Data Perekonomian China Membaik, Mayoritas Bursa Asia Menguat
Tuesday, August 11, 2020       13:25 WIB

Ipotnews - Mayoritas mata uang dan bursa saham Asia mengalami penguatan pada penutupan sesi pertama Senin siang (11/8). Penguatan ditopang oleh meningkatnya optimisme investor seiring mulai membaiknya data perekonomian China.
Kecuali Taiwan, semua bursa Asia ditutup menguat pada siang ini. Bursa Asia yang tercatat mengalami penguatan terbesar adalah Jepang 1,70% dan Korea Selatan 1,67%. Bursa saham Indonesia tercatat menguat 0,66%, demikian laporan dari Reuters di Bengaluru. Bursa saham Taiwan melemah 0,27%.
Sementara mata uang Asia yang mengalami penguatan pada siang ini antara lain yuan, rupee, peso, won, dolar Singapura, dolar Taiwan, dan baht. Penguatan terbesar dialami dolar Taiwan dan Peso masing-masing 0,42% dan 0,22%. Mata uang Asia yang melemah siang ini adalah rupiah -0,30%, ringgit -0,12% dan yen -0,10%.
Tidak adanya ketegangan baru dalam hubungan China-AS dalam sehari terakhir membantu suasana hati investor lebih tenang, sembari menunggu rencana perundingan perdagangan antara Beijing dan Washington akhir pekan ini.
Kinerja ekspor China yang meningkat 7,2% pada bulan Juli, dibarengi dengan perlambatan deflasi pabrik yang dilaporkan Senin kemarin, memicu harapan investor akan perbaikan kinerja mesin utama pertumbuhan ekonomi dan eksportir terbesar dunia itu dalam dua dekade terakhir.
Selain itu, investor juga masih memiliki harapan lebih besar terhadap rencana pengesahan RUU Stimulus Fiskal yang telah mendorong pasar AS menguat pada penutupan Senin kemarin.
Korea Selatan menjadi negara berkembang di Asia yang pasar sahamnya menguat terbesar, disertai mata uang yang juga menguat. Hal ini merupakan dampak dari membaiknya sentimen global setelah dalam beberapa hari terakhri perekonomian China terlihat mulai kembali bangkit, memicu optimisme investor akan prospek pemulihan ekonomi pada tahun ini.
Bursa saham Filipina naik sekitar 0,81% , sementara Thailan yang perekonomiannya juga berfokus pada perdagangan mengalami kenaikan sekitar 1,07%. "Pasar Asia secara luas telah mengalami dampak positif dari penguatan Wall Street, "kata Jingyi Pan, ahli strategi ritel online platform perdagangan IG di Singapura, dikutip dari Reuters, Selasa.
Dengan menurunnya volume perdagangan global yang tertekan oleh liburan musim panas di New York dan London, sebagian besar mata uang Asia akhirnya juga menguat terhadap dolar, meskipun data ekonomi Asia beberapa negara Asia menyajikan kenyataan yang suram.
Ekspor dan impor Korea Selatan keduanya berkontraksi sekitar 24% dalam 10 hari pertama bulan Agustus dibandingkan tahun lalu. Sementara pertumbuhan ekonomi kuartal II Singapura turun sebesar 42,9% quarter to quarter, penurunan ini lebih buruk dibandingkan estimasi Pemerintah Singapura. Pasar Singapura, setelah sempat libur pada hari Senin (10/8), hari ini termasuk transaksi perdagangannya relatif tenang, naik hanya 0,21%.
Singapura, bagaimanapun, diperkirakan mengalami pemulihan ekonomi yang lambat, dimana PDB 2020 diprediksi berkontraksi antara 5% dan 7%, menurun antara 4% hingga 7% dibandingkan tahun sebelumnya. (Adhitya)

Sumber : Admin