Delta Dunia (DOID) masih bahas perpanjangan kontrak dengan Kideco dan Berau Coal
Tuesday, January 14, 2020       19:30 WIB

JAKARTA. Perusahaan jasa pertambangan batubara, PT Delta Dunia Makmur Tbk () masih berupaya merampungkan perpanjangan kontrak dengan beberapa pelanggan utamanya yaitu PT Kideco Jaya Agung dan PT Berau Coal. Asal tahu saja, kontrak jasa pertambangan dengan Kideco Jaya Agung sebenarnya telah usai pada akhir tahun lalu. Kontrak dengan Berau Coal juga akan selesai di pengujung tahun ini. Head of Investor Relations  Regina Korompis mengatakan, kedua kontrak tersebut masih dalam pembahasan secara intensif di internal perusahaan. "Pada dasarnya kami berharap akan ada kepastian perpanjangan kontrak ini pada semester pertama," ujarnya, Selasa (14/1).
Sayangnya, ia belum bisa memastikan berapa lama durasi kontrak baru yang hendak dicapai dalam kesepakatan dengan Kideco Jaya Agung dan Berau Coal. Jika berkaca pada berita sebelumnya, memiliki dua opsi perpanjangan kontrak baru untuk kedua perusahaan tersebut. Opsi pertama, kontrak baru dapat berdurasi sekitar 5 sampai 8 tahun. Opsi kedua, bisa saja mendapat kontrak jasa pertambangan batubara seumur tambang. Terlepas dari itu, memastikan kegiatan operasionalnya tetap berjalan normal di tengah negosiasi perpanjangan kontrak. "Bahkan ketika kontrak dengan Kideco habis bulan lalu, kami masih beroperasi di sana," tutur Regina.
Sekadar catatan, Kideco Jaya Agung menyumbang pendapatan sebesar US$ 65,30 juta atau setara 9% dari total pendapatan di kuartal tiga tahun lalu sebanyak US$ 690,33 juta. Adapun pendapatan dari Berau Coal mencapai US$ 335,11 juta atau berkontribusi hingga 49% dari total pendapatan perusahaan. Di sisi lain, pihak belum menentukan apakah akan menambah kontrak baru dari perusahaan lain atau sebaliknya. Pasalnya, emiten ini masih perlu melihat lebih lanjut perkembangan pasar batubara di tengah pergerakan harga yang cenderung rentan terkoreksi. "Kuncinya adalah harga batubara pulih dan stabil," kata Regina.
Di samping itu, juga belum bersedia memberikan proyeksi target kinerja keuangan maupun operasional pada tahun ini lantaran masih dalam pembahasan Rencama Kerja dan Anggaran Biaya Tahunan ( RKAB ). Sebagai informasi, di tahun lalu menargetkan volume pengupasan batuan penutup atau overburden removal sebesar 380 juta--420 juta Bcm. Per kuartal tiga tahun lalu, volume OB telah mencapai 301 juta bcm atau naik 6% (yoy) secara tahunan. Adapun dari segi kinerja keuangan, pendapatan tumbuh 8,3% (yoy) menjadi US$ 690,33 juta hingga kuartal tiga 2019. Akan tetapi, laba bersih perusahaan merosot 43,48% (yoy) menjadi US$ 28,15 juta.

Sumber : KONTAN.CO.ID