Dolar Mulai Seret, Sorry Ya Mandiri Nggak! Ini Kata Bosnya
Wednesday, November 16, 2022       08:34 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta agar perbankan Indonesia melakukan pencadangan lebih banyak dalam mengantisipasi tren kenaikan kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) yang masih berlangsung. Manajemen perbankan juga harus mewaspadai pada tren kenaikan suku bunga yang terjadi di berbagai negara dan kredit valuta asing.
Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk () Rudi As Aturridha mengatakan, penyaluran kredit valas Bank Mandiri masih tetap berjalan seiring dengan permintaan kredit Valas dan kebutuhan ekspansi bisnis. Per Sep-22, kredit valas Bank Mandiri tumbuh positif sbs 15.55% (year to date/ytd) dan DPK valas tumbuh positif 12.00% (ytd).
Rudi memaparkan, perseroan secara aktif terus melakukan langkah strategis untuk menjaga likuiditas di tengah dinamika makro global, dalam hal ini peningkatan suku bunga pasar dan kebutuhan ekspansi bisnis. Langkah tersebut diantaranya, optimalisasi pengelolaan likuiditas dengan strategi pricing dana secara selektif dan terukur sebagai upaya untuk mengakuisisi maupun mempertahankan DPK.
Selanjutnya, melakukan pengelolaan kontrol dan monitoring terhadap pencairan kredit valas. Serta, memanfaatkan instrumen-instrumen Treasury dalam memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek.
"Hal ini bertujuan agar pengelolaan asset & liability dapat mencapai tujuan finansial dengan Cost of Fund yang terjaga dan mengontrol risiko likuiditas yang dihadapi," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (16/11/2022).
Rudy melanjutkan, di tengah kenaikan Fed Fund Rate (FFR) yang signifikan dan demand kredit Valas yang meningkat sepanjang tahun 2022, Bank Mandiri dapat mengelola likuiditas Valas dengan optimal. Hal ini terlihat dari DPK Valas yang juga tumbuh dan rasio-rasio likuiditas yang dapat terjaga sesuai dengan ketentuan.
Untuk tahun 2023 mendatang, lanjutnya, perseroan mempertimbangkan proyeksi bahwa penyaluran Kredit Valas akan meningkat seiring dengan kondisi bisnis dan perekonomian yang mulai bergerak kembali serta FFR yang diproyeksikan akan mulai stabil, Bank Mandiri akan terus mengkaji serta memonitor kecukupan likuiditas dari waktu ke waktu serta mengelolanya secara prudent dan optimal.
Ia menyebut, apabila dipandang terdapat kebutuhan likuiditas Valas, Bank Mandiri memiliki berbagai macam alternatif untuk melakukan pendanaan baik melalui intensifikasi strategi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), maupun pendanaan non-DPK (wholesale funding) melalui transaksi yang sifatnya bilateral dan penerbitan obligasi.
"Namun demikian, dalam mengeksekusi strategi pendanaan tersebut, Bank Mandiri akan mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain opsi intrumen yang tersedia, timing yang tepat, serta kondisi pasar," pungkasnya.
(rob/ayh)

Sumber : www.cnbcindonesia.com