Dolar Bangkit dari Posisi Terendah Tiga Tahun, Tembaga London Loyo
Thursday, January 14, 2021       15:01 WIB

Ipotnews - Harga tembaga melemah, Kamis, karena dolar melanjutkan kebangkitan dari posisi terendah tiga tahun, membuat logam yang dihargakan dalam  greenback  itu lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,2% menjadi USD7.991 per ton pada pukul 13.12 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Hanoi, Kamis (14/1).
Sementara itu, kontrak tembaga Maret yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange berkurang 0,1% menjadi 58.790 yuan (USD9.089,36) per ton.
Dolar mendapatkan dorongan dari penguatan imbal hasil US Treasury, karena Presiden terpilih Joe Biden bersiap untuk menguraikan rencananya untuk stimulus fiskal besar-besaran.
"Tembaga diperdagangkan  sideways,  mengamati setiap pergerakan dalam dolar sebagai penunjuk arah. Dampak dolar akan terus memandu pasar (logam) ini," kata Anna Stablum, dari pialang komoditas Marex Spectron.
"Semakin banyak uang yang dijanjikan, semakin lemah dolar. Namun, sudah ada banyak penurunan dalam dolar jadi jika ada lebih sedikit (stimulus) ketimbang ekspektasi, kita sebenarnya bisa melihat dolar bergerak lebih tinggi."
China mencatat rekor volume impor produk tembaga dan tembaga yang tidak ditempa dalam basis tahunan pada 2020, sementara ekspor aluminium tahunannya jatuh ke level terendah sejak 2017.
Ekspor China tumbuh lebih dari ekspektasi pada Desember, meski pada laju yang lebih lambat dari bulan sebelumnya, karena permintaan global untuk barang-barang China tetap solid, sementara pertumbuhan impor meningkat pesat.
Logam dasar lainnya di kompleks LME, nikel naik 0,9% menjadi $ 17.840 per ton sementara seng merosot 1% menjadi USD2.747 per ton. Nikel ShFE melesat 1,1% menjadi 131.800 yuan per ton dan timbal melambung 2,2% menjadi 14.915 yuan per ton. (ef)

Sumber : Admin