China Berupaya Sokong Sektor Properti, Tembaga London Melesat
Thursday, November 25, 2021       15:30 WIB

Ipotnews - Tembaga London melesat ke level tertinggi satu bulan, Kamis, dibantu upaya China untuk meningkatkan sektor properti yang kekurangan likuiditas dan kekhawatiran atas pasokan global yang ketat, sementara depresiasi dolar membuat logam yang dihargakan dengan  greenback  itu lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange naik 0,5% menjadi USD9.885,50 per ton, pada pukul 13.57 WIB, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak 22 Oktober di USD9.920, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Kamis (25/11).
Sementara, kontrak tembaga Januari yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange melonjak sebanyaknya 1,6% menjadi 72.260 yuan (USD11.313,43) per ton, tingkat tertinggi sejak 22 Oktober.
Tembaga disokong oleh sinyal lebih banyak dukungan properti di China, ungkap Anna Stablum, analis Marex Spectron.
Chengdu, di barat daya China, mengatakan akan berupaya untuk memastikan pengembang menerima dana dari pra-penjualan properti dan pinjaman baru, langkah pertama yang dilakukan kota China untuk meredakan krisis likuiditas di sektor tersebut.
"Kami melihat berlanjutnya volatilitas yang tinggi untuk harga tembaga dalam waktu dekat, mengingat stok tembaga yang terlihat secara global tetap pada posisi terendah multi-tahun. Pada level rendah seperti itu, harga kemungkinan akan tetap sangat sensitif, di kedua arah, terhadap perubahan fundamental dan sentimen pasar tembaga," kata analis CRU, Craig Lang.
Persediaan tembaga LME berdasarkan waran merosot menjadi 62.225 ton, jatuh hampir 74% dari 238.725 ton pada Agustus.
"Pasar baru-baru ini menjadi lebih khawatir dengan prospek inflasi dan apa artinya dalam hal prospek suku bunga di Amerika Serikat serta dampak permintaan jika itu mengarah pada pertumbuhan ekonomi global yang lebih lambat," ujar Lang.
Kenaikan suku bunga dapat mengurangi likuiditas ke logam dan meredakan momentum pemulihan ekonomi, yang pada akhirnya mengurangi permintaan.
Tembaga sering digunakan untuk mengukur kesehatan ekonomi global.
Indeks Dolar (Indeks DXY) bergerak 0,1% lebih rendah hari ini, setelah mencapai level tertinggi selama lebih dari 16 bulan, Rabu, di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperketat kebijakan moneter lebih cepat daripada rekan-rekannya.
Aluminium ShFE melonjak 1,9% menjadi 19.570 yuan per ton, nikel melambung 2,5% menjadi 154.510 yuan per ton dan seng naik 0,4% menjadi 23.760 yuan per ton.
Timah ShFE melesat sebanyaknya 2% menjadi 293.690 yuan per ton, tertinggi sejak 21 Oktober, setelah Presiden Indonesia, produsen timah terbesar, mengatakan negara tersebut akan menghentikan ekspor timah mulai 2024 untuk menarik investasi hilir.
Aluminium LME naik 0,8% menjadi 2.725 per ton, nikel menguat 0,9% menjadi USD21.040 per ton, timbal diperdagangkan 0,6% lebih tinggi menjadi USD2.277,50 per ton, sementara timah naik tipis 0,1% menjadi USD40.000 per ton setelah mencapai rekor tertinggi USD40.300 di sesi sebelumnya. (ef)

Sumber : Admin