Dolar dan Yield US Treasury Menyusut, Emas Bergerak ke Level Tertinggi Satu Pekan
Tuesday, February 23, 2021       15:07 WIB

Ipotnews - Emas melonjak ke level tertinggi satu pekan, Selasa, didukung depresiasi dolar dan penurunan  yield  US Treasury, sementara kekhawatiran atas kenaikan inflasi semakin mendorong daya tarik logam kuning itu.
Harga emas di pasar spot naik 0,09% menjadi USD1.811,24 per ounce pada pukul 14.52 WIB, setelah mencapai level tertinggi sejak 16 Februari di USD1.815,63 per ounce pada awal sesi, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Selasa (23/2). Emas berjangka Amerika Serikat meningkat 0,07% menjadi USD1.809,60 per ounce.
"Salah satu dari sedikit aset yang lebih tidak disukai daripada emas saat ini adalah dolar...sehingga mendukung harga emas lebih luas," kata analis IG Market, Kyle Rodda.
Dolar menyentuh level terendah dalam lebih dari sebulan, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain, ketika investor menantikan kesaksian Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, di hadapan Kongres, Selasa.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun menyusut dari tingkat tertinggi hampir satu tahun yang dicapai pada sesi Senin, mengurangi  opportunity cost  memegang emas yang tidak memberikan bunga.
"Tren emas tampaknya menuju penurunan, dan tidak ada indikasi bahwa itu berbalik untuk saat ini...sampai kita mendapatkan lonjakan nyata dalam ekspektasi inflasi atau The Fed berbicara tentang mengendalikan kurva imbal hasil," kata Rodda.
Emas, sering dipandang sebagai lindung nilai inflasi, melonjak 1,5% di sesi sebelumnya, karena kekhawatiran kenaikan inflasi menyeret ekuitas global lebih rendah.
Bank Sentral Eropa, Senin, mengisyaratkan para pembuat kebijakan menjadi tidak nyaman dengan lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah baru-baru ini.
Emas "didukung dengan baik selama pandemi karena investor mencari tempat berlindung yang aman.
Tetapi gelombang sedang berbalik, karena suku bunga mulai naik dan investor menghidupkan kembali kecintaan mereka pada obligasi," ujar analis ANZ dalam sebuah catatan.
"Namun, bunga  fixed interest rate  tetap dapat terkikis parah jika inflasi melesat."
Perak turun 0,4% menjadi USD28,05 per ounce, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi tiga pekan di USD28,31 per ounce.
Platinum melemah 0,8% menjadi USD1.262,13 per ounce, sementara paladium berkurang 0,2% menjadi USD2.391,55 per ounce. (ef)

Sumber : Admin