Didorong "Short Covering", Harga Emas Berbalik Menguat
Wednesday, May 16, 2018       15:31 WIB

Ipotnews - Harga emas pulih kembali, Rabu petang, karena  short-covering  setelah jatuh ke level terendah tahun ini di sesi sebelumnya, didorong kenaikan imbal hasil US Treasury dan apresiasi dolar AS.
Harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD1.294,30 per ounce pada pukul 06.39 GMT, setelah anjlok 1,7 persen dan menandai tingkat terendah tahun ini di posisi USD1.288,31 pada sesi sebelumnya, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Rabu (16/5).
Ini juga tingkat harga terendah bagi logam kuning tersebutsejak 28 Desember. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Juni menguat 0,3 persen menjadi USD1.293,60 per ounce.
"Kenaikan imbal hasil obligasi Amerika dan dolar yang lebih kuat merupakan faktor di balik penurunan emas di bawah level USD1.300 per ounce. Sedikit penguatan ini menunjukkan mungkin ada beberapa pembelian oportunistik di pihak investor," kata John Sharma, ekonom National Australia Bank.
Dolar yang lebih kuat membuat emas--yang dihargakan dalam  greenback-- menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara kenaikan  yield  surat utang Amerika cenderung membebani daya tarik  bullion  yang tak memberikan imbal hasil.
Hari ini dolar melayang di dekat level tertinggi lima bulan terhadap sekeranjang mata uang utama, didorong oleh kenaikan imbal hasil US Treasury 10-tahun setelah rilis data ritel Amerika yang relatif kuat, Selasa.
Di sisi lain, saham Asia berada di bawah tekanan setelah Korea Utara membatalkan pembicaraan tingkat tinggi dengan Seoul, mencela latihan militer antara Korea Selatan dan Amerika Serikat dan mempertanyakan KTT yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Kim Jong Un dan Presiden Donald Trump.
Kendati ketegangan politik global terus memberikan dukungan  safe haven  bagi logam mulia, para investor mengatakan penggerak utama bagi harga kemungkinan masih dolar yang lebih kuat dan meningkatnya suku bunga Amerika.
"Ada banyak risiko geopolitik tetapi pasar sudah terbiasa. Karena itu, hal tersebut belum menjadi penggerak besar bagi emas," tutur Helen Lau, analis Argonaut Securities.
Suku bunga yang lebih tinggi di Amerika Serikat di tengah meningkatnya dolar akan terus menambah tekanan pada emas, ucap Lau.
Logam mulia lainnya, perak naik 0,4 persen menjadi USD16,30 per ounce setelah jatuh sekitar 1,6 persen, Selasa, persentase penurunan satu hari terbesar sejak 23 April.
Platinum menguat 0,4 persen menjadi USD897 per ounce, sementara palladium berkurang 0,1 persen menjadi USD981,72 per ounce setelah mencatatkan persentase kerugian satu hari terbesar dalam dua pekan, yakni 1,3 persen pada sesi sebelumnya. (ef)

Sumber : Admin