Emas Berkilau di Tengah Ketidakpastian Negosiasi Perdagangan AS-China
Friday, December 06, 2019       03:54 WIB

Ipotnews - Emas menguat, Kamis, karena ketidakpastian dari pesan yang variatif pada negosiasi perdagangan AS-China mengimbangi tekanan dari data ekonomi Amerika yang positif, sementara palladium yang mengalami defisit memperpanjang rekor kenaikan.
Harga emas di pasar spot naik 0,2% menjadi USD1.477,12 per ounce pada pukul 01.33 WIB, setelah mencapai level tertinggi sejak 7 November di USD1.484 sehari sebelumnya, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Kamis (5/12) atau Jumat (6/12) dini hari WIB. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup naik 0,2% menjadi USD1.483,10 per ounce.
"Kita melihat permintaan  safe haven  untuk emas," kata analis Quantitative Commodity Research, Peter Fertig. "Selama (Presiden AS Donald Trump) tidak membuat pernyataan yang jelas tentang apa yang dia inginkan, pasar akan tetap kebingungan."
Tarif harus dipotong jika Washington dan Beijing ingin mencapai kesepakatan perdagangan sementara, kata Kementerian Perdagangan China, Kamis.
Ini terjadi sehari setelah Trump mengatakan perundingan perdagangan berjalan "sangat baik," yang berbeda dengan komentar sebelumnya, menunjukkan kesepakatan mungkin harus menunggu sampai setelah pemilihan presiden AS, November 2020, membebani selera risiko.
Di sisi teknikal, penembusan di bawah support utama di sekitar USD1.450 dapat mendorong pengujian level USD1.400, tutur analis Standard Chartered Bank, Suki Cooper.
Juga membantu emas, dolar melemah terhadap mata uang utama, membuat logam kuning itu lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain.
Namun, membatasi penguatan emas adalah data ekonomi yang positif dari Amerika Serikat.
Data menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah sejak pertengahan April untuk pekan yang berakhir hingga 30 November, sementara defisit perdagangan AS merosot ke tingkat terendah dalam hampir satu setengah tahun pada Oktober.
Logam lainnya, palladium melanjutkan rekornya, mencapai level tertinggi sepanjang masa USD1.876,54 per ounce di tengah kekhawatiran atas pasokan logam  autocatalyst  tersebut. Terakhir, palladium naik 0,1% menjadi USD1.871,93.
"Pasokan tambang yang terbatas dan meningkatnya permintaan bakal mengirim palladium menuju tahun ke sembilan berturut-turut mengalami defisit pasar pada 2020," kata analis komoditas UBS, Giovanni Staunovo dalam sebuah catatan.
Sementara itu, platinum naik 0,4% menjadi USD897,88 per ounce, sedangkan perak menguat 0,8% menjadi USD16,95 per ounce. (ef)

Sumber : Admin