Dolar Bertahan di Dekat Level Terendah Tiga Pekan, Yuan Tergelincir
Tuesday, October 13, 2020       05:27 WIB

Ipotnews - Indeks Dolar sedikit berubah di dekat posisi terendah tiga pekan, Senin, karena optimisme atas kemungkinan RUU bantuan Covid-19 diimbangi kekhawatiran atas pandemi.
Sementara, yuan merosot setelah Bank Sentral China ( PBOC ) mengubah kebijakan persyaratan cadangannya, demikian laporan  Reuters  dan  Xinhua,  di New York, Senin (12/10) atau Selasa (13/10) pagi WIB.
Minggu, pemerintahan Presiden Donald Trump meminta Kongres untuk mengesahkan RUU bantuan virus korona yang dikurangi menggunakan dana sisa dari program kredit UKM yang kedaluwarsa, ketika negosiasi tentang paket yang lebih luas terus mengalami hambatan. Juru bicara Gedung Putih, Senin, mengatakan anggota Senat dari Partai Republik akan mengikuti apa yang diinginkan Trump dalam legislasi,
Dolar AS bertahan dalam kisaran sekitar 2% selama tiga pekan terakhir karena perundingan terus bergulir. Dolar mengalami pelemahan terbesar dalam enam pekan, Jumat, di tengah meningkatnya harapan paket stimulus fiskal akan disetujui untuk membendung kejatuhan ekonomi akibat Covid-19. Lebih banyak stimulus dipandang negatif bagi dolar.
"Dolar hanya mempertahankan bagian yang lemah ini di tengah ekspektasi bahwa cepat atau lambat akan ada beberapa stimulus dari Washington," kata Joe Manimbo, analis Western Union Business Solutions di Washington DC.
"Pada saat bersamaan, jika kita melihat perkembangan seputar pemilu, jajak pendapat menjadi tren dengan mengurangi kekhawatiran tentang hasil yang diperebutkan, itu lebih berisiko positif dan karenanya dolar negatif."
Jajak pendapat menunjukkan Biden dengan keunggulan substansial secara nasional, tetapi kemenangannya lebih kecil di beberapa negara bagian yang mungkin menentukan hasil pemilu.
Yuan di pasar  offshore  turun 0,76% terhadap dolar setelah PBOC , Sabtu, mengatakan akan menurunkan rasio persyaratan cadangan bagi lembaga keuangan, langkah yang dipandang sebagai upaya untuk menahan apresiasi yuan baru-baru ini.
Yuan mencapai level tertinggi lebih dari 17 bulan pada sesi Jumat dalam perdagangan  offshore  dan melonjak hampir 8% terhadap dolar sejak akhir Mei. Tetapi, Senin, yuan di  offshore  berada di jalur penurunan harian terbesar terhadap dolar sejak Maret.
Langkah PBOC untuk mengakhiri persyaratan bagi perbankan guna menyisihkan dana untuk menutupi  forward transaction  yuan akan membuatnya lebih mudah untuk melakukan  short position  mata uang tersebut, kata analis RBC, Alvin Tan.
Langkah itu juga dikutip para analis sebagai alasan melemahnya dolar Australia yang sensitif terhadap China.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, naik tipis 0,01 persen menjadi 93,0636.
Euro melemah 0,18% menjadi USD1,18105. Di Eropa, Organisasi Kesehatan Dunia mendesak pemerintah untuk membatasi aktivitas untuk memerangi peningkatan cepat infeksi Covid-19.
Yen Jepang melemah 0,24% versus  greenback  menjadi 105,36 per dolar setelah Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda menekankan kesiapannya untuk mengambil langkah-langkah pelonggaran moneter tambahan.
Poundsterling bertahan di atas USD1,30, menguat setelah Perdana Menteri Boris Johnson, Senin, menetapkan sistem tiga tingkat tindakan penguncian lokal di Inggris. Terakhir, sterling diperdagangkan USD1,3065, naik 0,15% pada hari itu.
Pada akhir perdagangan di New York, dolar Australia turun menjadi USD0,7212 dari USD0,7231 dari sesi sebelumnya. Sementara,  greenback  melemah jadi 0,9093 franc Swiss dari 0,9097 franc Swiss, dan turun ke posisi 1,3114 dolar Kanada dari 1,3131 dolar Kanada. (ef)

Sumber : Admin