Dolar Diburu di Tengah Kekhawatiran Perang Dagang, Kilau Emas Meredup
Tuesday, February 12, 2019       04:01 WIB

Ipotnews - Harga emas melemah, Senih, karena investor lebih menyukai dolar dalam menghadapi meningkatnya kekhawatiran bahwa sengketa perdagangan Amerika-China dapat memperlambat laju pertumbuhan global.
Harga emas di pasar spot menyusut 0,4 persen menjadi USD1.308,18 per ounce pada pukul 02.13 WIB, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Senin (11/2) atau Selasa (12/2) dini hari WIB.Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup turun sekitar 0,5 persen menjadi USD1.311,9 per ounce.
"Faktor besar di sini adalah penguatan dolar AS," yang didukung oleh sengketa perdagangan, kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas TD Securities di Toronto.
"Minimnya peluang kesepakatan antara Amerika Serikat dan China melemahkan mata uang  emerging market  global dan itu berarti, secara relatif, dolar AS lebih baik, yang negatif bagi emas," papar dia.
Perundingan perdagangan antara Washington dan Beijing dijadwalkan untuk dilanjutkan pekan ini dengan delegasi pejabat AS berkunjung ke China untuk putaran negosiasi berikutnya.
Tetapi Presiden Donald Trump, pekan lalu, mengatakan dia tidak berencana untuk bertemu Presiden China Xi Jinping sebelum batas waktu 1 Maret, mengurangi harapan bahwa pakta perdagangan mungkin dapat dicapai dengan cepat.
Indeks dolar, ukuran  greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, berada pada level tertinggi dalam hampir delapan minggu, yang dapat mengurangi permintaan logam mulia bagi pemegang mata uang lainnya.
"Penguatan pasar saham AS dan dunia juga merupakan elemen  bearish  untuk logam  safe-haven  tersebut," ucap Jim Wyckoff, analis Kitco Metals.
Emas bisa rentan terhadap koreksi lebih banyak jika dolar menguat lebih lanjut, tutur para analis.
"Dengan angka ketenagakerjaan AS masih cukup kuat dan investor bergerak ke dolar untuk tujuan  safe-haven , benar-benar tidak ada alasan mengapa emas harus lepas landas jauh lebih tinggi," ungkap Melek.
Tetapi logam kuning itu bertahan di atas level kunci USD1.300 per ounce, didukung oleh ketidakpastian seputar kebijakan moneter Federal Reserve dan kemungkinan penutupan kembali aktivitas pemerintah ( government shutdown ) AS, ujar para analis.
Harga emas akan tetap  rangebound  sampai ada kejelasan terkait negosiasiperdagangan dan  government shutdown , analis Oanda Edward Moya mengatakan dalam catatan penelitian.
Sementara itu, platinum anjlok 1,8 persen menjadi USD783,50 per ounce, setelah sebelumnya menyentuh level terendah sejak 2 Januari di posisi USD779,50.
"Harga spot platinum menembus level USD800 telah memaksa beberapa  hedge fund  untuk keluar," papar Walter Pehowich, Vice President Dillon Gage Metals.
"Dengan minimnya berita positif untuk mendukung reli di pasar ini, saya memperkirakan aksi jual akan berlanjut."
Palladium merosot 1,4 persen menjadi USD1.383 per ounce, sedangkan perak turun hampir satu persen menjadi USD15,67 per ounce. (ef)

Sumber : Admin