Dolar Terjerembab, Emas Tembus Posisi Tertinggi Satu Pekan
Thursday, July 11, 2019       15:54 WIB

Ipotnews - Harga emas menembus level tertinggi lebih dari satu pekan, Kamis, karena dolar tergelincir setelah pernyataan  dovish  dari Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, mendorong kasus untuk penurunan suku bunga akhir bulan ini.
Harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD1.422,40 per ounce pada pukul 14.11 WIB, setelah di sesi awal mencapai tingkat tertinggi sejak 3 Juli, yakni USD1.426 per ounce, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Kamis (11/7).
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat melonjak sekitar 0,9 persen menjadi USD1.424,80 per ounce.
"Perdagangan dolar yang lebih rendah adalah dukungan besar untuk emas," kata Stephen Innes, Managing Partner Vanguard Markets. "The Fed tidak hanya fokus pada kekhawatiran dalam ekonomi AS, tetapi juga mempertimbangkan ekonomi global, dampak negatif dari perang perdagangan dan pada dasarnya menekan semua tombol yang tepat untuk kenaikan emas."
Dalam kesaksiannya di hadapan Kongres, Powell merujuk pelemahan global secara "luas" yang mengaburkan prospek ekonomi AS di tengah ketidakpastian tentang dampak dari konflik perdagangan pemerintahan Trump dengan China dan negara lain.
Menambah nada yang umumnya  dovish  dalam kesaksian Powell, risalah dari pertemuan kebijakan The Fed menunjukkan banyak penyusun kebijakan berpikir lebih banyak stimulus akan dibutuhkan segera, menghidupkan kembali spekulasi penurunan suku bunga yang agresif.
"Kesaksian Powell memastikan bahwa ada pemotongan suku bunga dalam pandangannya bulan ini. Dia memberikan basis kebijakan moneter yang longgar untuk kenaikan harga emas lebih lanjut," kata Howie Lee, ekonom OCBC Bank.
Setelah komentar Powell, dolar jatuh ke level terendah lima hari, sementara kurva imbal hasil US Treasury naik.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi  opportunity cost  memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil dan cenderung membebani dolar, membuat  bullion  lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Sikap hati-hati Chairman The Fed pada ekonomi terbesar di dunia itu membantu menghidupkan kembali taruhan untuk pelonggaran agresif pada pertemuan kebijakan berikutnya, yakni 30-31 Juli--peluang penurunan 50 bps naik menjadi 27,6 persen dari 3,3 persen, pada sesi Selasa, menurut alat FedWatch CME Group.
Prospek penurunan suku bunga AS juga mendorong investor menuju aset berisiko, dengan S&P 500 secara singkat melampaui batas 3.000 poin untuk pertama kalinya.
"Ketika kita melihat korelasi ini di mana emas naik dan pasar ekuitas juga semakin tinggi itu merupakan sinyal yang sangat  bullish  untuk emas. Emas bagi saya melihat gambaran yang lebih besar yaitu risiko global, sentimen pertumbuhan, eskalasi di Timur Tengah," kata Innes.
Mengindikasikan sentimen, kepemilikan SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, naik 0,8 persen pada sesi Rabu.
Logam lainnya, perak naik 0,2 persen menjadi USD15,27 per ounce, platinum bertambah 0,4 persen menjadi USD828,15 per ounce.
Palladium menguat 0,8 persen menjadi USD1.600,51 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak 22 Maret di posisi USD1.602,50 per ounce. (ef)

Sumber : Admin