Data Ekonomi China Mengecewakan, Minyak Dunia Berbalik Melemah
Wednesday, August 14, 2019       14:17 WIB

Ipotnews - Harga minyak merosot, Rabu, karena data ekonomi yang mengecewakan dari China dan kenaikan stok Amerika, menghapus kenaikan tajam pada sesi sebelumnya setelah AS mengatakan akan menunda tarif pada beberapa produk China, mengurangi ketegangan perdagangan.
Minyak mentah Brent, patokan internasional, turun 46 sen, atau 0,8%, menjadi USD60,84 per barel pada pukul 13.39 WIB, setelah melonjak 4,7% pada sesi Selasa, persentase kenaikan terbesar sejak Desember, demikian laporan  Reuters , di Singapura, Rabu (14/8).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, menyusut 62 sen, atau 1,1%, menjadi USD56,48 per barel, setelah melesat 4% pada sesi sebelumnya, level tertinggi dalam sebulan.
China melaporkan serangkaian data lemah untuk periode Juli, termasuk penurunan mengejutkan dalam pertumbuhan  output  industri ke level terendah lebih dari 17 tahun, menggarisbawahi melebarnya tekanan ekonomi saat perang perdagangan dengan Amerika Serikat meningkat.
"Memburuknya  output  industri dan belanja konsumen China menunjukkan gambaran fundamental tidak bagus dan permintaan energi mungkin di bawah tekanan," kata Margaret Yang, analis CMC Markets.
Aksi ambil untung setelah kenaikan tajam Selasa juga membebani harga minyak mentah pada perdagangan Rabu, kata analis.
"Pergerakan minyak begitu besar tadi malam, sehingga jika terjadi aksi ambil untung di Asia, itu cukup logis," kata Jeffrey Halley, analis OANDA Asia Pasifik.
Harga patokan minyak mentah menguat, Selasa, setelah Presiden Donald Trump membatalkan batas waktu 1 September untuk pengenaan tarif 10% pada beberapa produk yang mempengaruhi sekitar setengah dari daftar target barang China senilai USD300 miliar.
Tetapi dengan impor China senilai sekitar USD110 miliar masih dikenakan kenaikan tarif bulan depan, penundaan itu tidak akan menyelesaikan masalah inti antara Washington-Beijing, kata Yang.
"Pasar mungkin akan segera turun kagi dan menghadapi kenyataan tarif perdagangan tinggi, pertumbuhan lebih lambat dan inkonsistensi kebijakan," kata Yang.
Pasar terpukul dalam beberapa pekan terakhir di tengah tekanan hebat dari Trump tentang perdagangan.
Kementerian Perdagangan China mengatakan, Selasa, bahwa pejabat perdagangan AS-China berbicara di telepon dan setuju untuk berbicara lagi dalam dua pekan.
Data dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan stok minyak mentah AS di luar dugaan mengalami kenaikan, minggu lalu.
Stok minyak mentah meningkat 3,7 juta barel menjadi 443 juta, dibandingkan ekspektasi analis untuk penurunan 2,8 juta barel, kata API. (ef)

Sumber : Admin