China Rilis Stimulus Halau Dampak Virus, Tembaga Tembus Posisi Tertinggi Tiga Pekan
Monday, February 17, 2020       15:39 WIB

Ipotnews - Harga tembaga menyentuh level tertinggi tiga pekan, Senin siang, setelah konsumen terbesar, China, memangkas suku bunga utama untuk meredam dampak dari wabah virus korona.
Bank Sentral China (PBoC) menurunkan suku bunga pinjaman jangka menengah (MLF) senilai 200 miliar yuan ke lembaga keuangan sebesar 10 basis poin menjadi 3,15% dari 3,25% sebelumnya.
Sabtu, PBoC mengatakan perbankan China akan mentolerir tingkat kredit macet yang lebih tinggi untuk mendukung perusahaan yang terdampak epidemi tersebut, yang menewaskan lebih dari 1.700 orang dan menginfeksi sekitar 70.550 orang di China.
"Pemotongan MLF upaya untuk mencoba membawa suku bunga resmi lebih dekat ke tingkat  shadow banking , sehingga sedikit kredit macet akan muncul di masa mendatang," kata pedagang logam yang berbasis di Singapura.
Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) menyentuh level tertinggi tiga pekan USD5.828,50 per ton pada awal perdagangan, dan menguat 0,9% menjadi USD5.812,50 per ton pada pukul 14.30 WIB, demikian laporan  Reuters , di Singapura, Senin (17/2).
Sementara, kontrak tembaga yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange (ShFE) ditutup melonjak 1% menjadi 46.310 yuan (USD6.633,72) per ton, tingkat tertinggi sejak 23 Januari.
Harga logam dasar lainnya di kompleks LME terlihat variatif. Aluminium turun 0,2% menjadi USD1.719 per ton, nikel melesat 1,3% menjadi USD13.190 per ton dan seng naik 0,7% menjadi USD2.164,50 per ton.
Di bursa berjangka Shanghai, aluminium melemah 0,4% menjadi 13.645 yuan per ton dan nikel turun serendahnya ke posisi 104.300 yuan per ton, level terlemah dalam hampir seminggu.
Fitch Solutions menurunkan perkiraan untuk harga nikel tiga bulan LME pada 2020 menjadi rata-rata USD14.000 per ton, dari USD15.000 sebelumnya, karena meredanya kekhawatiran seputar pasokan dan sentimen negatif pada logam tersebut akibat wabah virus korona.
Pasar otomotif China, terbesar di dunia, bisa mendapati penjualan turun lebih dari 10% pada semester pertama 2020 karena epidemi tersebut, kata badan industri otomotif. (ef)

Sumber : Admin