Digempur Aksi Profit Taking, Reli Harga Minyak Dunia Terhenti
Tuesday, September 28, 2021       09:12 WIB

Ipotnews - Minyak melemah, Selasa, setelah reli lima hari karena investor mengambil keuntungan di tengah kekhawatiran bahwa harga yang lebih tinggi dapat memukul permintaan bahan bakar, meski sentimen pasar tetap kuat di tengah pasokan yang ketat.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 17 sen, atau 0,2%, menjadi USD79,36 per barel pada pukul 08.21 WIB setelah melonjak 1,8% dan mencapai level tertinggi sejak Oktober 2018 pada penutupan Senin, demikian laporan  Reuters,  di Tokyo, Selasa (28/9).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), berkurang 9 sen, atau 0,1%, menjadi USD75,36 per barel, setelah melambung 2% dan mencapai level tertinggi sejak Juli pada hari sebelumnya.
"Pasar minyak mengambil nafas setelah reli panjang, dengan beberapa investor melakukan  profit taking ," kata Toshitaka Tazawa, analis Fujitomi Securities Co Ltd, menambahkan bahwa ada juga kekhawatiran kenaikan harga minyak dapat mengurangi permintaan bahan bakar.
"Namun, sentimen pasar tetap kuat dengan pasokan yang lebih ketat," katanya, memprediksi Brent akan segera menjajal level kunci USD80 per barel.
Eksportir minyak terbesar di Afrika, Nigeria dan Angola, akan berjuang untuk meningkatkan output ke tingkat kuota OPEC sampai setidaknya tahun depan karena minimnya investasi dan masalah  maintenance  yang mengganggu terus membuat produksi tidak maksimal, tutur narasumber di masing-masing perusahaan minyak memperingatkan.
Upaya mereka mencerminkan beberapa anggota lain dari kelompok OPEC Plus yang membatasi produksi pada 2020 untuk mendongkrak harga ketika Covid-19 menekan permintaan, tetapi sekarang gagal meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan bahan bakar global yang melonjak karena ekonomi mulai pulih kembali.
Meningkatkan selera risiko investor, Goldman Sachs menaikkan perkiraan akhir tahun sebesar USD10 untuk minyak mentah Brent menjadi USD90 per barel. Pasokan global mengetat karena permintaan bahan bakar pulih lebih cepat dari merebaknya varian Delta virus korona dan Badai Ida yang menghantam produksi Amerika.
Analis mengatakan kenaikan harga spot LNG dan batu bara juga dapat meningkatkan harga minyak lebih lanjut.
"Permintaan minyak dapat meningkat dengan tambahan 0,5 juta barel per hari, atau 0,5% dari pasokan minyak global, karena harga gas yang tinggi memaksa peralihan dari konsumsi gas ke minyak," kata analis komoditas Commonwealth Bank, Vivek Dhar.
"Itu akan memperketat pasar minyak lebih lanjut, terutama dengan penambahan pasokan dari OPEC Plus yang relatif konservatif," papar dia, sambil menambahkan harga energi masih bisa reli dari sini jika periode musim dingin di belahan bumi utara terbukti lebih dingin dari ekspektasi. (ef)

Sumber : Admin