Data Impor China Positif, Harga Minyak Dunia Terangkat
Thursday, January 14, 2021       15:27 WIB

Ipotnews - Harga minyak menguat, Kamis, setelah penurunan stok minyak mentah Amerika untuk pekan kelima berturut-turut dan data positif dari China yang menunjukkan lonjakan impor, meski peningkatan kasus virus korona secara global membatasi kenaikan.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, meningkat 33 sen, atau 0,59% menjadi USD56,39 per barel pada pukul 15.10 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Kamis (14/1).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), naik 35 sen, atau 0,66%, menjadi USD53,26 per barel.
Total impor minyak mentah China tumbuh 7,3% pada 2020 meski ada guncangan virus korona, dengan rekor impor pada kuartal kedua dan ketiga karena kilang meningkatkan operasi dan harga yang rendah mendorong penimbunan, data bea cukai menunjukkan.
"China menutup tahun yang kuat dengan sebagian besar komoditas mencatat pertumbuhan positif meski pertumbuhan ekonomi lebih lemah," kata analis ANZ Bank dalam sebuah catatan, Kamis.
"Kami memperkirakan permintaan impor akan tetap kuat pada 2021, meski dengan tingkat pertumbuhan yang sedikit lebih rendah dari tahun lalu."
Stok minyak mentah Amerika pekan lalu turun lebih dari perkiraan, sementara persediaan bensin dan produk penyulingan naik karena pengilangan meningkatkan output ke level tertinggi sejak Agustus, ungkap Badan Informasi Energi, Rabu.
Paket bantuan Covid-19 Amerika yang besar, yang akan diumumkan Presiden terpilih Joe Biden, Kamis, juga mendukung harga.
"Data China terus mengungguli, dan paket stimulus Amerika yang begitu massif tampaknya sedang dalam proses," kata Jeffrey Halley, analis OANDA.
"Kedua hal itu bakal memastikan banyak pembeli fisik akan muncul pada setiap penurunan harga."
Namun, kekhawatiran tentang meningkatnya kasus virus korona dan dampak pada permintaan minyak membatasi kenaikan harga.
China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, melaporkan lonjakan harian terbesar dalam kasus Covid-19 dalam lebih dari 10 bulan ketika infeksi di Provinsi Heilongjiang tercatat hampir tiga kali lipat, menggarisbawahi ancaman yang berkembang menjelang libur panjang di negara tersebut.
Pemerintah di seluruh Eropa mengumumkan penguncian virus korona yang lebih ketat dan lebih lama, Rabu, karena varian Covid yang menyebar cepat yang pertama kali terdeteksi di Inggris, dan vaksinasi diperkirakan tidak akan banyak membantu selama dua hingga tiga bulan ke depan.
Produsen minyak menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan ketika sejumlah faktor termasuk kecepatan dan respons terhadap vaksin Covid-19 mengaburkan prospek tersebut, kata pejabat Badan Energi Internasional. (ef)

Sumber : Admin