Dolar Bergerak Lebih Tinggi Setelah The Fed Upgrade Proyeksi Ekonomi
Thursday, September 17, 2020       05:30 WIB

Ipotnews - Dolar menguat dalam sesi yang berombak, Rabu, setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga mendekati nol.
Selain itu, The Fed juga memperkirakan pemulihan ekonomi Amerika Serikat dari krisis virus korona akan berakselerasi dengan tingkat pengangguran turun lebih cepat ekspektasi bank sentral itu pada Juni, demikian laporan  Reuters  dan  Xinhua,  di New York, Rabu (16/9) atau Kamis (17/9) pagi WIB.
The Fed menyatakan akan mempertahankan suku bunga pada level terendah sampai inflasi berada di jalur untuk "secara moderat melampaui" target inflasi 2% bank sentral AS itu "untuk beberapa waktu."
Dalam proyeksi ekonomi terbaru, penyusun kebijakan The Fed rata-rata melihat pertumbuhan ekonomi turun 3,7% tahun ini, peningkatan dari kontraksi 6,5% yang ekspektasi Juni.
"The Fed benar-benar menggarisbawahi sikap  dovish -nya dan bagaimana inflasi memegang peranan untuk prospek kebijakannya. Secara keseluruhan itu sangat  dovish,"    kata Joe Manimbo, analis Western Union Business Solutions di Washington.
"Tetapi apa yang sejauh ini menahan dolar tetap di bawah adalah The Fed yang meng- upgrade  perkiraan ekonominya untuk PDB tahun 2020. Proyeksi terbarunya adalah -3,7%. Itu tidak seburuk (proyeksi) dari Juni."
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang, naik 0,07% menjadi 93,19. Euro turun 0,41% menjadi USD1,1797.
Data China yang lebih kuat untuk periode Agustus, Selasa, membebani laju dolar karena investor memperhitungkan prospek bahwa kawasan lain akan melihat pemulihan ekonomi yang lebih cepat dari virus korona ketimbang Amerika.
"Saya akan mengatakan dorongan terbesar pekan ini adalah data aktivitas yang lebih kuat untuk periode Agustus dari China, dan mungkin sedikit optimisme yang sedang berlangsung tentang vaksin," kata Vassili Serebriakov, analis UBS di New York.
Data China menunjukkan produksi industri mengalami percepatan paling tinggi dalam delapan bulan sepanjang Agustus, sementara penjualan ritel tumbuh untuk pertama kalinya tahun ini.
"Orang mulai merangkul tema baru, yaitu China berhasil mengelola jauh lebih baik ketimbang negara lain," kata Davis Hall, analis Indosuez Wealth Management.
Yuan di pasar  offshore  naik menjadi 6,7426, level terkuat sejak Mei 2019.
Mata uang  safe-haven  yen Jepang mencapai titik tertinggi dua setengah bulan di 104,81 versus  greenback. 
Menurut Adam Button, analis ForexLive di Toronto, penarik utama yen adalah ketidakpastian politik di dalam negeri, menyusul mundurnya Perdana Menteri Shinzo Abe.
Perdana Menteri baru Jepang, Yoshihide Suga, Rabu, berjanji akan melakukan yang terbaik untuk melindungi lapangan kerja sambil juga melawan virus korona.
Pada akhir perdagangan di New York, poundsterling menguat jadi USD1,2954 dari USD1,2897 di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi USD0,7298 dari USD0,7308.
Sementara,  greenback  naik ke posisi 0,9100 franc Swiss dari 0,9079 franc Swiss, dan melemah jadi 1,3168 dolar Kanada dari 1,3180 dolar Kanada. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru