"IPR merupakan indikator yang memotret perkembangan penjualan barang-barang konsumsi masyarakat itu tumbuh -20,6 persen (yoy). Tekanan konsumsi swasta paling besar terjadi pada kuartal kedua tahun ini dan diperkirakan mulai reda pada kuartal ketiga," ujar Faisal dalam keterangannya, Selasa (4/8).
Faisal mengapresiasi kebijakan pemerintah melalui program jaring pengaman sosial, bantuan sosial dan kartu prakerja baru yang telah diluncurkan sebagai respon terhadap pelemahan daya beli masyarakat. Kebijakan ini dinilainya sedikit membantu mengurangi tekanan belanja swasta akibat realisasinya yang masih relatif rendah.
"Namun jika pemerintah mampu mempercepat implementasi program-program tersebut atau bahkan memperbesar anggarannya, konsumsi swasta pada semester kedua dapat membaik," sambungnya.
CORE berharap pemerintah dapat mengimbangi kebijakan - kebijakan tersebut dengan percepatan dan perbaikan upaya penanggulangan wabah selama pemberlakuan new normal. Strategi ini diyakini bisa menjadi faktor utama yang membantu pemulihan konsumsi swasta.
"Meskipun pelonggaran PSBB telah dilakukan di beberapa kota serta diikuti dengan pembukaan beberapa aktivitas ekonomi, tetapi selama tren peningkatan kasus covid-19 masih terus peningkatan, maka masyarakat akan secara sukarela membatasi aktivitasnya," pungkasnya.
(Marjudin)

Sumber : Admin