Emas Melesat di Tengah Depresiasi Dolar dan Kekhawatiran Inflasi
Thursday, October 21, 2021       04:17 WIB

Ipotnews - Harga emas melonjak, Rabu, setelah dolar AS melemah, karena kekhawatiran atas kenaikan inflasi dan masalah rantai pasokan meningkatkan daya tarik logam  safe-haven  itu.
Harga emas di pasar spot naik 0,9% menjadi USD1.785,25 per ounce pada pukul 01.00 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Rabu (20/10) atau Kamis (21/10) dini hari WIB. Emas berjangka Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Desember ditutup menguat 0,8% menjadi USD1.784,90 per ounce.
Dolar merosot, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang asing.
"Ada kekhawatiran global tentang apa yang terjadi dengan krisis pasokan dan kurangnya tindakan dari Federal Reserve. Sepertinya The Fed berada dalam kondisi yang sulit terkait inflasi," kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures.
"Dengan masalah rantai pasokan dan inflasi, bagaimana saham akan terus mencapai level tertinggi yang baru?" tutur Haberkorn, menambahkan bahwa "ada pelarian menuju tempat yang aman ke emas yang akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan."
Gubernur The Fed Christopher Waller, Selasa, mengatakan jika inflasi terus meningkat pada kecepatan saat ini dalam beberapa bulan ke depan, pembuat kebijakan mungkin perlu mengadopsi "respons kebijakan yang lebih agresif" tahun depan.
Emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, meski pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah, meningkatkan  opportunity cost  untuk menahan logam kuning yang tidak memberikan bunga.
Juga mendorong emas, imbal hasil US Treasury 10-tahun menyusut setelah mencapai level tertinggi lima bulan di awal sesi.
Analis StoneX, Rhona O'Connell, mengatakan emas akan melihat perubahan dalam kisaran setelah menembus level kunci USD1.800 per ounce, menambahkan bahwa risikonya terletak pada sisi atas menjelang festival Diwali India dan dengan permintaan yang stabil di China.
Logam lainnya, platinum melesat 1% menjadi USD1.050,50 per ounce. Paladium merosot 1,2% menjadi USD2.072,71 per ounce.
Perak melambung 2,9% menjadi USD24,34 per ounce, setelah mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu bulan. (ef)

Sumber : Admin