China dan ASEAN Selesaikan Negosiasi Perluas Kesepakatan Perdagangan Bebas
Wednesday, May 21, 2025       15:17 WIB

Ipotnews - China dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah menyelesaikan negosiasi untuk lebih menyempurnakan kawasan perdagangan bebas kedua pihaka agar mencakup ekonomi digital dan hijau serta industri-industri baru lainnya, kata Kementerian Perdagangan China pada Rabu (21/5).
ASEAN, yang terdiri dari 10 negara Asia Tenggara, merupakan mitra dagang terbesar China, dengan nilai total perdagangan mencapai US$234 miliar pada kuartal pertama tahun 2025, menurut data bea cukai China.
Apa yang disebut sebagai kawasan perdagangan bebas versi 3.0 akan "memberikan kepastian yang lebih besar ke dalam perdagangan regional dan global serta memainkan peran utama dan teladan bagi negara-negara untuk mematuhi keterbukaan, inklusivitas, dan kerja sama yang saling menguntungkan," kata pernyataan itu.
Negosiasi dimulai pada November 2022, dan perjanjian tersebut mencakup berbagai bidang termasuk ekonomi digital, ekonomi hijau, dan konektivitas rantai pasokan, kata pernyataan itu.
Pakta tersebut akan "mempromosikan integrasi mendalam rantai produksi dan pasokan kedua belah pihak," tambahnya.
China telah mengintensifkan keterlibatan dengan ASEAN sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor yang besar pada negara-negara di seluruh dunia dan menargetkan China dengan pungutan yang lebih berat. Beberapa pungutan telah ditunda sementara China dan AS sepakat bulan ini untuk menghentikan beberapa tarif mereka.
Presiden Xi Jinping melakukan lawatan tiga negara ke Asia Tenggara pada bulan April untuk mengonsolidasikan hubungan dengan beberapa tetangga terdekat China, menyerukan negara-negara Asia untuk bersatu melawan apa yang disebutnya konfrontasi geopolitik, unilateralisme, dan proteksionisme.
Penandatanganan resmi perjanjian perdagangan diharapkan akan berlangsung sebelum akhir tahun. Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China pertama kali ditandatangani pada tahun 2002 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2010.(REUTERS)

Sumber : admin