Dolar "Melempem" di Tengah Kebuntuan Perundingan Stimulus Amerika
Thursday, August 13, 2020       03:59 WIB

Ipotnews - Dolar jatuh dari level tertinggi satu pekan, Rabu, karena perselisihan politik mengenai paket stimulus bagi perekonomian Amerika Serikat menghentikan rebound baru-baru ini.
Namun,  greenback  melesat ke tingkat tertinggi tiga minggu terhadap yen, naik untuk sesi keempat berturut-turut. Pasangan dolar/yen biasanya bergerak tandem bersama imbal hasil US Treasury, dengan surat utang AS bertenor 10 tahun meningkat ke level tertinggi satu bulan di awal sesi.
Sementara itu, angka IHK Amerika yang lebih kuat dari perkiraan, secara singkat mengangkat dolar terhadap sekeranjang mata uang, demikian laporan  Reuters  dan  Xinhua,  di New York, Rabu (12/8) atau Kamis (13/8) pagi WIB.
Data menunjukkan indeks harga konsumen AS naik 0,6% pada bulan lalu setelah rebound 0,6% di Juni. Tidak termasuk komponen makanan dan energi yang  volatile,  CPI menguat 0,6% pada bulan lalu. Itu merupakan kenaikan terbesar sejak Januari 1991 dan mengikuti penguatan 0,2% di Juni.
Tetapi fokus pasar tertuju pada paket stimulus AS. Investor mencermati tanda-tanda kebuntuan politik di Washington atas paket penyelamatan lebih lanjut agar ekonomi yang terpukul pandemi itu bisa bangkit kembali.
Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, Rabu, mengatakan Gedung Putih dan petinggi Demokrat di Kongres mungkin tidak dapat mencapai kesepakatan tentang bantuan virus korona, pada hari kelima tanpa pembicaraan, dengan jalan buntu menghalangi bantuan bagi puluhan juta warga Amerika.
Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, menggambarkan kedua belah pihak seperti "terpisah bermil-mil" dengan "jurang" di antara mereka.
"Tentu saja (kebuntuan) itu membebani prospek pertumbuhan AS," kata Karl Schamotta, Kepala Strategi Pasar Cambridge Global Payments di Toronto. "Pasar harus menurunkan ekspektasi sehubungan dengan ukuran paket stimulus yang akan disepakati."
Pada perdagangan pertangan, Indeks Dolar (Indeks DXY), yang bertahan di atas level terendah dua tahun pada Kamis lalu, turun 0,3% terhadap sekeranjang enam mata uang utama di 93,418, setelah kehilangan keuntungan yang dibuat di perdagangan Asia.
Terhadap yen, dolar naik 0,4% menjadi 106,86 yen.
Peningkatan imbal hasil surat utang AS menekan yen dengan menarik investasi dari Jepang yang memberikan  yield  nol.
Euro menguat 0,4% menjadi USD1,1790. Sejak awal Juli, euro melambung 5,4% terhadap dolar.
"Euro/dolar jelas mengikuti perbedaan suku bunga dan dalam basis tiga bulan, euro sekarang diperdagangkan di wilayah positif relatif terhadap dolar, jika kita melihat basis  swap  lintas mata uang," kata Schamotta.
Poundsterling turun 0,1% menjadi USD1,3028, di tengah data yang menunjukkan ekonomi Inggris memasuki resesi yang dalam, ketika tanda-tanda pemulihan pada Juni memberikan beberapa dukungan bagi mata uang tersebut.
Pada akhir perdagangan di New York, dolar Australia naik menjadi USD0,7162 dari USD0,7151. Sementara,  greenback  melemah jadi 0,9122 franc Swiss dari 0,9173 franc Swiss, dan turun ke posisi 1,3253 dolar Kanada dari 1,3282 dolar Kanada. (ef)

Sumber : Admin