Dolar Terjerembab di Tengah Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed
Wednesday, June 12, 2019       15:48 WIB

Ipotnews - Dolar melemah untuk hari kedua berturut-turut, Rabu, di tengah meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga AS pekan depan, sementara mata uang berimbal hasil tinggi tertekan karena ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung.
Indeks dolar, ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, turun 0,1 persen menjadi 96,64 dan sedikit di atas level terendah dua setengah bulan, yakni 96,46, yang dicapai pekan lalu, demikian laporan  Reuters , di London, Rabu (12/6).
Sengketa perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia mulai tercermin dalam data dengan inflasi pabrik di China melambat pada periode Mei, sementara komentar baru-baru ini oleh pejabat Federal Reserve menjadi semakin berhati-hati.
"Prospek sengketa perdagangan tanpa akhir antara dua ekonomi terbesar dunia adalah skenario mimpi buruk dan, terlepas dari komentar pejabat pemerintah masing-masing, baik Amerika dan China melihat perlambatan yang stabil dalam pertumbuhan domestik mereka," kata Konstantinos Anthis, analis ADSS yang berbasis di Dubai.
Kekhawatiran itu juga merusak minat terhadap mata uang berisiko dengan dolar Australia melemah 0,3 persen versus franc Swiss dan mata uang  safe-haven  yen Jepang naik 0,2 persen terhadap dolar.
Menurut alat FedWatch milik CME Group, tercatat probabilitas sekitar 18 persen untuk penurunan suku bunga Amerika, pekan depan, dan probabilitas 68 persen untuk pemotongan pada pertemuan Juli.
Meningkatnya proyeksi pemotongan suku bunga juga dibantu oleh meredanya tekanan inflasi dengan tekanan harga yang mendasarinya tetap melambat. Inflasi inti IHK diperkirakan mencatat 1,9 persen pada periode Mei dibandingkan dua persen di April.
Euro secara luas relatif stabil di posisi USD1,1360 dan dalam jangkauan yang cukup dekat dengan level tertinggi tiga bulan USD1,1348 dicapai pada sesi Jumat.
Mata uang tunggal itu sedikit dipengaruhi oleh tudingan Presiden Donald Trump bahwa Eropa mendevaluasi euro, yang melonjak sekitar 1,4 persen terhadap dolar sepanjang Juni. (ef)

Sumber : Admin