Di Posisi Paling Baik, Saham TBIG Pilihan Utama di Jajaran Emiten Menara
Monday, October 14, 2019       16:48 WIB

Ipotnews - Saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk () menjadi pilihan utama (top pick) di jajaran saham emiten menara telekomunikasi, dengan rating Buy di target harga Rp8.300, yang menyiratkan EV/Ebitda 13,3 kali.
Tim Analis Indo Premier dalam rilis risetnya Senin (14/10) berkeyakinan mampu mempertahankan marjinnya, di tengah rasio co-location yang tinggi, di mana peningkatan dalam co-location akan diterjemahkan ke margin yang lebih tinggi.
Per kuartal II 2019 (2Q19), co-location di level 1,74 kali dan menurut perkiraan konservatif Tim Analis Indo Premier, co-location sekitar tetap di angka itu pada 2019-2021 (FY19-21), yang tetap masih lebih tinggi dibandingkan dengan 1,6 kali milik PT Sarana Menara Nusantara Tbk () dan 1,25 kali milik Mitratel.
"Karenanya, kami perkirakan margin Ebitda akan stabil di 86% hingga 2019F-2021F, meskipun kenaikan untuk margin tetap cukup dari co-location yang lebih tinggi (peningkatan 0,1 kali pada co-location akan diterjemahkan menjadi ekspans margin sebesar 75 basis poin).
Kelebihan lainnya, sambung Tim Analis, adalah risiko pembaruan penyewaan yang paling minimal. Saat ini, operator telekomunikasi terus menegosiasikan penyewaan menaranya pada saat perpanjangan kontrak. Dalam hal ini, tarif sewa rata-rata saat ini sekitar Rp14,5 juta/bulan, sehingga risiko pembaruan ke depan semestinya minimal karena harga sewa untuk penyewa utama (Telkom), tetap lebih rendah daripada pesaingnya ( di Rp15,5 juta/bulan dan Mitratel seharga Rp24juta/bulan.
Namun, diakui, risiko yang dihadapi berasal dari tingkat utang yang lebih tinggi, yang dapat berdampak saat terjadi ketidakpastian ekonomi. Untuk itu, Tim Analis memperkirakan ke depan bahwa net gearing turun menjadi 500% dari 600%, sementara utang bersih/Ebitda turun ke level 5,2 kali dari 5,9 kali pada 2020, masih jauh di bawah kovenan 6,25 kali.
Perseroan dapat membayar utangnya melalui generasi Ebitda sebesar Rp4,1 triliun-Rp4,9 triliun pada 2019-21F dan/atau menjual saham treasury, setelah program buy back berakhir, sebut Tim Analis.
"Meskipun kami belum memasukkan potensi peluncuran 5G dalam perkiraan kami, menunggu tender spektrum 3.5GHz, kami yakin penilaian premium layak bagi . Karenanya, kami memulai dengan peringkat Beli di target harga Rp8.300, yang diperoleh melalui DCF dan menyiratkan 13,3x EV / Ebitda 2020," tandas Tim Analis.

Sumber : admin