Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) kembali terkoreksi di akhir perdagangan sesi I, Rabu (15/5). Indeks terpangkas 1,01 persen dari sesi pembukaan yang menghijau 6.091 menjadi 6.009. Sempat rebound di level tertinggi 6.107 namun indeks kembali tertekan dan jatuh di level terendah 6.005.
Sebanyak 248 emiten mendorong pelemahan IHSG , 120 emiten menahan laju pelemahan dan 128 emiten lainnya stagnan. Seluruh sektor juga tercatat masuk di zona merah sehingga IHSG tak mampu bangkit. Kondisi ini berbarengan dengan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan neraca perdagangan nasional periode April 2019 defisit sebesar USD2,50 miliar.
Sektor yang melemah yaitu konsumer 1,26 persen, pertambangan melemah 0,29 persen, manufaktur melemah 1,26 persen, perkebunan melemah 0,75 persen, aneka industri terkoreksi 1,61 persen, dan keuangan terkoreksi 0,97 persen. Dilanjutkan sektor industri dasar yang melemah 1,02 persen, properti melemah 1,48 persen, infrastruktur melemah 1,20 persen dan perdagangan melemah 0,27 persen.
Emiten yang tercatat paling aktif hingga rehat pada sesi kali ini adalah

POSA

-W dengan nilai transaksi sebesar Rp206,76 miliar,

BBNI

Rp171,88 miliar,

POOL

Rp163,84 miliar,

BNLI

Rp102,41 miliar dan

TRAM

Rp99,02 miliar. Sementara emiten yang paling kuat dari Indeks Kompas100 yaitu

BNLI

(7,74 persen),

SILO

(1,62 persen),

ESSA

(1,33 persen),

MAPI

(1,10 persen), dan

BMRI

(1,01 persen).
Kemudian emiten yang tidak ada pergerakan nilai sahamnya yaitu

GJTL

,

SMSM

,

TBLA

,

APLN

dan

PTRO

. Sedangkan emiten yang terkoreksi paling dalam adalah

INDY

(-5,38 persen),

BUMI

(-4,76 persen),

JPFA

(-4,68 persen),

ASRI

(-4,27 persen), dan

PTPP

(-4,23 persen).
Dari market statistik, investor asing dominan melego sahamnya senilai Rp61,90 miliar atau setara 430.869 lembar saham. Untuk saham yang paling banyak dijual investor asing yaitu

BBRI

senilai Rp248,6 miliar atau setara 62,2 juta lembar saham. Kemudian

BBNI

Rp171,9 miliar setara 20,7 juta lembar saham dan

GGRM

senilai Rp70,5 miliar setara 876.100 lembar saham.
(Marjudin)

Sumber : admin